Paus Fransiskus tiba untuk merayakan misa di Stadion Nasional Bahrain di Riffa, dekat ibu kota Manama/Net |
Merayakan Misa publik
bersama 28.000 jemaat di Stadion Nasional Bahrain pada Sabtu (5/11), Paus
mengirimkan pesan bahwa "kekuatan besar tidak datang dari kekuatan
kekerasan, tetapi dari cinta".
Pemimpin 1,3 miliar
umat Katolik dunia itu melakukan kunjungan keduanya ke kawasan Teluk dan akan
berada di Manama hingga Minggu (6/11) waktu Bahrain.
Dalam homilinya yang ia
sampaikan kepada ribuan umat yang larut dalam suasana emosional, Paus berbicara
tentang bentrokan harian antara terang dan kegelapan, dan mendesak orang-orang
untuk memilih mengutamakan dialog daripada balas dendam dalam hubungan
sehari-hari dan dalam berurusan dengan dunia.
“Reaksi yang murni
manusiawi akan membatasi kita untuk mencari 'mata ganti mata, gigi ganti gigi,'
tapi itu akan menuntut keadilan dengan menggunakan senjata kejahatan yang sama
yang digunakan pada kita,” ujarnya.
Homilinya difokuskan
pada perdamaian saat ia mengulangi pesan bahwa gesekan dan konflik dapat
diselesaikan dengan kebaikan.
“Dan kedamaian tidak
dapat dipulihkan jika kata kasar dibalas dengan yang lebih keras lagi, jika
satu tamparan mengarah ke tamparan lainnya. Tidak, kita perlu melucuti senjata,
memutus rantai kejahatan, memutus spiral kekerasan, dan mengakhiri kebencian,
keluhan, dan rasa mengasihani diri sendiri,” katanya.
“Kita harus tetap
mencintai, selalu,” lanjut Paus.
Paus kemudian meminta
jemaat yang hadir untuk memecahkan batas-batas keluarga, teman dan bangsa dalam
menyebarkan pesan koeksistensi.
“Apa yang terjadi jika
mereka yang jauh mendekati kita, jika orang asing, yang berbeda atau menganut
kepercayaan lain, menjadi tetangga kita?” ujarnya.
Ribuan orang yang
berkumpul untuk Misa telah mengantre sebelum jam 2 pagi untuk naik bus yang
membawa mereka ke stadion.
Mayoritas dari mereka
yang hadir berasal dari Bahrain, hampir 3.000 berasal dari Arab Saudi, 140 dari
Qatar, 470 dari Kuwait, 190 dari Oman dan UEA, dan 400 dari seluruh dunia.
“Saudara dan saudari
terkasih, hari ini saya berterima kasih atas kesaksian Anda yang lembut dan
penuh sukacita untuk persaudaraan, karena Anda telah menjadi benih cinta dan
perdamaian di tanah ini,” kata Paus.
“Begitulah tantangan
yang disajikan Injil setiap hari kepada komunitas Kristen kita dan kepada kita
masing-masing," ujarnya.