Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Irjen Pol Johni Asadoma. |
"Masyarakat sebagai
tuan yang harus dilayani, sehingga setiap anggota Polri wajib menunjukkan sikap
penuh sopan santun dan tetap menjaga etika dalam melaksanakan tugas
pengabdian," demikian pnegasan Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma
dalam amanat memimpin apel gelar pasukan persiapan pengamanan KTT
G-20 di Lapangan Mapolda NTT, Kamis 10 Oktober 2022.
Johni Asadoma
menegaskan kepada semua personel yang
memegang senjata api (senpi) hanya digunakan dalam kondisi darurat.
"Senpi digunakan
sebagai pilihan terakhir dalam kondisi darurat dan terpaksa dengan tujuan untuk
melindungi diri dari serangan musuh yang mengancam nyawa dan keselamatan dari
anggota Polri bersangkutan," tegas Mantan Kadis Hubinter Polri tersebut.
Berkaca dari kasus
penembakan anggota Polri terhadap DPO Polres Belu, Polda NTT telah menindak
tegas anggota tersebut.
"Kami telah
memproses anggota tersebut dengan menempatkannya tahanan khusus Bidang Propam
Polda NTT untuk menjalani proses hukum kode etik," tambah Kapolda Asadoma.
Pihaknya juga
mengingatkan semua personel lalu-lintas untuk tidak melakukan pengejaran
terhadap para pelanggar lalu-lintas.
"Apabila melihat
pelanggar lalu-lintas di depan mata, jangan langsung mengejar sampai ke dalam
gang-gang karena sudah tidak zamannya lagi dan para pelanggar mungkin lolos
saat itu, tapi pasti akan tertangkap di lain waktu," pinta Asadoma.
Pihaknya meminta
kehadiran semua anggota Polri memberikan dampak positif dan mengutamakan
pengabdian tulus ikhlas dalam melayani masyarakat. * flores.tribunnews.com