Mega bintang Argentina
itu, kini sedang dalam perburuan trovi Piala Dunia untuk pertama kalinya. Ini
adalah momen Messi untuk membuktikan dirinya untuk membawa pulang trovi
bergengsi itu.
Tercatat, Messi
memiliki karier gemilang, memenangkan 10 gelar liga Spanyol, satu gelar liga
Prancis, empat Liga Champions, Copa America 2021, dan rekor tujuh penghargaan
Ballon d’Or yang diberikan kepada pemain terbaik dunia setiap tahun.
Tapi, tidak seperti
pemain hebat sepanjang masa lainnya seperti Pele dari Brasil atau Diego
Maradona dari Argentina, pemain berusia 35 tahun itu belum mampu memenangkan
hadiah terbesar turnamen terbesar antar bangsa itu.
Kesempatan ini adalah
terakhir baginya untuk mengulang kembali kejayaan yang pernah ditorehkan oleh
legenda Argentina Diego Maradona.
Sedangkan Maroko memili
jalan terjal untuk melaju ke fase selanjutnya. Pasalnya Maroko harus berhadapan
dengan juara bertahan Prancis. Namun Maroko juga memiliki materi pemain yang
merumput di liga elite Eropa.
Hakim Ziyech dari
Chelsea dan Achraf Hakimi dari Paris St-Germain menjadi ujung tombak da harapan
untuk mencapai final.
Kesuksesan mereka
dibangun dengan pertahanan baja dan tingkat kerja keras tanpa henti. Tidak ada
satu pemain lawan pun yang mencetak gol melawan Maroko sejauh ini di Qatar.
Mereka hanya kebobolan sekali, gol bunuh diri melawan Kanada.
Mereka juga telah
menjadi tim kuda hitam Afrika yang banyak mendapat perhatian dan dukungan sebab
berhasil menumbangkan tim besar sekelas Spanyol.
Prancis dijadwalkan
akan berjumpa Maroko pada Kamis, 15/23/22 mendatang. Les Bleus memiliki tugas
yang berat untuk mempertahankan gelar. Mereka ingin mengikuti jejak Brasil 60
tahun lalu (pada 1962) berhasil mempertahankan gelar Piala Dunia.
Dalam beberapa tahun
terakhir pemegangnya gelar kesulitan untuk mempertahankan. Tim seperti Italia,
Spanyol, dan Jerman semuanya tersingkir lebih awal sebagai juara bertahan
selama 12 tahun terakhir, tetapi Prancis telah membuang kutukan itu.
Kemenangan hari Sabtu
atas Inggris berarti mereka menjadi juara bertahan pertama sejak Brasil, pada
1998, yang mencapai semifinal.
Manajer Didier
Deschamps, bagaimanapun, berkonsentrasi pada Maroko.
Selanjutnya Kroasia
datang dengan kepala tegak, optimis akan menyingkirkan Argentina di Semi Final.
Hal ini akan mengulangi final 2018, Prancis kontra Kroasia.
Kroasia kembali ke
empat besar setelah menunjukkan performa yang luar biasa. Dengan mengalahkan
Denmark dan Rusia melalui adu penalti dalam perjalanan ke final empat tahun
lalu dan tahun ini melalui adu penalti melawan Jepang dan Brasil.
Ujung tombak Kroasia,
Luka Modric memiliki penampilan yang luar biasa di semua fase. Gelandang tengah
berusai 37 tahun itu terlihat tampil prima di waktu normal hingga tambahan
waktu.
Kroasia pernah
mengalahkan Argentina 3-0 di fase grup Piala Dunia 2018. Statistik ini akan
menguntungkan Kroasia, namun diharapkan untuk tidak meremehkan tim asal Amerika
Latin itu.*