Inspiratif! Ansy Lema Bentuk Kampung Pisang di Kabupaten Malaka NTT, Inilah Tujuannya!

Inspiratif! Ansy Lema Bentuk Kampung Pisang di Kabupaten Malaka NTT, Inilah Tujuannya!

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka, Januaria Maria Seran didampingi Peneliti Ahli Madya BRIN Dr Bernardus De Rosari bersama staf ahli dari anggota DPR RI Komisi IV Ansy Lema pose bersama usai menyerahkan anakan pisang kepada petani Desa Wemeda. (victorynews.id/Wilfrid Wedi)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Kabupaten Malaka adalah wilayah penghasil pisang terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Demi mendukung pengembangan daerah perbatasan tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema membentuk kampung pisang seluas 10 hektare di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka.

“Malaka adalah beranda depan Republik Indonesia. Saya memiliki perhatian penuh untuk Malaka agar menjadi daerah perbatasan yang maju dan sejahtera. Kampung Pisang adalah salah satu upaya nyata saya untuk membangun Malaka,” ujar Ansy Lema.

Ia mengatakan itu dalam kata sambutan Bimbingan Teknis (Bimtek) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dengan tema 'Peningkatan Kapabilitas Petani/Pelaku Usaha Hortikultura' di aula Hotel Cinta Damai, Betun, Senin (19/12/2022).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), menurut Ansy, pisang adalah komoditas buah unggulan di NTT.

Pisang adalah buah-buahan tahunan dengan produksi terbesar tahun 2021 dengan angka mencapai 2.364.974 kuintal.

“Kabupaten Malaka adalah kabupaten dengan produksi pisang terbesar di NTT dengan produksi sebesar 667.701 Kuintal tahun 2021. Karena itu, berbagai upaya untuk memajukan komoditas pisang yang bernilai tambah di Kabupaten Malaka sangat perlu dilakukan, termasuk bimbingan teknis (bimtek) seperti hari ini,” terang Politisi PDI Perjuangan tersebut.

Melihat potensi pisang yang besar di Malaka, bekerja sama dengan Ditjen Hortikultura, Ansy memberikan bantuan 10.000 anakan pohon pisang jenis kepok kultur jaringan seluas 10 hektare kepada lima kelompok tani di Desa Wemeda.

10.000 anakan tersebut diberikan beserta pupuk NPKorganik, dan dolomot untuk mendukung tumbuh kembang pisang.

Ansy menerangkan masyarakat Malaka harus bisa mengolah pisang menjadi buah yang bernilai tambah. Tidak hanya sekadar tanam, petik, lalu jual, tetapi tanam, petik, olah, dan jual.

“Pisang adalah jenis buah yang bisa diolah menjadi beraneka ragam produk, seperti keripik pisang, pisang molen, dan bolu pisang. Dengan berbagai macam bentuk pengolahan pisang, Malaka bisa menjadi daerah yang berkembang dan sentra pisang ke depan,” pungkas Ansy.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka Januaria Maria Seran menambahkan bahwa Malaka adalah wilayah yang tepat untuk dijadikan Kampung Pisang.

Kerja sama atau sinergi antara pemerintah daerah Malaka dan pemerintah pusat yang dijembatani oleh Ansy Lema selaku Anggota Komisi IV DPR RI adalah upaya yang perlu dilakukan.

“Saya berterima kasih kepada Pak Ansy yang telah berjuang untuk Malaka. Kerja sama seperti ini ke depan sangat dibutuhkan untuk membangun Malaka,” papar Januaria.

Di sisi lain, Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Bernardus De Rosari menyebutkan bahwa arah pengembangan pisang ke depan harus beralih ke semi komersil, bisnis, dan jual olahan. Ini adalah produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Pisang memiliki nilai ekonomi bagi rumah tangga tani dan juga nilai sosial budaya bagi masyarakat Malaka. Pengembangan pisang ke depan harus ke arah UMKM yang menjual olahan,” imbuh Bernardus.*** victorynews.id




 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama