Messi, Filsuf dari Argentina? (Dunia Filsafat dan Bola Kaki)

Messi, Filsuf dari Argentina? (Dunia Filsafat dan Bola Kaki)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Dunia mengenal Messi sebagai pesepak bola. Ia dijuluki dengan macam-macam gelar, seperti “the GOAT, the Lion etc”. Tapi mungkinkah Messi kita beri julukan sebagai seorang Filsuf? Mengingat, Messi tidak hanya bermain menggunakan ototnya tapi juga otak.

Mourinho menyebut Messi sebagai seorang “Genius”. Ia adalah seorang arsitek lapangan hijau sejati. Ia tahu kapan menyerang, kapan bertahan. Ia mengamati posisi lawan secara teliti, mengkalkulasi segala kemungkinan dan boom, kejutan demi kejutan menghantui lawan-lawannya. Lantas, layakkah Messi dinobatkan sebagai Filsuf dan kemanakah arah kiblat kefilsufannya?

Kalau berkiblat pada filsuf klasik seperti Aristoteles dan Plato, Messi tampak bersinggungan dengan filsafat mereka. Sebagai seorang arsitek lapangan hijau, Messi tidak selalu mengandalkan kekuatan fisik semata, tapi sebuah idea Platon memerciki seluruh aksinya. Meski berbeda dengan Platon, Messi tidak menganggap permainan bola sebagai sebuah mimesis, semacam peniruan dari sebuah ide, sehingga seolah-olah sepak bola sendiri tidak dianggap sebagai laga yang riil, palsu dan tidak otentik.



Messi condong kepada sang murid Aristoteles yang menganggap idea dan tindakan adalah dua hal yg saling mengandaikan, berpikir dan bermain adalah satu kesatuan peristiwa. Hal itu tampak dalam banyak laga yang dilawatinya. Sesekali Messi berjalan santai, monoleh kiri dan kanan, mengamati dan kemudian mengakhiri dengan sentuhan yang akurat. Ia seperti Kant yang disiplin dalam berpkir dan bertindak.

Tak bisa dibayangkan kalau Messi berguru pada Nietzche. Tuhan saja ia singkirkan, apalagi bola kaki. Bagi Nietzche, bola kaki, apapun meriahnya, tetap berakhir dengan kesia-siaan. Begitu banyaak fanatisme irasionalitas manusia yang tercermin dalam sepak bola. Tampak beberapa pertandingan berakhir dengan kekalahan tragis dan bahkan berujung pada korban nyawa. Kita ingat tragedi kenjuruhan 1 Oktober 2022 mengekibatkan 125 orang meninggal.

Memelintir Nietzche “Football is dead”. Keresahan itu tentu bagi Messi terlalu berlebihan. Seperti gurunya Plato dan Aristoteles, bola kaki menolak nihilism semcam itu. Bola kaki adalah seni memadukan akal dan pikiran ke dalam tindakan.

Marx tentu berbeda lagi. Mengamati perkembangan bola terkini, tentu saja Marx kesal sebab bola kaki cendrung komersil. Bola kaki menjadi ladang kapitalisme baru. Dalam sebuah wawancara dengan Piers Morgan, Ronaldo melihat kecendrungan komersialisasi kapitalistik ini sebagai ancaman terhadap bola kaki di masa depan. Now football is a business, tegas Ronaldo. Tidak sedikit pemain dieksplotasi tenaganya. Sempat tercium, Club mewah seperti Paris melanggar beberapa aturan dasar berkaitan dengan standar pembelian pemain, termasuk pembelian Messi.

Terlepas dari semua itu, Messi kini keluar sebagai filsuf paruh baya yang akan menjadi kiblat semua pecinta bola kaki. Ia telah mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai penerima Ballon D’or tujuh kali. Ia memenangkan banyak kompetisi, Liga, Champions, Copa America. Kini ia punya kesempatan untuk memenangkan hati para penggembarnya dalam perhelatan Piala Dunia yang kini memasuki Fase per-empat final melawan Kroasia. Sebagai seorang Filsuf, Ia kini sedang berfilasafat di atas lapangan hijau, menuliskan sekian banyak kisah keajaibannya dalam dunia sepak bola yang akan diwariskan kepada dunia.*

Artikel ini telah dipublikasikan di bulir.id dengan judul Messi, Filsuf dari Argentina?


*Gregorius Sukur merupakan alumnus Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK ) Ledalero. Kini ia sedang menceburkan diri menjadi penabur benih kebijaksanaan di salah satu Universitas di kota Semarang.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama