Mo Salah Membuat Salah, Problem Ucapan Perayaan Natal

Mo Salah Membuat Salah, Problem Ucapan Perayaan Natal


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Tindakan Salah itu menimbulkan tidak sedikit reaksi, bahkan aktor asal Turki, Celal Al ikut berkomentar pada unggahan tersebut. Sebab bagi mereka, tidak patut seorang muslim merayakan, bahkan mengucapkan selamat Hari Natal. Bagi mereka, ini bertentangan dengan akidah agama tersebut.

Orang menjadi cemas dan takut karena berhadapan dengan atribut-atribut agama tertentu. Padahal atribut bukan bagian dari ajaran atau dogma iman agama tersebut. Dalam pemahaman penulis, atribut berkaitan erat dengan dimensi luar dari iman bukan dimensi batiniah yang berkaitan dengan penghayatan iman tertentu.

Problem ini menjadi problem tahunan di negeri kita juga, sebab di setiap perayaan natal seringkali atribut-atribut natal sampai pada ucapan pun dipersoalkan oleh sebagian orang. Hal ini kemudian memunculkan semacam phobia natal.

Phobia semacam itu, bukan tanpa alasan. Sebab relasi sosio historis Islam-Kristen mengalami pasang surut dengan konflik berkepanjangan dari masa ke masa.

Terdapat monopoli tafsir kebenaran yang menyebabkan relasi antar keduanya menjadi runyam. Monopoli ini pun pada gilirannya mendominasi penganutnya sehingga penganut dan kemanusiaannya dialienasi dari keduniawiannya yang otentik.

Kedua agama tersebut terlalu memusatkan diri pada keselamatan jiwa umatnya. Bagi penganut yang menelan mentah doktrin agama tersebut, yang penting tidak lagi manusia nyata melainkan agama. Agama menjadi lebih penting dibanding penghargaan terhadap relasi kehidupan di dunia nyata.

Immanuel Kant kemudian mempertegasnya dengan membedakan dua jenis agama, kultis dan moral. Baginya, agama kultis berorientasi pada pencarian akan kemurahan Tuhan. Hal utama dalam agama ini adalah doa dan harapan, bukan tindakan.

Agama ini terarah secara mutlak kepada penyembahan kedaulatan Tuhan dan karena itu berciri dogmatis. Obsesinya adalah mengetahui apa yang dilaksanakan Tuhan terhadap dunia dan sejarah.

Sedangkan jenis yang kedua sebagai agama moral, yakni agama yang tertuju kepada perubahan sikap manusia dan masyarakat menuju kebaikan. Moralitas menjadi intensi dasar agama.

Agama ini tidak berspekulasi mengenai apa yang telah dilaksanakan Tuhan demi keselamatannya, melainkan apa yang harus dilakukan manusia agar pantas untuk diselamatkan. Pengetahuan tentang Tuhan tidak menjadi prioritas.

Hal ini mau menunjukkan kepada semua penganut agama bahwa manusia perlu menggunakan kesadaran kritisnya untuk menemukan dan menentukan apa yang perlu dilakukan. Oleh karenanya, ia menekankan moralitas sebab yang diinginkan adalah perubahan sikap penganut menuju kebaikan.

Yang paling penting adalah kemanusian. Sebab kemanusiaan mendahului agama. Melalui relasi dengan manusia, kita dapat menemukan Allah yang disembah di dalam agama-agama.

Mo Salah telah memberikan gambaran yang benar. Sebab bagi Salah semua kebaikan itu rasional untuk dilaksanakan karena dengan cara itu manusia menjadi manusia bagi sesamanya.

Secara rasional, mengenakan atribut agama tertentu tidak berarti keimanan seseorang pun ikut larut bersama atribut tersebut. Tetapi jauh dari itu, Salah mau menunjukan bahwa, atribut merupakan bahasa universal yang tak memiliki identitas. Oleh karena itu siapa pun berhak mengenakannnya sebab atribut melampaui tembok agama dan kebudayaan.

Manusia perlu memandang sejarah dan masa depannya dengan cara yang sama sekali baru. Kemajuan kesadaran itu sejatinya meyakinkan para penganut untuk melihat masa lalu sebagai sebuah kesalahan dan membangun masa depan yang penuh kedamaian.

Kita perlu menyudahi perdebatan dengan membangun dialog yang berkesadaran. Sebab hanya dengan dialog itulah kita dapat menemukan kehadiran Allah melalui sesama yang berbeda.

Salah mungkin salah dalam menjalankan akidah agamanya tetapi Salah tak salah dalam menyampaikan pesan moral.*





 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama