Menurut Natalius Pigai,
sebagai orang Islam, harusnya Jokowi tak
perlu masuk ke dalam geraja saat Misa. Menurutnya Jokowi bisa saja menunggu di
luar gereja.
"Sebagai orang
Katolik saya mengecam Presiden Jokowi. Datang saat perayaan Ekaristi Maha Kudus
di Altar Kudus," tulis Pigai di akun Twitternya.
"Bagaimana pun
Jokowi orang Islam, tidak elok masuk Gereja saat Misa kecuali jika di halaman
Gereja, Anda bukan Tuhan Allah. Ini rumah Allah yang Kudus," tuturnya.
Jokowi meninjau
pelaksanaan ibadah Natal di Gereja Katedral Kota Bogor. Pada pidatonya, Jokowi
mengajak para jemaat untuk mempererat persaudaraan.
Misa sendiri merupakan
perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik Roma, Gereja
Ortodoks Ritus Barat, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, serta
beberapa Gereja Lutheran.
Cuitan Pigai tersebut
sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"Terganggunya
rangkaian kegiatan ibadah tidak akan menghapus nilai dari ibadah itu sendiri.
Pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan, lebih bisa diterima dengan hadirnya
presiden ketimbang khotbah tanpa praktik di masyarakat," komentar
warganet.
"Kehadiran pejabat
yang beragama lain atau penjagaan dari ormas seperti Banser saya yakin
mengurangi kesakralan ibadah. Toleransi yang kebablasan, toleransi cukup
menghargai dengan tidak menggangu ibadah agama lain," imbuh warganet
lain.
"Maaf pendeta atau
Romo gereja Anda mempersilahkan Pak Jokowi sebagai Presiden RI untuk hadir,
aneh Anda yang malah ribet Presiden RI milik semua rakyat dan tidak memandang
SARA, perlu belajar lagi adab rupanya," tambah warganet lain.
"Ini toleransi
kebablasan," tulis warganet di kolom komentar.
"Saya katolik,
saya tidak masalah dengan hal itu. Ada imam yang punya wewenang untuk itu, yang
pasti sudah mempertimbangkan kepentingan ekaristi dan altar kudus," timpal
lainnya. *** suara.com