Ketujuh saksi itu diperiksa personel
Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Belu.
"Awalnya diperiksa
lima orang sebagai saksi. Tapi kemarin ada periksa lagi dua orang, sehingga sampai saat ini sudah
tujuh orang saksi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas)
Kepolisian Daerah (Polda) NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, kepada
Kompas.com, Minggu (18/12/2022).
Melansir Kompas.Com,
Ariasandy menambahkan, dua saksi yang diperiksa
merupakan pekerja di warung makan dan pegawai di tempat pembuatan tahu.
Polisi juga kembali
memeriksa pelapor, Petrus Watu (30), warga Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman,
Kabupaten Malaka.
Pemeriksaan tambahan
itu untuk mendalami keterangan Petrus Watu yang sebelumnya menyebut potongan
jari manusia itu ditemukan dalam tahu di sayur lodeh tersebut.
Pemeriksaan, kata
Ariasandy, dilakukan untuk
mendapatkan rangkaian kejadian yang lebih jelas dari peristiwa itu.
Sebelumnya, Petrus Watu
(30), warga Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara
Timur (NTT), mendatangi Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Tasifeto Timur.
Dia melaporkan
potongan jari manusia yang ditemukan dalam sayuran yang hendak disantapnya.
"Sayur lodeh tahu
itu dibelinya di warung makan Al milik YKD, di Dusun Baulenu, Desa Manleten,
Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Kamis (8/12/2022) siang," kata
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy,
kepada Kompas.com, Minggu (11/12/2022).
Ariasandy menyebut,
Petrus menyantap sayur lodeh untuk makan siang yang dibeli Dion Klau dan Isto
Foa di warung makan tersebut.
Kirim ke Jakarta
Sementara itu, petugas
dari Bidang Kedokteran
dan Kesehatan (Bidokkes) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), telah
mengirim potongan jari manusia dalam sayur lodeh ke Jakarta.
Ahli forensik Rumah
Sakit Bhayangkara Titus Uli Kupang, NTT Eddi Hasibuan mengatakan, potongan jari
itu sudah dikirim ke Laboratorium DNA Pusdokkes Mabes Polri di Jakarta.
"Potongan jari ini
kita kirim untuk pemeriksaan lanjutan," kata Edi kepada sejumlah wartawan,
Sabtu (17/12/2022) petang melansir Kompas.Com Minggu 18 Desember 2022.
"Tadi pagi sudah dikirim
oleh dokter Wily ke Laboratorium Pusdokkes dengan pesawat Batik," sambung
Edi.
Edi menjelaskan, meski
telah diperiksa pihaknya belum bisa mengidentifikasi.
"Nantinya, dari
Pusdokkes melakukan profile DNA, guna mematikan milik pria atau wanita,"
kata Edi.
Dia menyebut, potongan
jari manusia orang dewasa itu sudah mengecil dan berwarna hitam dengan panjang
1,5 sentimeter.
Edi menduga, jari yang
ditemukan itu merupakan potongan dari ibu jari dan telunjuk.
"Tentunya ini
hanya dugaan saja bagian ibu
jari atau jari telunjuk. Tapi lebih jelas nanti diungkap oleh Pusdokkes
Polri," kata dia.
Hasilnya, lanjut Edi,
sekitar tiga minggu bahkan satu bulan, karena daging dan kuku masih melekat
tapi sudah mengecil dan mengering.
Sebelumnya diberitakan,
Petrus Watu (30), warga Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka,
Nusa Tenggara Timur (NTT), mendatangi Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek)
Tasifeto Timur.
Dia melaporkan potongan
jari manusia yang ditemukan dalam sayuran yang hendak disantapnya.
"Sayur lodeh tahu
itu dibelinya di warung makan Al milik YKD, di Dusun Baulenu, Desa Manleten,
Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Kamis (8/12/2022) siang," kata
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy,
kepada Kompas.com, Minggu (11/12/2022).
Ariasandy menyebut,
Petrus menyantap sayur lodeh untuk makan siang yang dibeli Dion Klau dan Isto
Foa di warung makan tersebut.
Polisi Kesulitan
Sebelumnya, satuan
Reskrim Polres Belu belum dapat mengungkapkan identifikasi terhadap sidik jari
dari potongan sidik jari yang ditemukan dalam sayur lodeh dari sebuah warung
makan di Desa Manleten, Kecamatab Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
Kepada POS-KUPANG.COM,
Kamis 15 Desember 2022, Kasat Reskrim Polres Belu, Iptu Djafar Awad Alkatiri
mengatakan kondisi potongan jari manusia yang ditemukan dalam sayur lodeh hanya
setengah yang membuat penyidik kesulitan untuk identifikasi menggunakan sistem
tes sidik jari.
Djafar menambahkan,
metode sidik jari tidak akan maksimal hasilnya dan bahkan tidak bisa terbaca
alur sidik jarinya sebab potongan jari tidak utuh.
Terhadap potongan
jari tersebut, penyidik telah koordinasi dengan tim forensik dari Rumah Sakit
Bhayangkara Kupang, Titus Uly Kupang agar dapat mengidentifikasi potongan jari
manusia yang saat ini diamankan di Puskesmas Manleten, Kecamatan Tasifeto
Timur, Kabupaten Belu.
Pihaknya berharap upaya
tes yang dilakukan tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara tersebut dapat
mengungkap identitas pemilik potongan jari manusia yang masih berkuku tersebut.
Dia menyatakan, saat
ini, selain akan melakukan koordinasi dengan tim forensik, penyidik masih
melakukan pendalaman terhadap terhadap keterangan saksi-saksi untuk mengungkap
asal usul dan identitas pemilik potongan jari manusia tersebut.
Sebelumnya, Temuan jari
manusia dalam sayur
lodeh ini pertama kali terungkap setelah dua orang warga Desa Manleten,
Kecamatan Tasifeto Timur membeli makanan yang mereka pesan di warung.
Kapolsek Tasifeto
Timur, Ipda Mahrim, membenarkan kejadian ini. Menurut dia, hal ini telah
dilaporkan ke Polsek Tasifeto Timur oleh seorang warga bernama Petrus Watu
(30), warga Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka.
Pada saat mengambil
sayur untuk dimakan, Watu kaget karena melihat sepotong daging ujung jari kuku
manusia, yang tercampur pada sayur itu.
Pihaknya menduga
potongan jari yang berkukuh tersebut adalah milik orang dewasa, akan tetapi
belum diketahui secara pasti dan dokter dari Puskesmas Manleten telah
memeriksanya dan memastikan bahwa potongan jari tersebut identik dengan
potongan jari manusia dewasa.
Hingga saat ini, polisi
telah memeriksa lima orang saksi baik dari pemilik warung makan, pekerja di
tempat pembuatan tahu, dan serta pelapor.***