Perhatikanlah kalimat
terakhir: absolusi dalam Ritus Tobat tidak memiliki kuasa pengampunan seperti
dalam Sakramen Tobat. Untuk mengerti kalimat ini sebaiknya kita tidak
memisahkan Ritus Tobat tersendiri, terlepas dari Sakramen Ekaristi seutuhnya.
Karena itulah Ritus Tobat tidak bisa disetarakan dengan Sakramen Tobat baik
yang pribadi maupun umum.
Sebagai bagian
Ekaristi, Ritus Tobat berfungsi mempersiapkan umat agar dengan hati murni dan
bersih dapat mendengarkan dan menyambut Tuhan dalam Ekaristi. Dengannya, kita
mengakui dosa kita dan menyesalinya di depan umum, artinya di hadapan Gereja
yang berkumpul, seperti kata imam: agar kita layak merayakan peristiwa keselamatan.
Peristiwa keselamatan itulah yang memberikan kepada kita pengampunan dosa.
Jadi memang ada
pengampunan dosa melalui Ekaristi? Benar. Ada 4 sakramen yang memberi efek
pengampunan dosa: Pembabtisan yang membersihkan kita dari dosa asal dan dosa pribadi
sebelum dibaptis, Ekaristi dan 2 sakramen penyembuhan yaitu Sakramen Tobat (=
Sakramen Pengakuan, Rekonsiliasi, atau Pengampunan) dan Sakramen Pengurapan.
Mengenai pengampunan
dalam Ekaristi dapat dibaca no 1393 Katekismus Gereja Katolik: “Komuni memisahkan
kita dari dosa. Tubuh Kristus yang kita terima dalam komuni, telah “diserahkan
untuk kita” dan darah yang kita minum, telah “dicurahkan untuk banyak orang
demi pengampunan dosa”. Karena itu Ekaristi tidak dapat menyatukan kita dengan
Kristus, tanpa serentak membersihkan kita dari dosa yang, telah dilakukan dan
melindungi kita terhadap dosa-dosa baru.”
KGK 1394 menyebut bahwa
penerimaan komuni membuat cinta kita ditumbuhkan kembali. “Cinta yang
dihidupkan kembali ini menghapus dosa ringan. Bdk. Konsili Trente: DS 1638.”
Yang dihapuskan dalam perayaan Ekaristi adalah dosa-dosa ringan saja. Dosa
ringan tidak memisahkan kita sepenuhnya dari Tuhan, karena itu diampuni oleh
penerimaan Tubuh dan darah Kristus. Sedangkan dosa-dosa berat yang menghilangkan
rahmat baptisan dan melukai persekutuan Gereja dihapuskan melalui Sakramen
Tobat (lih. KGK 1446).
Perbedaan antara Ritus
Tobat dalam Ekaristi dan Sakramen Tobat juga nampak dalam rumusan absolusi.
Dalam Sakramen Tobat, imam memberikan pernyataan afirmatif, sambil memberikan
tanda salib: “… Maka saya melepaskan saudara segala dosa dalam nama Bapa
dan Putera dan Roh Kudus. Amin.” Sebaliknya dalam Ritus Tobat, imam memakai
kata-kata doa: Semoga Allah yang mahakuasa dan maharahim mengampuni
dosa-dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal. Imam tidak memberikan
tanda salib saat mengucapkannya, dan dipakai ungkapan doa, justru karena karena
mengarahkan kita pada Sakramen Ekaristi sebagai misteri keselamatan. Di situlah
kurban Kristus dihadirkan kembali serentak dengan buahnya.
Apakah Sakramen Tobat
mengampuni hanya untuk dosa berat? Tentu saja tidak. Dosa ringan juga diampuni
dalam Sakramen Tobat. Banyak orang Katolik mengalami peristiwa konseling ketika
membawa semua dosanya dalam Sakramen Tobat dan memperoleh buah rahmat yang luar
biasa: merasakan kelegaan dan pelepasan, kebahagiaan dalam hidupnya dan yang
paling utama cinta kasihnya pada Tuhan dan sesamanya semakin hidup.
Source: hidupkatolik.com