Deputi Bidang Sumber
Daya Manusia (SDN) Aparatur Kementerian PANRB Alex Denni mengatakan, pihaknya
telah menggelar rapat bersama berbagai instansi demi merumuskan formula terbaik
sebagai solusi dari kebijakan tersebut. Dari diskusi tersebut, telah terlahir 4
opsi skenario.
"Mandatnya PP
(Peraturan Pemerintah) kan seperti kita dengan APEKSI, APKASI, dan APPSI sedang
merumuskan formula solusi terbaik. Ada 4 alternatif," katanya, saat
ditemui di Hotel Grand Sahid Raya, Jakarta Pusat, Jumat (27/01/2023).
Lebih lanjut Alex
menyebut, keempat opsi ini dikerucutkan berdasarkan hasil pembahasan dalam
rapat-rapat bersama kementerian dan instansi terkait. Beberapa di antaranya
opsi tersebut di antaranya tenaga honorer diangkat semua menjadi ASN dan
diangkat sebagian sesuai prioritas.
"Iya, ada
alternatif lain yang kemungkinan mengerucut adalah bagaimana risiko
pemberhentian seminimal mungkin, risiko anggaran membengkak seminimal mungkin,
itu yang lagi kita formulate ," ujarnya.
Alex mengatakan,
pihaknya tengah menggenjot proses diskusi ini demi menghasilkan opsi terbaik
dengan segera. Oleh karena itu, minggu depan, Kementerian PANRB akan kembali
menggelar rapat dengan asosiasi-asosiasi terkait.
"Mudah-mudahan
dalam waktu dekat, ini juga sudah disampaikan oleh Pak Menteri, solusi yang
digagas Pak Menteri sudah disampaikan ke Pak plPresiden untuk dapat responsnya
seperti apa baru kita kerucutin lagi," katanya.
Sementara saat ditanya
mengenai wacana pensiun dini massal yang tercantum dalam RUU ASN yang baru
diterbitkan akhir tahun lalu, Alex mengatakan, pihaknya belum melangsungkan
pembahasan menyangkut hal tersebut.
"Itu kan
hitung-hitungannya mesti mantap dulu. Kebutuhannya jangan sampai orangnya kita
pensiunin terus kita rekrut lagi," kata Alex.
Alex juga menekankan,
yang menjadi poin utama dari UU ASN tersebut bukanlah perihal efisiensi,
melainkan efektivitas. Karena itulah, ia menegaskan, pemangkasan tenaga kerja
tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Tidak dalam waktu
dekat. Orang kita mau persoalan non ASN aja belum selesai kita rekrut, masa ini
kita rekrut terus ASN-nya kita berhentiin. Tapi dikaji terus
kemungkinan-kemungkinannya," pungkasnya.
Sebagai tambahan
informasi, menyangkut 4 opsi ini juga sempat disinggung oleh Menteri PANRB
Abdullah Azwar Anas beberapa waktu lalu.
"Kita menyiapkan
sudah beberapa opsi. Ada empat opsi yang sedang kita siapkan. Pada waktunya
kalau sudah matang nanti akan kami sampaikan," kata Anas, saat ditemui di
The Westin Jakarta, Rabu (25/01/2023).
Kemudian bila ditarik
ke 2022 lalu, Anas juga pernah menyebut soal skenario yang tengah disiapkan
kementerian untuk mengantisipasi munculnya masalah saat penghapusan tenaga
honorer. Saat itu, ia telah menyiapkan 3 skenario.
"Jadi sebenarnya
warning untuk pengangkatan non-ASN ini sudah lama. Tapi ada fakta juga kalau
non-ASN ini tidak ada, pelayanan-pelayanan kita bisa terganggu di
kabupaten/kota," kata KemenPAN-RB Azwar Anas di Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2022).
Skenario pertama adalah
seluruh tenaga honorer diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN). Namun hal
tersebut dikatakan akan berdampak semakin beratnya beban negara.
Skenario kedua adalah
tenaga honorer diberhentikan seluruhnya. Dan skenario ketiga adalah tenaga
honorer diangkat menjadi ASN berdasarkan skala prioritas.
Sumber
: https://finance.detik.com