Simak! Nasib Tenaga Honorer Seluruh Indonesia dibahas oleh MenPAN RB dan BKN , Ini Harapan Warganet

Simak! Nasib Tenaga Honorer Seluruh Indonesia dibahas oleh MenPAN RB dan BKN , Ini Harapan Warganet



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Nasib tenaga honorer non-ASN, Menteri PANRB Azwar Anas duduk bersama BKN, Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) membahas penanganan tenaga non-ASN di Jakarta pada Rabu, 18 Januari 2023 untun membahas nasib tenaga honorer di seluruh Indonesia.

Dikutip Vagansa.com dari akun instagram resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi @kemenpanrb, Jumat 20 Januari 2023, tujuan pertemuan ini untuk menyamakan persepsi terhadap penyelesaian tenaga non-ASN, serta mendorong masing-masing instansi pemerintah dalam mempercepat proses pemetaan, validasi data, dan menyiapkan roadmap penyelesaian non-ASN.

Menteri Anas memastikan akan menggandeng semua pihak saat mengambil langkah berikutnya.

"Hari ini kita bertemu dengan teman-teman asosiasi, ada ketua asosiasi Provinsi, ada ketua asosiasi pemerintah kabupaten, keudian ada kepala BKN. Hari ini kita sedang exercise mencari alternatif terbaik, terutama untuk non ASN di seluruh Indonesia. dan mengerucut pada beberapa alternatif yang nanti akan dirumuskan ulang oleh tim dari teman-teman dari asosiasi provinsi, asosiasi kabupaten dan pemerintah seluruh kota di Indonesia," kata Menteri Anas.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Plt. Kepala BKN Bima Haria Wibisana, Ketua Umum APPSI (Gubernur Kaltim) Isran Noor, Ketua Dewan Pengurus APEKSI (Wali Kota Bogor) Bima Arya, dan Ketua Umum APKASI (Bupati Dharmasraya) Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

Pemerintah menyusun beberapa opsi yang nantinya akan disampaikan kepada parlemen. Beberapa alternatif itu segera didetilkan bersama tim dari provinsi, kabupaten, dan kota. Menteri Anas menegaskan pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi mencari alternatif terbaik, tanpa mengesampingkan sisi kemanusiaan dan pengabdian bagi tenaga honorer.

 “Kita tentu juga memasukkan faktor-faktor seperti harus terus terjaganya kualitas pelayanan publik. Insyaallah nanti opsi terbaik bagi semuanya yang akan dijalankan oleh pemerintah, dengan mempertimbangkan berbagai faktor,” ujarnya.

Ketua Dewan Pengurus APEKSI Bima Arya mengatakan, pertemuan kali ini menemukan titik terang untuk penataan tenaga non-ASN. Beberapa pandangan dari ketua asosiasi pemerintah daerah ini akan diturunkan menjadi regulasi yang diusahakan menguntungkan berbagai pihak. "Kami menetapkan bahwa proses ini harus diakselerasi, jadi kita optimistis," tegas Bima Arya, yang juga Wali Kota Bogor.

Pada prinsipnya, APPSI, APEKSI, dan APKASI mendukung regulasi yang telah disepakati. Berbagai aspek didiskusikan untuk menyusun regulasi ini, termasuk terkait keuangan.

Ketua Umum APKASI Sutan Riska Tuanku Kerajaan menerangkan regulasi yang akan disusun ini diharapkan menjadi solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. "Kita mencari win-win solution-nya, dan nanti koordinasi dengan kementerian terkait lagi khususnya keuangan yang harus bisa membuat daerah-daerah tidak tertekan untuk pembiayaan masalah non-ASN," ungkap Sutan yang juga bupati Dharmasraya.

Ketua Umum APPSI yang juga Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor menyampaikan sepakat untuk menyelesaikan pandangan dari berbagai pihak. “Tentu seperti pandangan bahwa kualitas pelayanan publik harus dijaga, ini semua kita bahas,” ujarnya.

Mengetahui bahwa KemenPANRB bersama BKN duduk bersama bahas nasib tenaga honorer non-ASN, warganet memberikan harapan dengan membanjiri akun Instagram @kemenpanrb. 

"Kasih aja gaji sesuai UMR. Klo diangkat ASN sampai kapanpun daerah akan sll ada honorer² baru lagi...dan bbrp thn kedepan honorer² pasti ad tuntutan² lg utk diangkat ASN . Krn dr tahun² sebelumnya jg begitu," tulis akun Instagram @_milasusiana.

"Semoga ada kabar gembira buat tenaga Non ASN aplg yg sdh bekerja slma puluhan tahun .....Amiin," komentar akun Instagram @fiefiezhie.

"Seharusnya dari kementerian keuangan juga duduk bersama .. jadi hasilnya jelas.. selama ini yang di keluhkan pemerintah pusat dan daerah adalah anggaran," tulis akun Instagram @rasudi_minggato.

"Kami menyarankan pola rekrutmen nya diambil alih sama pusat dgn metode pemberkasan secara online," komentar akun Instagram @risdiantosp76.

"Pikirkan juga tenaga keamanan, sopir, Cs yg sudah mengabdi lama di instansi / dinas malah kalah sama yg baru masuk karena posisinya di tekhnis..mereka tidak kena pendataan kasian malahan jadi tenaga outsourcing," tulis akun Instagram @wafrazasmi.

"Pendapat pribadi saya, alangkah lebih baik nya penyesuaian gajih saja yg di selsaikan, (misalnya sesuaikan dengan UMR di daerah nya masing masing), untuk masalah status tidak perlu tenaga honorer sampai harus jadi ASN. Namun jika Ada pembukaan ASN yg berstatus honorer dapat ikut serta dalam tes. Agar tujuan menjadi ASN atau PPPK tidak hanya untuk mereka yg sudah honorer tapi SDM SDM lain yg ingin menjadi ASN atau PPPK yg baru lulus SMA, kuliah atau belum ada pengalaman punya kesempatan mendaftar tes. Saya rasa selama ini problem honorer lebih ke masalah gaji, karna banyak sekali teman saya yg tenaga honorer baik itu guru, kesehatan atau umum gaji nya itu tidak selaras dengan beban kerja maupun tingkat pendidikan nya. Hanya sekadar berpendapat," komentar akun Instagram @dikki.apr.***

Sumber: menpan.go.id, Instagram @kemenpanrb



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama