"Koalisi perubahan
butuh kerja sangat keras di NTT agar Anies Baswedan bisa diterima dan dipilih
publik di NTT karena isu politik identitas yang
masih mengakar di persepsi publik," katanya saat dihubungi pada Selasa
(14/3/2023).
Menurutnya, isu politik
identitas yang dilabelkan pada Anies menjadi batu sandungan bagi Koalisi
Perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat, dan PKS. Isu itu harus
dibersihkan dari persepsi publik di NTT.
Ia menilai label itu
melekat di memori masyarakat NTT karena isu politik identitas yang dimainkan
dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu dan rivalitas yang melibatkan partai-partai
nasionalis dengan partai-partai kanan yang menjual isu identitas.
Bataona menilai bahwa
masyarakat NTT secara natural lebih dekat dengan partai-partai nasionalis
karena postur dan konfigurasi masyarakat NTT adalah multikultur.
"Inilah alasan
masyarakat tidak suka pada isu politik identitas dan praktek politik identitas
dalam model apa pun," lanjutnya.
Lebih lanjut, Bataona
menjelaskan bahwa secara kulturan dan psikologis mayoritas masyarakat NTT sulit
untuk mendukung Anies. Hal itu karena tingkat kesukaan dan penerimaan
masyarakat NTT pada Koalisi Perubahan lebih rendah dibadingkan terhadap KIB,
KIR, dan PDIP.
Pemilih di NTT secara
kultural dan psikologis, kata dia, berbeda karakternya dengan pemilih di daerah
lain seperti Jakarta, Banten, atau Jawa Barat. Perbedaan karakter secara
kultural nilah yang akan membuat jualan capres Koalisi Perubahan tidak mudah
diterima di NTT.
Karena itu, Koalisi
Perubahan harus bekerja keras dan mencari format-format isu kampanye yang
rasional dan masuk akal sebagai antitesis dari pelabelan isu politik identitas
pada Anies Baswedan.
Bataona mengatakan,
meskipun demikian, pilpres akan berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg).
Meskipun bersamaan tapi figur-figur yang diusung partai-partai Koalisi
Perubahan akan tetap dipilih masyarakat.
"Karena masyarakat
akan melihat rekam jejak juga kedekatan figur-figur tersebut dengan masyarakat.
Sehingga efek dukungan figur presiden tidak 100 persen men-downgrade posisi
partai Koalisi Perubahan terutama Nasdem dn Demokrat di NTT," katanya.
[ANTARA]