Ketika Harga Beras Naik-Jeritan Rakyat Kecil, Indikasi resesi?

Ketika Harga Beras Naik-Jeritan Rakyat Kecil, Indikasi resesi?



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Tercekik, itulah yang dirasakan masyarakat kecil. Kabar-kabar kenaikan harga beras memang sudah santer terdengar. Namun, kenaikannya juga luar biasa. Beras 10 kilogram yang tadi-tadinya di kisaran Rp 120.000 menjadi Rp 135.000 atau naik Rp 15.000.

Belum lagi ukuran kemasan beras di atasnya. Saya memprediksi harga yang naik bukan cuma beras. Akan menyusul harga sembako lainnya akibat efek domini kenaikan harga beras.

Megap-megap, itulah juga yang tengah yang dirasakan rakyat kecil. Harga-harga seperti pendaki gunung yang lupa turun. Sebagai orang yang berada di golongan abu-abu, tidak kaya dan tidak miskin. Saya bisa merasakan dan menyimpulkan bahwa telah terjadi resesi. Apa ukurannya?

Tidak usah pakai segala teori-teori ekonomi Adam Smith dan Keynesian yang canggih. Daya beli masyarakat jatuh bebas. Itulah ukuranya. PHK massal semakin kerap terjadi, lapangan kerja begitu sulit.

Indikator kasat mata itu cukup membuat kita semua menyimpulkan telah terjadi resesi meskipun hanya dirasakan masyarakat kalangan bawah dan kalangan abu-abu seperti saya. Yang dengan penghasilan saya, seharusnya saya tidak perlu berteriak dengan kenaikan harga-harga, namun banyak faktor yang menyebabkan saya ikutan teriak.

Pada suatu hari, saya mencoba naik angkot akibat mahalnya maxim mobil. Di tempat saya, kendaraan umum hanya dua jenis yaitu, maxim, grab, gojek, dan angkot. Dengan naik maxim, saya mengeluarkan Rp 65.000 sehari.

Naik angkot sambung-menyambung ditotal-total Rp 38 ribu sehari. Nah kembali, pada suatu hari di angkot tersebut, ada seorang ibu dengan keranjang yang berisi dagangan penuh turun di tempat tujuannya. Uangnya Rp 8.000, harusnya kembali seribu. Sopir angkot tidak punya kembalian.

"Gak apa-apa saya bayar delapan ribu," kata si ibu, dengan mata nanar.

Si sopir pun kasihan. Akhirnya ibu itu diberi uang kembalian Rp 2.000. Itu artinya, si ibu tadi hanya membayar Rp 6.000. Sopir itu juga menampakan wajah sendu. Maklum kenaikan harga BBM memukul kemampuan beli bensin mereka.

Saya jadi terpikir-pikir begitu menderitanya jadi orang kecil. Kebijakan yang belum terlalu berpihak kepada rakyat kecil, sungguh mengerikan. Kalau mau dirunut-runut, timbul pertanyaan penting dalam diri saya. Perlukah kenaikan BBM? Sungguh-sungguh perlu?

Saya banyak membaca banyak hal, baik koran dalam negeri maupun luar negeri. Buku-buku dan semua-semuanya serta menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. Perlukah BBM naik?

Kembali pembahasan naik tingginya harga beras, sungguh tidak beralasan. Impor tengah membanjiri pasar. Pemerintah sudah mengimpor 500 ton beras. Saat ini juga tengah panen raya. Mengapa harga beras justru melonjak naik? Apakah mafia-mafia beras masih terus merongrong rantai pasokan beras?

Pertanyaan-pertanyaan tidak berujung terus menukik-nukik di kepala banyak orang. Bagaimana melanjutkan hidup esok hari? Lusa? Entah, mari kita bertanya pada chat GPT yang begitu cerdas, tidak usah lagi bertanya pada rumput yang bergoyang sudah bukan zamannya lagi. Mungkin chat GPT bisa menghibur kita dengan jawaban-jawaban cerdasnya yang akademik.

Kalau saya pribadi mengatakan bahwa memang saat ini kita sudah resesi. Kita tidak berbicara tentang 400 ribu orang yang sangat kaya. Kita bicara tentang 270 juta masyarakat biasa yang tidak punya deposito dan saldo pas-pasan.

Kalau mayoritas merasakan bahwa daya beli turun dan harga-harga melangit, PHK massal di mana-mana. Memang resesi sedang berlangsung. Mau dipatahkan dengan segala teori-teori, arus modal yang masuk tinggi, investasi meroket tetap saja kenyataan di masyarakat berbicara lain.

Oleh karenanya, dibutuhkan daya tahan yang tinggi untuk melewati ini semua. Masyarakat cuma bisa berharap harga-harga jangan lama-lama naiknya. Berat, kami (rakyat kecil) tidak akan kuat!

***

Rai Loro Inan Bakiruk

Kateri, 08 Maret 2023

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama