Ia berteduh
karena suhu udara siang pukul 12.00 Wita itu menyengat kulit. Sinar mentari
rupanya menembus ubun-ubun wanita tua dengan wajah bergurat.
Tak lama berteduh,
Lengu kemudian kembali menapaki jalan menuju bukit. Napasnya menderu cepat di
umur yang kini 60 tahun.
Semangat dan tekadnya
mengalahkan umurnya. Pelan-pelan ia
terus naik dengan tangan kanannya memegang jeriken berukuran 5 liter. Tangan
kirinya memegang sebuah kayu membantunya menanjak bukit.
Di bagian punggungnya tampak wadah terbuat dari rotan berbentuk silinder penyimpan jeriken air dengan tali penyangga melingkar di kepala. Penuh sabar, berjalan pelan, Lengu akhirnya tiba di bukit Nua Kaju Desa Kesokoja, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat itu
Lengu berjalan tanpa alas kaki dengan jarak sekitar 2,5 kilo meter dari
rumahnya untuk mengambil air. Di bukit inilah, Lengu dan warga lain mendapatkan
air minum dari proses penyulingan uap air panas bumi dari gunung berapi
Rokatenda.
Penyulingan, mirip
penyulingan arak (moke) menggunakan bambu yang ditancapkan ke tanah lalu
dialirkan melalui bambu yang melintang. Di ujung bambu itulah air minum bersih
didapatkan.
"Di Palue ini
tidak ada mata air tawar. Kami harap air hujan dan kami punya bak. Air dari uap
panas ini sudah sejak dulu kala,"ujar Lengu kepada TRIBUNFLORES.COM Senin
6 Maret 2023.
Lengu, lalu mengambil
jeriken yang telah penuh berisi air dan dituangkan ke jeriken 5 liter
ditentengnya. Suhu air penyulingan cukup panas. Setelah penuh,
Lengu dengan cekatan mengangkat jeriken dan kembali ke rumahnya.
Aku Lokal Aku Bangga
Air minum penyulingan
dari uap panas bumi Rokatenda rupanya kearifan lokal kebanggaan warga Palue di
NTT. Bagi mereka air inilah sumber air terbaik di pulau itu selain air hujan.
Uniknya, untuk
mendapatkan air warga menggali tanah berbatu sampai muncul uap panas dan
menunggu seminggu agar uap panas ini bisa digunakan untuk dijadikan air minum.
Warga Kesokoja, Frans
(25) mengaku bersyukur karena Tuhan memberikan kemudahan sehingga bisa
mendapatkan air minum bersih.
LAUT FLORES - Pemandangan Laut Flores dari Bukit Nua Kaju tempat penyulingan uap panas Bumi Desa Kesokoja, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, NTT, Senin 6 Maret 2023. |
"Kami mandi disini, bisa minum langsung. Airnya enak, tidak bau, tidak berasa, bersih, "ujarnya.
Lokal Bercerita
Warga Desa Rokirole
mengalami hal serupa.
Setiap pagi dan sore
warga menuju lembah batu mengambil air di belakang rumah dengan terbentang
bambu-bambu panjang 4-6 meter.
Santi (29) mengaku
banyak orang terinspirasi dari orang Palue bahwa hidup tidak boleh menyerah.
"Ini berkah dari Rokatenda. Nenek dulu pakai air ini,”ujarnya.
Menatap 2023
Sekretaris Kecamatan
Palue, Bernadeta Roja (50) mengaku sangat optimis menatap
2023. Melayani warga hal utama dan bantuan pemerintah terus berdatangan.
"Kini ada dua
proyek dari Kementerian PUPR yang dikerjakan, teknologi penyulingan air asin
menjadi air tawar,
harap bisa menjawab kebutuhan air minum bersih bagi sekitar 10 ribu penduduk di
Palue, " katanya.
Kata dia, penyulingan
air dari uap panas
bumi saat ini menjadi kearifan lokal yang butuh sentuhan teknologi untuk
memproses air tersebut agar lebih mudah dan banyak. (*). flores.tribunnews.com