Puluhan Guru Honorer di Kabupaten Manggarai NTT Protes Hasil Seleksi PPPK 2022, Ini Dia Soalnya

Puluhan Guru Honorer di Kabupaten Manggarai NTT Protes Hasil Seleksi PPPK 2022, Ini Dia Soalnya

Ilustrasi demo


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Puluhan guru honorer dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memprotes hasil seleksi PPPK tahun 2022 yang baru saja diumumkan oleh Panselnas.

Para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut kompak menyampaikan aduan dengan mendatangi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai di Ruteng, Jumat 10 Maret 2023.

Kedatangan para guru ini disambut oleh Kepala Dinas (Kadis) PPO Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero. Turut hadir Anggota DPRD Manggarai Komisi A, Edison Rihi Mone, S.H.

Para guru tersebut secara umum mempersoalkan ketidaklulusan mereka gegara hasil seleksi kompetensi yang tidak memenuhi standar, padahal hasil observasi dan penilaian oleh kepala sekolah, pengawas dan guru senior tinggi.

"Kami kecewa dengan hasil seleksi kompetensi ini, keputusannya sungguh tak adil. Saya sudah puluhan tahun mengabdi untuk lembaga dan anak bangsa, nilai saya juga tinggi, formasi saya juga dibuka, tapi kenapa tidak lolos," protes salah seorang guru kesal.

Keluhan serupa diungkapkan oleh seorang guru wanita yang saat itu didampingi suaminya. Dirinya mengklaim punya nilai tinggi dan satu-satunya dari sekolah tempat dia mengabdi, tetapi juga tidak lulus.

"Formasi saya dibutuhkan. Saya satu-satunya guru di sekolah itu yang fight (berjuang) dari awal dengan formasi ini, tidak ada guru lain. Nilai saya juga tinggi," ungkap seorang guru lain didampingi suaminya.

"Tapi begitu lihat pengumuman dari Kementerian Pendidikan tidak lolos, rasanya mau jatuh pingsan. Padahal saya sudah mengabdi puluhan tahun," sambungnya meneteskan air mata.

Suara protes senada disampaikan pula oleh seorang guru lain yang mengaku dari pedalaman. Ia mengatakan sudah mengabdi lama di sekolahnya dan memperoleh nilai observasi tinggi pula, tetapi akhirnya digeser oleh guru baru.

Ia mengaku telah berperan banyak untuk kelangsungan sekolah yang diabdinya selama ini. Ia antara lain menyinggung perannya dalam perjuangan mengalihkan lembaga tersebut dari status swasta jadi sekolah negeri.

"Nilai observasi saya tinggi, tidak ada formasi lain yang masuk dari luar di sekolah tapi negara meloloskan guru baru yang baru setahun-dua tahun mengabdi. Sementara saya dinyatakan tidak lolos dalam pra sanggah dan sanggah. Ini sungguh tak adil Bapak. Tolong perjuangkan nasib kami," ujarnya.

Dia juga turut menyentil soal guru yang penempatan setelah lulus PPPK di SD dari sebelumnya sebagai pengajar SMP. Jadinya, kata dia, kebutuhan formasi tersebut bertabrakan.

Menanggapi aduan para guru tersebut, Kadis Fransiskus mengaku awalnya bingung. Namun, ia menyatakan telah mengakomodir aduan tersebut dan akan menindaklanjutinya ke Bupati ataupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

"Saya sebagai Kadis juga bingung karena pengumumannya tidak melalui dinas. Saya sudah telepon mereka kemarin di Kementerian, tetapi tidak angkat. Mungkin saya akan melanjutkan aduan ini ke Bupati agar bisa diperjuangkan," kata Kadis Fransiskus.

Namun, dirinya meminta agar membuat aduannya secara tertulis. Kadis Fransiskus juga mengarahkan agar aduan yang dibuat mengedapankan hal yang bersifat umum demi kepentingan bersama, bukan bicara hal individual masing-masing.

"Buat saja aduan itu secara tertulis, setelah itu kasi ke saya. Dan ingat, jangan buat aduan yang sifatnya menyerang orang. Contoh, kenapa saya tidak lolos sedangkan dia lolos. Nah, ini yang saya tidak terima," ungkap Kadis Fransiskus.

"Buat saja secara umum tentang aduan kalian yang merasa penilaiannya tidak adil. Itu yang kami akan perjuangkan bersama bupati dan DPRD," imbuhnya menegaskan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Anggota DPRD Manggarai, Edison Rihi Mone. Kader Partai Hanura tersebut menyatakan akan menindaklanjuti aduan para guru tersebut. Pihaknya, kata dia, akan mengundang Kadis PPO dan Bupati untuk membahasnya.

"Semua aduan sudah diterima. Tolong sekarang buat secara tertulis supaya kami omong juga pakai data. Saya selaku anggota DPRD Komisi A yang membidangi pendidikan akan berjuang semaksimal mungkin untuk nasib guru," ujar Edison.

"Ini baru DPRD kabupaten. Kalau saya DPR pusat, mungkin saya su (sudah) pergi menghadap itu Nadiem Makarim (Mendikbud)," tandas Edison optimis.*** hallo.id



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama