“Sebanyak 250.320 guru
honorer ini baru mendapatkan penempatan ya, bukan berarti sudah pasti
mendapatkan NIP dan SK PPPK,” kata Direktur jenderal Guru Tenaga Kependidikan
(GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani, kemarin.
Nunuk menyampaikan,
setelah proses pengumuman penempatan, ada tahapan sanggahan. Saat ini,
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)
tengah menjawab sanggahan para pelamar. Dalam proses ini, kata Nunuk, bisa saja
ada yang dibatalkan penempatannya jika sanggahan pelamar terbukti benar.
Setelah pengumuman
jawab sanggah pun, masih ada tahapan pemberkasan NIP PPPK. Pada tahapan ini,
Badan Kepegawaian Negara (BKN) akan melakukan pemeriksaan data-data yang masuk,
apakah valid atau tidak.
Pengalaman dalam seleksi PPPK 2021 cukup banyak berkas honorer yang tidak
memenuhi persyaratan, sehingga BKN tidak menerbitkan NIP.
“Pengumuman
pascasanggah bukan jaminan sudah pasti dapat NIP PPPK. Sebab, bisa saja saat
pemberkasan pelamarnya tidak memenuhi syarat (TMS),” kata Deputi Bidang Sistem
Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN Suharmen.
Nunuk pun mengimbau
para guru honorer yang sudah mendapatkan penempatan tidak jumawa. Lebih baik
menunggu hingga proses pemberkasan selesai dan SK PPPK di tangan. Kalau sudah
kantongi NIP PPPK dan SK, tambah Nunuk, guru PPPK bisa mengadakan syukuran.
“Yang mau potong kambing sabar saja, tunggu NIP dan SK di tangan baru
syukuran,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan
Nunuk, prioritas satu (P1) paling banyak mendapatkan penempatan PPPK 2023. P1
adalah guru lulus passing grade (PG) hasil seleksi PPPK 2021 yang tidak
mendapatkan formasi.
Dia mengungkapkan
jumlah guru honorer yang mendapatkan penempatan sebanyak 250.320. Dari jumlah
tersebut sebanyak 130.882 P1 dari 133.935 pelamar yang mendapatkan penempatan.
Prioritas dua (P2),
yaitu honorer K2 yang mengikuti seleksi observasi sebanyak 8.442. Yang
mendapatkan penempatan 7.510. Untuk prioritas tiga (P3), terdapat 184.955 guru
honorer negeri yang mengikuti seleksi observasi. Yang berhasil mendapatkan
penempatan 108.171.
Pelamar umum, yaitu
guru honorer negeri dengan masa kerja kurang dari 3 tahun, guru swasta, dan
lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang mengikuti seleksi kompetensi
sebanyak 32.788 dengan jumlah kelulusan sebanyak 3.757.
“Jadi, dari 250.320
guru honorer yang mendapatkan penempatan, 130.882 P1, bukan P3. Ini bukti
keberpihakan pemerintah kepada P1,” kata Nunuk.
Lebih lanjut dikatakan,
formasi yang disiapkan dalam seleksi PPPK guru tahun anggaran 2022 sebanyak
319.029. Namun yang terisi sebanyak 250.320, sehingga sisa formasi 68.709.
Nunuk mengatakan sisa
formasi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, ada formasi yang tidak ada
pendaftarnya dan paling banyak daerah timur.
Kedua, kelulusan pelamar umum sedikit, kurang dari formasi. Ketiga, jumlah
ketersediaan formasi tidak sesuai dengan jenis mata pelajaran pelamar P1 sampai
P4.
“Sampai saat ini jumlah
total guru honorer menjadi ASN PPPK sebanyak 544.180 guru. Nah, tahun ini
formasi yang dibutuhkan sebanyak 601.286,” ucapnya.
Dia berharap kuota PPPK guru 2023 sebanyak 601.286 bisa terisi penuh, sehingga
masalah honorer bisa tuntas. Jika sudah tuntas, Kemendikbudristek bisa
melakukan seleksi PPPK lewat sistem PPG. (esy/jpnn)