Aku
anak Kampung
Menyapa
hari tanpa lelah mencari
Melewati
rimbunnya hutan di tengah teriknya matahari
Tak
kunjung kutemui pemimpin negeri ini
Aku
anak negeri
Berjalan
kesana kemari
Menggenggam
sejuta harapan
Dari
para pemuda pemudi negeri
Aku
anak negeri
Di
pundakku bukan sekedar aku dan kami
Namun
kita dan semua yang ada di negeri ini
Aku
anak negeri
Laut
nan dalam pun akan ku selami
Gunung
nan tinggi menjulang pun akan kudaki
Dari
ujung rambut hingga ujung kaki pun akan ku perangi
Demi
keadilan yang hakiki
Aku
anak negeri
Berpetualang
mencari jati diri
Dari
pelosok negeri hingga ke ujung matahari
Namun
keadilan tak kunjung kutemui
Aku
anak negeri
Menyapa
kemanapun aku pergi
Menanyakan
kembali
Di
mana pemimpin negeri ini?
Agar
sapaanku ini memiliki arti
***
Bagi
kaum pemegang kebijakan dan kekuasaan, kami anak muda petani pedesaan
Teriakan
kami regenerasi petani sekarang Ini, hanya meminta keadilan dan kesejahteraan
Jika
kau anggap kami ini rakyatMu, lantas mengapa engkau membiarkan kami menderita?
Bukankah peranMu menyelamatkan rakyat ?
Kau
tidak pernah sadar
bagaimana peran sektor pertanian bagi kehidupan
Untuk Itu, anak muda bertekad
Sebagai agen perubahan masa depan bangsa dan negara
Kamu
bilang kami penopang perekonomian bangsa
Kamu bilang kami petani milenial
Tapi kenapa hak dan kewajiban kami kau tidak penuhi ?
Yang tersisa hanya pengangguran dan ketelantaran
Kami
merindukan peranMu dalam mendukung usahatani anak bangsa
Untuk itu lah anak muda dilahirkan
Sebagai generasi penerus petani
Kami ingin yang namanya, keluarga tani maju dan sejahtera
Karena tanpa Mu anak mudah tidak bisa berinovasi di sektor pertanian.
Disaat dunia memuntahkan kekelaman moral
Menampilkan
kembali indahnya peperangan
Disaat
bumi meratapi nasibnya
Meratapi
keadaannya yang tua
Menampakkan
keganasan bencananya
Menumpahkan
air laut kecurangan
Menciptakan
dongeng kelam dimasa depan
Tsunami,
ya! Tsunami politik
Bak
air bah mengalir bebas ganas
Yang
perlahan-lahan namun pasti
Merenggut,
menyapu, menyisir satu demi satu
Rumah
indah milik dan harapan rakyat
Menyisakan
puing-puing kelalaian moral
Menyisakan
ribuan mayat korban kemunafikan
Membuat
posko-posko janji yang tidak layak tayang
Memberikan
bantuan, bantuan kepalsuan
Tsunami,
ya! tsunami politik
Banyak
janda kesepian berserakan
Bayi
menangis ketakutan berhamburan
Anak
yatim kelaparan mengenaskan
Kakek
tua tanpa perlindungan menyedihkan
Tanpa
diketahui, tanpa dihiraukan
Luka
dari masa kemasa
Pedihnya
kepedihan penderitaan rakyat
Pengalaman
buruk dan trouma berkelanjutan
Tsunami,
ya! Tsunami politik
Dengan
apa kita bisa menahannya
Dengan
apa bisa mengelak darinya
Gedung-gedung
tinggi yang dibangun
Hanya
menjadi pondasi sia-sia
Rata
dengan tanah, menimbulkan luka kekesalan
Tuhan...
Hentikan
bencana ini
Ciptakan
kembali keadaan aman
Saat
hati tentram menatap pantai kejayaan
Tanpa
ada lagi tsunami politik menyeramkan
Berlakukan
suara hati
Ikut
sertakan kalam ilahi
Kami
rindu tanpa bencana di negeri ini
Semoga
lembaran kertas ini
Memberi
secercah peringatan
Secercah
kalimat ini
Bisa
menjunjung tinggi karya kejujuran
Dan
satu karya ini
Mampu
memberikan nuansa baru kehidupan