Oleh sebab itu guru
dalam mengelola proses pembelajaran memerlukan bekal yang memadai baik
pengetahuan maupun pengalaman dari praktik baik dari orang lain yang lebih
memiliki kecakapan. Semua itu dilakukan agar guru dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Salah satu bekal tersebut adalah pemahaman tentang strategi pembelajaran.
Apa itu strategi pembelajaran?
Suparman (Uno:2018)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan keseluruhan proses yang
melibatkan berbagai komponen sebagai bagian dari prosedur yang digunakan untuk
memperoleh hasil belajar tertentu. Sedangkan Djamarah (Riyanto:2014)
menjelaskan strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru dengan
peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah digariskan.
Berdasar dua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah guru yang masih bersifat global atau umum yang terdiri dari berbagai komponen yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mengingat strategi pembelajaran masih bersifat umum, maka guru harus mempertimbangkan kesesuaian dan efektifitas segenap komponen yang digunakan dalam pembelajaran (bahan ajar, media, alat dan bahan, metode, model pembelajaran yang dipilih, instrumen pembelajaran yang digunakan, dll). Oleh sebab itu dalam menentukan staretegi pembelajaran guru perlu memahami komponen-komponen yang dibutuhkan yang terkait dengan proses pembelajaran yang akan dijalani.
Misalnya guru menyusun
tujuan pembelajaran: Peserta didik dapat menganalisis dampak korupsi dalam
kehidupan sosial di masyarakat. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut, tentu guru harus menggunakan metode, media, model pembelajaran, alat
bantu pembelajaran (Lembar Kerja Siswa,dll).
Di pihak lain guru juga
masih dihadapkan pada kondisi sosial-psikologis peserta didik maupun keunikan
yang lain seperti minat, kesiapan belajar, gaya belajar,dll. Dalam meramu
segenap komponen tersebut, guru memerlukan "keterampilan spesial"
(ahli stategi) yaitu mengatur strategi agar tujuan pembelajaran tercapai
sesuai dengan rencana.
Dalam konteks demikian
Slameto (1991) memberikan tiga pertanyaan yang perlu dijawab guru dalam
menerapkan strategi pembelajaran:
Siapa melakukan apa,
menggunakan alat apa dalam proses pembelajaran. Maka dalam hal ini guru
membutuhkan tentang sumber belajar, penggunaan bahan ajar dan alat bantu
pembelajaran maupun media.
Bagaimana melaksanakan
tugas pembelajaran yang sudah didefinisikan sehingga dapat memberikan hasil
belajar yang optimal. Kegiatan ini tentu membutuhkan metode, media maupun
teknik pembelajaran. Sebab hal ini berkaitan dengan cara guru mencapai tujuan.
Kapan dan di mana
kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Kegiatan membutuhkan kepastian tempat untuk pembelajaran dan
jumlah wakru yang digunakan.
Selanjutnya muncul
pertanyaan, mengapa strategi pembelajaran itu penting bagi guru? Tentu ada
beberapa alasan empiris yang menjadi pendorong:
a) Materi yang
diajarkan guru mempunyai karakteristik dan tingkat kompleksitas yang berbeda
satu sama lain.
Materi pelajaran yang biasanya dihimpun dalam kompetensi dasar, mempunyai tingkat kompleksitas masing-masing. Oleh sebab itu guru dalam 'memindai' ke dalam tujuan pembelajaran memerlukan kemampuan tersendiri yang jelas.
b) Guru membutuhkan gambaran riil (arah capaian) materi yang dikuasai oleh siswa yang dituangkan dalam tujuan pembelajaran. Apakah capaian materi didasarkan pada dimensi pengetahuan (factual, konsep, prosedural atau metakognitif. Selain itu dalam menetapkan tujuan pembelajaran juga didasarkan pada dimensi proses kognitif: menjelaskan (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6.)
c) Kondisi kesiapan
siswa, minat, gaya belajar siswa berbeda-beda
Kesiapan siswa kita tentang materi yang akan dibahas, ketertarikan terhadap proses pembelajaran maupun peran guru, perbedaan gaya belajar, kecenderungan penggunaan otak (kanan atau kiri), merupakan bukti empiris yang perlu disadari guru. Maka untuk menyikapi kondisi demikian guru memerlukan bekal yang dibutuhkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
d) Karakteristik
masing-masing kelas tidak semuanya sama
Guru ketika berada di
lapangan, juga dihadapkan pada relaita adanya karakteristik yang unik yang
dimiliki masing-masing kelas. Sehingga guru juga memerlukan langkah yang
berbeda dalam menyikapi kondisi riil tersebut.
Beberapa alasan tersebut, kiranya guru perlu mengetahui dan memahami strategi pembelajaran agar rancangan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan kata lain pemahaman tentang strategi pembelajaran itu diperlukan oleh guru.
Dalam melakoni proses
pembelajaran agar kualitas pembelajaran tetap ditingkatkan, guru harus
mengetahui dan memahami tentang strategi pembelajaran. Uno (2018) memberikan
penjelasan 3 strategi pembelajaran yang perlu dipahami guru:
a)
Organizational strategy (strategi mengorganisasi)
Strategi ini
berhubungan dengan langkah guru untuk mengorganisir materi pelajaran yang akan
dibahas. Maka guru dalam langkah ini melakukan Tindakan untuk menentukan
pemilihan dan penataan isi materi, pembuatan garis besar materi, mindmap (jika
perlu),dll.
b)
Delivery Strategy (strategi pendistribusian)
Strategi ini berkaitan
dengan langkah guru menentukan metode, media, alat bantu pembelajaran (LKS
misalnya) yang perlu digunakan untuk menyampaikan materi dan dapat diterima
kepada peserta didik, agar peserta memberikan respon, serta langkah-langkah
melatih peserta didik berpikir kreatif dan kritis.
c)
Management Strategy (strategi pengelolaan)
Yaitu langkah guru yang
berkaitan bagaimana guru mengelola isi materi pelajaran yang akan dibahas
bersama peserta didik. Strategi ini terdiri dari mikro dan makro. Mikro
berkaitan dengan metode yang digunakan guru mengelola isi materi (apakah
factual, konsep, procedural atau metakognitif). Strategi makro berkaitan dengan
bagimana guru memilih, menata urutan (sistematika materi), menyusun rangkuman
atau resume materi serta membuat sistesis agar saling berkaitan satu dengan
yang lain. Sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran dapat tercapai baik
ranah kognitifnya, afektif, maupun keterampilannya.
Apabila dicermati, tiga
strategi pembelajaran tersebut berkaitan erat dengan peran guru sebagai
sutradara dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru memang harus mempunyai
pengetahuan dan kemampuan menerapkan tiga strategi tersebut. Hakikinya, ketiga
strategi tersebut merupakan cermin guru memiliki kompetensi pedagogi maupun
profesional. Dengan kata lain, guru memang harus menjadi "ahli
strategi" dalam proses pembelajaran agar kualitas pembelajaran terus dapat
ditingkatkan.
Bahan referensi:
Riyanto,Yatim.
2014. Pradigma Baru Pembelajaran: Sebagai
Referensi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta.Prena Media
Slameto.
1991. Proses Belajar Mengajar dalam
Sistem Kredit Semester. Jakarta. Rineka Cipta
Uno,B.Hamzah.2018.
Model Pembelajaran: Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif