Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Mengapa Guru Harus Memahami 3 Strategi Ini?

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Mengapa Guru Harus Memahami 3 Strategi Ini?



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Guru profesional adalah guru yang selalu berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Sebab melalui proses tersebut guru menjadi gerbang terdepan menyiapkan generasi kita yang unggul baik pikiran maupun hatinya. Kualitas pembelajaran menjadi barometer keberhasilan tujuan pembelajaran.

Oleh sebab itu guru dalam mengelola proses pembelajaran memerlukan bekal yang memadai baik pengetahuan maupun pengalaman dari praktik baik dari orang lain yang lebih memiliki kecakapan. Semua itu dilakukan agar guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu bekal tersebut adalah pemahaman tentang strategi pembelajaran.

Apa itu strategi pembelajaran?

Suparman (Uno:2018) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan keseluruhan proses yang melibatkan berbagai komponen sebagai bagian dari prosedur yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar tertentu. Sedangkan Djamarah (Riyanto:2014) menjelaskan strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru dengan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah digariskan.

Berdasar dua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah guru yang masih bersifat global atau umum yang terdiri dari berbagai komponen yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mengingat strategi pembelajaran masih bersifat umum, maka guru harus mempertimbangkan kesesuaian dan efektifitas segenap komponen yang digunakan dalam pembelajaran (bahan ajar, media, alat dan bahan, metode, model pembelajaran yang dipilih, instrumen pembelajaran yang digunakan, dll). Oleh sebab itu dalam menentukan staretegi pembelajaran guru perlu memahami komponen-komponen yang dibutuhkan yang terkait dengan proses pembelajaran yang akan dijalani.   

Misalnya guru menyusun tujuan pembelajaran: Peserta didik dapat menganalisis dampak korupsi dalam kehidupan sosial di masyarakat.   Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, tentu guru harus menggunakan metode, media, model pembelajaran, alat bantu pembelajaran (Lembar Kerja Siswa,dll).

Di pihak lain guru juga masih dihadapkan pada kondisi sosial-psikologis peserta didik maupun keunikan yang lain seperti minat, kesiapan belajar, gaya belajar,dll.  Dalam meramu segenap komponen tersebut, guru memerlukan "keterampilan spesial" (ahli stategi)  yaitu mengatur strategi agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan rencana.

Dalam konteks demikian Slameto (1991) memberikan tiga pertanyaan yang perlu dijawab guru dalam menerapkan strategi pembelajaran:

Siapa melakukan apa, menggunakan alat apa dalam proses pembelajaran. Maka dalam hal ini guru membutuhkan tentang sumber belajar, penggunaan bahan ajar dan alat bantu pembelajaran maupun media.

Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang sudah didefinisikan sehingga dapat memberikan hasil belajar yang optimal. Kegiatan ini tentu membutuhkan metode, media maupun teknik pembelajaran. Sebab hal ini berkaitan dengan cara guru mencapai tujuan.

Kapan dan di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kegiatan membutuhkan kepastian tempat untuk pembelajaran dan jumlah wakru yang digunakan.

Selanjutnya muncul pertanyaan, mengapa strategi pembelajaran itu penting bagi guru? Tentu ada beberapa alasan empiris yang menjadi pendorong:

a) Materi yang diajarkan guru mempunyai karakteristik dan tingkat kompleksitas yang berbeda satu sama lain.

Materi pelajaran yang biasanya dihimpun dalam kompetensi dasar, mempunyai tingkat kompleksitas masing-masing. Oleh sebab itu guru dalam 'memindai' ke dalam tujuan pembelajaran memerlukan kemampuan tersendiri yang jelas. 

b) Guru membutuhkan gambaran riil (arah capaian) materi yang dikuasai oleh siswa yang dituangkan dalam tujuan pembelajaran. Apakah capaian materi didasarkan pada dimensi pengetahuan (factual, konsep, prosedural atau metakognitif. Selain itu dalam menetapkan tujuan pembelajaran juga didasarkan pada dimensi proses kognitif: menjelaskan (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6.) 

c) Kondisi kesiapan siswa, minat, gaya belajar siswa berbeda-beda

Kesiapan siswa kita tentang materi yang akan dibahas, ketertarikan terhadap proses pembelajaran maupun peran guru, perbedaan gaya belajar, kecenderungan penggunaan otak (kanan atau kiri), merupakan bukti empiris yang perlu disadari guru. Maka untuk menyikapi kondisi demikian guru memerlukan bekal yang dibutuhkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.  

d) Karakteristik masing-masing kelas tidak semuanya sama

Guru ketika berada di lapangan, juga dihadapkan pada relaita adanya karakteristik yang unik yang dimiliki masing-masing kelas. Sehingga guru juga memerlukan langkah yang berbeda dalam menyikapi kondisi riil tersebut.

Beberapa alasan tersebut, kiranya guru perlu mengetahui dan memahami strategi pembelajaran agar rancangan tujuan pembelajaran dapat tercapai.  Dengan kata lain pemahaman tentang strategi pembelajaran itu diperlukan oleh guru.

Dalam melakoni proses pembelajaran agar kualitas pembelajaran tetap ditingkatkan, guru harus mengetahui dan memahami tentang strategi pembelajaran. Uno (2018) memberikan penjelasan 3 strategi pembelajaran yang perlu dipahami guru:

a) Organizational strategy  (strategi mengorganisasi)

Strategi ini berhubungan dengan langkah guru untuk mengorganisir materi pelajaran yang akan dibahas. Maka guru dalam langkah ini melakukan Tindakan untuk menentukan pemilihan dan penataan isi materi, pembuatan garis besar materi, mindmap (jika perlu),dll.

 

b) Delivery Strategy (strategi pendistribusian)

Strategi ini berkaitan dengan langkah guru menentukan metode, media, alat bantu pembelajaran (LKS misalnya) yang perlu digunakan untuk menyampaikan materi dan dapat diterima kepada peserta didik, agar peserta memberikan respon, serta langkah-langkah melatih peserta didik berpikir kreatif dan kritis.

 

c) Management Strategy (strategi pengelolaan)

Yaitu langkah guru yang berkaitan bagaimana guru mengelola isi materi pelajaran yang akan dibahas bersama peserta didik. Strategi ini terdiri dari mikro dan makro. Mikro berkaitan dengan metode yang digunakan guru mengelola isi materi (apakah factual, konsep, procedural atau metakognitif). Strategi makro berkaitan dengan bagimana guru memilih, menata urutan (sistematika materi), menyusun rangkuman atau resume materi serta membuat sistesis agar saling berkaitan satu dengan yang lain. Sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran dapat tercapai baik ranah kognitifnya, afektif, maupun keterampilannya.  

Apabila dicermati, tiga strategi pembelajaran tersebut berkaitan erat dengan peran guru sebagai sutradara dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru memang harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan menerapkan tiga strategi tersebut. Hakikinya, ketiga strategi tersebut merupakan cermin guru memiliki kompetensi pedagogi maupun profesional. Dengan kata lain, guru memang harus menjadi "ahli strategi" dalam proses pembelajaran agar kualitas pembelajaran terus dapat ditingkatkan.

 

Bahan referensi:

Riyanto,Yatim. 2014. Pradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta.Prena Media

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta. Rineka Cipta

Uno,B.Hamzah.2018. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama