Sangat Unik, Buat Garam di NTT Bahan Bakunya Tanah. Desa Jadikan Objek Wisata

Sangat Unik, Buat Garam di NTT Bahan Bakunya Tanah. Desa Jadikan Objek Wisata

Salah Satu Peserta Fam Trip Sedang Memeriksa Garam dari Tanah (Dominikus Karangora NTT Express)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Proses pembuatan garam sudah biasa jika menggunakan bahan baku air laut. Namun yang tak biasa jika pembuatan garam menggunakan tanah.

Di desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten LembataNTT, terdapat aktivitas masyarakat, khusus perempuan yang terbilang unik.

Pasalnya, kebiasan ini tentu jauh dari bayang pembaca NTT Express. Wajar jika kebiasaan ini akan mengundang tanya. Bagaimana mungkin membuat garam dari tanah ?

Kali ini, NTT Express akan menjelaskan bagaimana proses membuat garam dari tanah, yang sepintas, rasanya tak masuk akal. 

Perempuan di Desa Watodiri sudah menjalankan aktivitas memasak garam dengan bahan baku tanah ini sudah sejak lama. 

Di Watodiri dan beberapa desa sekitar Kecamatan Ile Ape, memiliki tanah dengan kandungan garam yang cukup tinggi akibat intrusi tanah. Tempat-tempat ini biasa disebut dengan istilah Tanah Garam.

Bahkan  di titik-titik tertentu di Tanah Garam, terlihat tanah berwarna putih nampak seperti garam yang tumpah ditanah. Namun, hal ini justru menjadi berkat bagi perempuan di Desa Watodiri untuk memasak garam.

Proses memasak garam dari tanah sangat mudah jika hanya dijelaskan. Namun melakukannya tentu gampang-gampang susah.

Pertama, perempuan di Desa Watodiri akan mengangkut tanah dan menyimpan di karung yang telah siapkan. Karung tersebut diletakan pada ketinggian sekitar pinggang perempuan dewasa.

Tanah yang sudah berada di dalam karung tersebut kemudian disiram menggunakan air laut. Tirisan airnya akan ditampung dengan wadah dibagian bawa karung.

Air yang ditampung terlebih dahulu disaring untuk mengeluarkan kotoran. Setelah itu dimasak. 

Setelah menjadi garam, kemudian dijemur. Lama dan cepat  proses menjemur garam ini akan bergantung pada hasil garam telah dimasak sebelumnya.

Garam ini dapat digunakan sebagai penyedap rasa dan pengawet ikan. Perempuan di desa ini menjual dengan harga yang sangat murah.

Melihat aktivitas yang unik ini, Pemerintah Desa Watodiri mulai tertarik menjadikan aktivitas memasak garam ini sebagai aktivitas wisata.

Saat rombongan Fam Trip (Trip Pengenalan) mengunjungi Desa Watodiri pada 06 Juni 2023, pemerintah desa telah menyiapkan aktivitas memasak garam dari tanah ini untuk disaksikan rombongan. 

Untuk diketahui, rombongan Fam Trip merupakan pelaku usaha di sektor pariwisata yang selama ini sudah bergelut dalam membangun pariwisata Lembata.

Rombongan Fam Trip berasal tiga organisasi yaitu, ASITA Lembata, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

Tujuan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  melakukan Fam Trip adalah mempromosikan pariwisata melalui pelaku usaha.

Bersama dengan pelaku usaha, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata akan menyempurnakan paket wisata setelah Fam Trip selesai. 

Selain itu, paket wisata ini akan dijual, termasuk akan dipasarkan di event promosi pariwisata yaitu Bali Beyond Travel Fair (BBTF) di Denpasar, Bali. ***  nttmediaexpress.com

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama