Kasihan Puluhan Pelajar SMPN 11 Kota Kupang Tidak Bisa Baca, Tulis dan Membedakan Abjad

Kasihan Puluhan Pelajar SMPN 11 Kota Kupang Tidak Bisa Baca, Tulis dan Membedakan Abjad



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Hasil asessment kognitif  peserta didik baru SMPN 11 Kota Kupang yang dilakukan pada bulan Juni 2023 menemukan sebanyak 21 pelajar  tidak bisa membaca, menulis hingga membedakan abjad.  

"Kami mendapati masih ada anak yang tidak bisa baca, menulis, masih mengeja bahkan ada yang tidak bisa bedakan abjad," kata Kepala Sekolah SMPN 11 Kota Kupang, Warmansyah, Rabu 9 Agustus 2023. 

Penelitian awal itu dilakukan dengan bacaan, lalu pelajar diberi kesempatan untuk memahami bacaan singkat. Hasilnya kecakapan mereka menanggapi bacaan beberapa paragraf tergolong lambat. 

Seharusnya, pelajar yang memahami mengenai bacaan maupun membedakan abjad sudah diperoleh saat masih di bangku kelas 1 dan 2 sekolah dasar (SD) atau kategori fase A, dalam konsep Merdeka Belajar.

"Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, kami menerapkan assessment kognitif," kata Warmansyah. 

Pola ini mulai diterapkan dua tahun belakangan ini atau pasca pandemi Covid-19. Pada tahun pertama penerapan  ditemukan belasan  pelajar  yang punya kemampuan baca tulis tidak bagus. Bahkan, seorang siswa sangat sulit membaca. 

Keadaan yang hampir sama ditemui pada tahun ajaran  2023. Dari 21 pelajar yang berkategori tidak cakap baca tulis, satu anak nyaris tidak bisa baca dan tulis. Bahkan untuk mengeja abjad, dari A - E. Selebihnya siswa itu tidak bisa lagi. 

Sementara ada enam pelajar  yang lainnya tidak bisa membaca sebuah kalimat utuh. Perlu mengeja dengan pelan agar  pelajar itu bisa menyebut sebuah kalimat dengan baik. Sisanya, menurut Warmansyah, juga memiliki kategori beragam seperti membaca harus dengan pelan hingga menanggapi sebuah tulisan yang lambat.

Agar para pelajar ini  bisa lancar membaca, guru setempat memberi pelajaran tambahan. Lima guru disiapkan untuk mendampingi puluhan pelajar itu. Sudah lebih dua pekan, pendampingan dilakukan. 

Pada pengalaman tahun sebelumnya, belasan anak yang tidak baca dan tulis, dilatih atau diberi les tambahan hingga empat bulan  Hampir setiap hari guru memberi les bagi siswa dengan kemampuan belum pada standar itu. 

"Jadi orang tua dalam hal ini, terbuka dan menyadari bahwa anak-anak punya kekurangan. Permintaan kami ke orang tua, dukung kami, kalau ada kakak-kakaknya bisa bantu baca dan tulis," kata dia. 

Setelah melakukan pendampingan dan memberi les tambahan, kata dia, siswa yang sudah cakap akan dimasukkan kembali ke rombongan belajar bersama siswa lainnya. Saat ini, siswa dengan kategori demikian harus dipisahkan dari rombongan siswa lainnya.

Idealnya, pelajar yang berada di SMP sudah harus memahami dengan mata pelajaran yang diberikan guru. Sebab, dalam ranah ini kemampuan siswa untuk memahami sesuatu sudah cukup mumpuni. 

Warmansyah tidak ingin mempermasalahkan mengenai masalah ini. Tanggungjawab pihaknya adalah tetap memberi perhatian dan pendampingan. Ia pun tak mau menyalahkan pihak manapun. 

Dia berharap agar siswa yang masuk ke SMP sudah dalam keadaan proporsional untuk bergabung. Jika tidak, guru di SMP akan cukup kewalahan karena harus menyesuaikan lagi dengan materi belajar di SD dengan berbagai metode. 

Dia menambahkan, siswa yang bersekolah di SMP 11 rata-rata berasal dari Kelurahan Liliba dan Naimata serta Penfui, di samping ada siswa yang berasal dari Kabupaten Kupang.

Tetapi, siswa yang mengalami kecakapan baca dan tulis rendah, paling banyak berasal dari Kota Kupang. Beberapa sekolah pendukung yang berasal dari beberapa kelurahan terdekat, menjadi penyumbang lebih dari 300 siswa Kelas VII di SMP 11 tahun ini. * poskupang.com






 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama