Penasaran, siapakah filsuf paling terkemuka beserta
gagasan cemerlangnya? Let's find out together!
1. Konfusius
Konfusius adalah filsuf Tiongkok yang hidup pada
551-479 SM. Ia menulis banyak teks klasik yang mencakup berbagai topik sosial
dan dikenal sebagai Konfusianisme. Konfusius tertarik mewujudkan harmoni dan
ketertiban masyarakat.
Lebih lanjut, Konfusius merancang sistem di mana
tingkat yang lebih rendah harus memberikan kepatuhan kepada yang lebih tinggi.
Mulai dari cakupan kecil (keluarga) hingga besar (bernegara). Imbasnya, budaya
Tiongkok cenderung memberikan penghormatan terhadap otoritas dan usia.
Berbeda dengan pola pikir barat (western) yang
menekankan pada individualisme, kolektivisme adalah ruh dari Konfusianisme.
Agar kehidupan bermasyarakat bisa berjalan lancar, perlu menekan keinginan
sendiri demi kebaikan kelompok yang lebih besar.
2. Socrates
Melansir Greek City Times, Socrates adalah
filsuf Yunani klasik yang disebut sebagai pendiri dasar-dasar filsafat Barat
modern. Ia lahir pada tahun 470 SM dari Sophronicus, seorang pematung, dan
Phaenarete, seorang bidan.
Socrates mewariskan 'metode Socrates' yaitu dialog
argumentatif kooperatif antar individu, di mana pemikiran kritis dirangsang
dari bertanya dan menjawab pertanyaan. Ia tidak menyampaikan pengetahuan,
melainkan mengajukan pertanyaan pada murid-muridnya sampai mereka memiliki
pemahaman sendiri.
Yang unik, Socrates tidak menghasilkan karya tulis
tentang ide atau pemikirannya. Gagasannya diuraikan oleh dua muridnya yang
paling menonjol, yaitu Plato dan Xenophon. Socrates dihukum mati pada 399 SM
dengan tuduhan merusak pemuda Athena.
3. Plato
Selanjutnya adalah Plato, filsuf yang dilahirkan di
Athena, Yunani, antara tahun 428 dan 427 SM. Orang tua Plato kaya dan memiliki
latar belakang politik terkemuka. Berkat privilesenya, ia bisa mengakses
pendidikan terbaik di Yunani.
Plato menawarkan pandangan yang disebut sebagai
Platonisme, yakni keberadaan ranah objek abstrak yang pasti ada dan terdiri
dari kerangka realitas di luar dunia material, dilansir Internet
Encyclopedia of Philosophy.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Plato adalah
murid Socrates dan guru Aristoteles. Dua karya Plato yang paling terkenal
adalah The Republic dan The Laws. Plato tutup usia di Athena,
Yunani, antara tahun 348 dan 347 SM.
4. Aristoteles
Berikutnya adalah Aristoteles, filsuf Yunani kuno
yang lahir di Stagira pada 384 SM. Melansir Owlcation, Aristoteles berkontribusi
pada fondasi logika simbolik dan pemikiran ilmiah dalam filsafat Barat.
Berbeda dengan Plato, gurunya, yang memiliki
pandangan lebih empiris tentang sifat realitas, Aristoteles membuat kemajuan
dalam metafisika, salah satu cabang filsafat. Metafisika merupakan studi
tentang konsep filosofis abstrak seperti ruang, waktu, keberadaan, pengetahuan,
dan sebagainya.
Aristoteles mengembuskan napas terakhir di Euboea
(pulau terbesar kedua di Yunani) pada 322 SM. Hingga 2300 tahun setelah
kematiannya, Aristoteles tetap menjadi salah satu orang paling berpengaruh yang
pernah hidup. Bahkan, Aleksander Agung, anak dari Raja Philip II dari
Makedonia, pernah menjadi muridnya!
5. Lao Tzu
Lao Tzu atau Laozi ialah filsuf dan penulis Tiongkok
kuno yang terkenal berkat karyanya, Tao Te Ching. Secara harfiah, nama pendiri
Taoisme ini diterjemahkan sebagai tuan tua (old master). Ajarannya terkenal,
dipelajari, dan dipraktikkan oleh jutaan orang di dunia.
Melansir Fearless Soul, Lao Tzu berbicara
tentang empat nilai utama yang bisa meningkatkan kebahagiaan, keseimbangan, dan
kebijaksanaan. Yaitu penghormatan untuk semua kehidupan, ketulusan dalam segala
bentuk, kelembutan, dan dukungan.
Sejarawan percaya Lao Tzu hidup antara abad 6 sampai
4 SM. Lao Tzu mendorong individu untuk mencapai kondisi 'wu wei', yaitu
kebebasan dari segala keinginan.
6. Abu Hamid
Al-Ghazali
Abu Hamid al-Ghazali atau Imam Al-Ghazali merupakan
salah satu ulama terpenting dalam pemikiran Islam. Hidup pada 1058-1111 M, ia
adalah seorang filsuf sekaligus teolog, pemikir mistik, dan sarjana hukum,
dikutip Huffpost.
Ketika banyak perselisihan antara filsuf dan teolog,
rasionalis dan tradisionalis, serta mistik dan ortodoks, Imam Al-Ghazali
mencoba menjembatani perpecahan ini lewat karyanya, Ihya Ulum al-Din atau The
Revival of the Religious Sciences.
Sepanjang hidupnya, Imam Al-Ghazali menulis lebih
dari 70 buku tentang sains, tasawuf, dan penalaran Islam. Ia memengaruhi banyak
filsuf Muslim dan Kristen abad pertengahan, seperti St. Thomas Aquinas dan
Margaret Smith.
7. Aspasia of
Miletus
Apakah ada sosok filsuf perempuan? Ada, salah
satunya adalah Aspasia of Miletus. Istri Pericles ini adalah perempuan paling
terkenal di Athena klasik berkat parasnya serta pemikirannya.
Bahkan, Socrates menyebut Aspasia sebagai gurunya
dan belajar menyusun pidato persuasif darinya, dilansir The Conversation.
Di saat perempuan diperlakukan sebagai warga negara kelas dua, Aspasia hadir
dengan intelektualitasnya.
Mengutip Brooklyn Museum, Aspasia
menggunakan power dan statusnya untuk membuka sekolah filsafat dan
retorika. Sebagai perempuan terpelajar, Aspasia mendirikan pusat akademik untuk
bertukar ide dan sebagai sekolah untuk perempuan muda di Athena, mengingat
banyak perempuan Yunani yang buta huruf.
Nah, itulah beberapa filsuf terkemuka dari seluruh
penjuru dunia beserta gagasan cemerlangnya. Mana yang paling kamu kagumi?