MEETING - Kegiatan Knowledge Sharing Meeting program READSI bertempat di John's Hotel jalan Lalamentik, no. 50 Oebufu Kupang pada Selasa, 3 Oktober 2023. |
Ia mengatakan, kepanikan ini secara psikologis
merangsang kenaikan harga beras. Jika harga tidak terkontrol yang disebabkan
kesulitan akses beras maka akan sangat dekat dengan kriminal seperti
penjarahan, dan pencurian.
"Walaupun beras akan panen 6 bulan ke depan
tetapi kita masih ada ubi, masih ada pisang, masih bahan ada karbohidrat
lainnya yang masih bisa konsumsi untuk menjaga kestabilan kebutuhan pangan kita
sehingga itu semua dapat kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga,"ungkapnya saat membuka Knowledge Sharing Meeting program READSI
di John's Hotel Kupang pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Sektor pertanian saat ini berhadpan dengan tantangan
global dengan masalah serius mengenai pangan seperti harga beras naik, orang
mulai mengambil langkah macam-macam, pemerintah bertindak,Masyarakat bertindak,
pemerintah bertindak, penjual bertindak.
Pokoknya kita bermain isu saja, kita sudah semua
orang merespon. Tapi faktanya memang dunia itu berhadapan dengan persoalan
pangan sebagai salah satu isu global,"lanjutnya.
Di samping pangan, isu global saat ini adalah
energi, air, populasi penduduk. Pertanian kita bermasalah dari sisi produksi
dan distribusi sehingga fenomena terjadi di masyarakat dan pasar bergejolak.
Tantangan global saat ini salah satunya adalah
bagaimana beralihnya dari beras atau diversifikasi beras ke pangan lain seperti
ubi dan makanan pengganti nasi lainnya.
Saat ini persediaan produksi beras di NTT sekitar
300 ribu ton. Dalam sebulan membutuhkan 52 ribu ton beras bagi 5,4 juta jiwa
penduduk NTT.
Jika NTT memiliki stok beras di masyarakat,
distributor, penggilingan, Cadangan Beras Pemerintah di gudang Bulog sebanyak
300 ribu ton maka bisa bertahan untuk 6 bulan ke depan seandainya tidak ada
gejolak pasar yang berarti untuk menyongsong persediaan beras menuju panen
berikutnya.(dhe) *** poskupang.com