Didapuknya Kaesang sebagai Ketua Umum PSI tak lama
setelah resmi menjadi anggota menuai ragam pandangan. Pro dan kontra. Ia
menganggap nada sumbang yang dilayangkan kepada dirinya setelah bergabung
dengan PSI adalah hal biasa.
Sebagai anak muda, Kaesang memutuskan untuk menempuh
jalur yang tak banyak diminati oleh kawula muda, yakni jalur politik. Politik
menjadi salah satu di antara kawasan kegiatan manusia yang sering ditandai oleh
iklim panas. Kaesang sepenuhnya sadar akan iklim tersebut sekaligus mengakui
bahwa kebanyakan generasi muda apatis atau acuh tak acuh terhadap dunia
politik.
Barang tentu, hal demikian bukan tanpa alasan.
Kebanyakan praktik politik yang berlangsung jarang yang bersih. Itulah sebabnya
dan tak mengherankan apabila politik kerap dicap kotor, penuh kebusukan, sarang
fitnah, hoaks, korupsi, dan hal-hal amoral lainnya. Intinya, pandangan anak
muda terhadap politik banyak dibanjiri oleh arus pesimisme.
Kaesang mencoba melihat politik dari sudut pandang
lain. Optimisme. Dalam pandangan yang optimistik itu ia menyatakan:
Memang hendaknya seperti itulah politik. Yaitu,
politik yang tidak kehilangan substansi misi sebagai penyalur hati nurani dan
aspirasi masyarakat demi perbaikan kehidupan bersama sebagai bangsa.
Di mata Kaesang, berpolitik adalah demi kebajikan
dan kesejahteraan. Menurutnya, politik dapat dijalankan dengan penuh integritas
dan untuk kemajuan bersama. Syaratnya, harus ada rasa saling hormat di antara
anak bangsa dalam memperjuangkan segala cita-cita baik menuju Indonesia yang
lebih hebat.
Maka dari itu, ia mendorong anak-anak muda untuk
lebih banyak terlibat dalam urusan publik serta terjun ke dunia politik. Ia
meyakini bahwa jalan tersebut merupakan cara terbaik dari sekian banyak cara
bagi generasi muda untuk menyelamatkan masa depannya sekaligus bentuk
penghormatan terhadap generasi terdahulu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kaesang bisa saja
bergabung dengan partai besar. Akan tetapi, baginya, melabuhkan pilihan ke
partai tertentu merupakan sebuah panggilan. “Saya jatuh cinta kepada PSI. Partai
dengan idealisme dan integritas yang kokoh dan konsisten dalam perjuangan anak
muda. Partai ini surplus gagasan genuine dan brilian,” tutur Kaesang.
Konsistensi dalam memperjuangkan suara generasi muda
inilah yang akhirnya membuat Kaesang menaruh hati kepada PSI. Seperti diketahui
bahwa PSI acap disebut sebagai partainya anak muda. Dan hal itu semakin
diteguhkan PSI dengan mengangkat Kaesang Pangarep yang usianya masih dua
puluhan sebagai nakhoda baru. Dengan kata lain, saat ini Kaesang merupakan
ketum partai dengan usia termuda.
Kaesang memang masih tergolong baru dalam dunia
perpolitikan Indonesia. Meski usianya jauh lebih muda dibandingkan ketum parpol
lain, Kaesang memulai langkahnya dengan semangat optimisme. “Saya yakin dan
optimis,” ujar Kaesang dalam pidatonya, “arus, dan gelombang akan berpihak
kepada kita anak muda.”
Sinyal semacam ini dapat dimaknai bahwa anak muda
sudah saatnya membuang jauh-jauh sikap apatis terhadap politik yang amoral.
Anak muda mesti menjemput kembali spiritnya sebagaimana banyak tercatat dalam
perjalanan republik ini, yakni terlibat aktif dalam menentukan gerak laju
bangsa.
Akhirnya, kemunculan Kaesang sebagai ketua umum
termuda dari partainya anak muda dapat memberikan warna, wajah, dan arah baru
dalam dunia politik kekinian. Semoga!