Ilustrasi pembelajaran di luar kelas (outdoor study) |
Konsep Merdeka Belajar sendiri adalah sebuah inisiatif pendidikan yang diluncurkan
oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada tahun 2020
lalu. Latar belakang diluncurkannya Merdeka Belajar tersebut adalah untuk
menghadapi perubahan dunia yang semakin kompleks dan cepat, serta tuntutan
adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa sistem
pendidikan yang ada saat ini masih banyak mengalami tantangan dan hambatan
dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan masa depan.
Khususnya setelah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia selama
beberapa tahun terakhir. Sehingga perubahan sistem pembelajaran yang
lebih adaptif dan inovatif dibutuhkan.
Melalui inisiatif Merdeka Belajar ini, peserta didik
diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, relevan
dengan kebutuhan mereka di masa depan, dan lebih fleksibel dalam memilih metode
dan materi yang ingin mereka pelajari. Dengan demikian, inisiatif Merdeka
Belajar menjadi salah satu langkah strategis pemerintah Indonesia dalam
menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan adaptif untuk
mempersiapkan SDM Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Guru memainkan peran yang sangat penting dalam
menerapkan konsep Merdeka Belajar. Sebagai fasilitator dan pembimbing, guru
dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan mandiri dan belajar
secara efektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
1.
Mengidentifikasi
kebutuhan dan minat peserta didik: Guru membantu mengidentifikasi kebutuhan dan
minat peserta didik, serta membantu mereka dalam menentukan topik pembelajaran
yang sesuai dengan minat mereka.
2.
Memberikan
panduan dan arahan: Guru dapat memberikan panduan dan arahan kepada peserta
didik untuk membantu mereka memilih sumber daya belajar yang tepat dan
menetapkan tujuan belajar yang jelas.
3.
Mendukung
pembelajaran kolaboratif: Guru dapat membantu memfasilitasi kolaborasi dan
bekerja sama antara peserta didik dalam suatu proyek atau tugas.
4.
Memberikan umpan
balik dan evaluasi: Guru dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang kemajuan mereka dan membantu mereka mengevaluasi hasil belajar mereka.
5.
Menjaga
keterlibatan peserta didik: Guru dapat membantu menjaga keterlibatan peserta
didik dalam belajar dan memotivasi mereka untuk terus mengembangkan
keterampilan mandiri mereka.
Pada intinya praktik baik yang dilakukan dalam
menerapkan Merdeka Belajar, guru berperan sebagai pendamping dan motivator bagi
peserta didik dalam mengembangkan keterampilan belajar yang efektif dan
mandiri. Di samping itu guru harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kondusif dan mendorong peserta didik untuk mengambil tanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri.
Praktik baik Merdeka Belajar sendiri pada dasarnya
mengacu pada cara-cara atau metode-metode yang dianggap efektif dan dapat
diterapkan dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar tersebut. Beberapa
praktik baik tersebut meliputi melaksanakan pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran kolaboratif, pembelajaran mandiri, pembelajaran berbasis teknologi,
dan pembelajaran pengalaman.
Diharapkan praktik baik yang dilakukan tersebut
dapat membantu meningkatkan minat peserta didik dalam belajar, memotivasi
mereka untuk mengembangkan keterampilan mandiri, dan memfasilitasi peningkatan
hasil belajar.
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan praktik baik
Merdeka Belajar harus mempertimbangkan konteks lokal dan sumber daya yang
tersedia di lingkungan pendidikan, serta memperhatikan evaluasi dan monitoring
yang berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan implementasi program tersebut.
Tentu saja dalam melakukan praktik baik yang
mengusung konsep Merdeka Belajar akan terdapat sejumlah kendala di lapangan.
Beberapa kendala yang mungkin akan dihadapi dan mempengaruhi keberhasilan
implementasi program tersebut di antaranya adalah kurangnya sumber daya.
Sebab, implementasi Merdeka Belajar memerlukan dukungan sumber daya manusia,
sarana, dan prasarana yang memadai. Terutama di daerah terpencil, kurangnya
sumber daya dan aksesibilitas dapat menjadi kendala utama dalam mengimplementasikan
program ini.
Kemudian pemahaman yang kurang tentang Merdeka
Belajar juga bisa menjadi kendala tersendiri. Apalagi jika masalah ini dialami
oleh siswa, orang tua siswa, atau bahkan oleh seorang guru sendiri. Tentu
hal ini dapat menghambat penerapan program dan mengurangi minat peserta didik
untuk terlibat.
Dalam implementasi Merdeka Belajar, waktu yang
dibutuhkan untuk menjalankan program yang intensif dan praktis bisa menjadi
kendala. Sehingga guru harus mencari cara untuk mengintegrasikan program ini
dengan kurikulum yang sudah ada.
Selain itu juga masih terdapat kemungkinan kendala
yang akan dihadapi seperti kurangnya dukungan dari masyarakat atau evaluasi dan
monitoring yang lemah. Kendala-kendala tersebut dapat mengganggu dalam
pelaksanaan program Merdeka Belajar di seluruh Indonesia. Namun demikian,
dengan upaya yang terus menerus dan dukungan dari semua pihak, diharapkan
Merdeka Belajar dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi dunia pendidikan
Indonesia.
Praktik Baik
Merdeka Belajar untuk Menumbuhkan Budaya Positif
Di sisi lain, penerapan Merdeka Belajar
dapat menguatkan nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang dimaksud, mencakup
aspek-aspek seperti agama, adat istiadat, bahasa, seni, dan sistem sosial yang
dianut oleh suatu masyarakat. Secara rinci contoh nilai budaya mencakup
kepedulian sosial, ketaatan, keadilan, kerja keras, dan lain
sebagainya.
Nah, salah satu cara untuk membangun nilai
budaya melalui program Merdeka Belajar ini adalah melakukan praktik baik di
dalam atau di luar kelas. Misalnya, mendorong partisipasi aktif siswa dalam
kelas dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara dan berdiskusi
tentang topik yang dipelajari.
Seorang guru harus dapat menggunakan metode
pengajaran yang berbeda-beda, seperti metode ceramah, diskusi kelompok, tugas
kelompok, presentasi, dan proyek. Dan semua itu dapat membangun keterampilan
sosial dan kognitif siswa.
Guru juga perlu menggunakan materi pembelajaran yang
relevan dengan kehidupan siswa dan budaya lokal. Kemudian mendorong siswa untuk
menjadi kreatif dan berinovasi dalam menciptakan solusi untuk masalah yang ada
di masyarakat.
Dengan menerapkan praktik-praktik baik tersebut,
program Merdeka Belajar diharapkan dapat membantu membangun nilai budaya
yang positif di kalangan siswa dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga
negara yang bertanggung jawab dan produktif di masa depan.
Dalam membangun nilai-nilai budaya positif melalui
praktik baik Merdeka Belajar seorang guru bisa mengembangkan beberapa hal di
antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Mendorong
keaktifan siswa dalam memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari. Hal ini
dapat membantu siswa untuk menemukan minat dan bakat mereka, sehingga mereka
lebih termotivasi untuk belajar.
2.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif melalui tugas-tugas dan proyek-proyek yang menantang. Dengan begitu,
siswa akan lebih terbiasa dalam menghadapi masalah dan mencari solusinya dengan
cara yang inovatif.
3.
Mengembangkan
kebiasaan belajar mandiri pada siswa, memberikan akses pada berbagai sumber
belajar, dan mengajarkan teknik-teknik belajar yang efektif. Hal ini dapat
membantu siswa untuk menjadi lebih bertanggung jawab terhadap proses belajar
mereka sendiri.
4.
Meningkatkan
interaksi sosial antara siswa dan guru, dengan cara memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan guru. Hal ini
dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan juga
mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
5.
Memperkuat
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan pada siswa, dengan mengajarkan tentang
nilai-nilai moral, etika, dan toleransi. Hal ini dapat membantu siswa untuk
menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka dan menghargai
keberagaman budaya yang ada.
Dengan praktik baik dalam melaksanakan konsep
Merdeka Belajar, siswa diharapkan dapat terlibat secara aktif dalam proses
belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta memperkuat
interaksi sosial dengan guru dan sesama siswa.