“Jika anda ingin mengetahui isi dunia, maka bacalah dan jika anda ingin dikenal oleh dunia maka menulislah.”
Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) - Di sebuah kamar kecil yang sederhana, terdapat seorang penulis yang hampir selalu berada di sana. Sudah berbulan-bulan dia menghabiskan waktu di sana untuk menulis dan membaca buku-buku yang dia sukai. Kertas putih dan pulpen selalu siap di dekatnya, serta sebuah laptop di atas meja.
Pikirannya selalu bergejolak, dan satu-satunya cara
untuk meredakan gejolak itu adalah dengan menulis. Dia menulis tentang segala
hal, mulai dari kisah yang berbaur fiksi hingga opini tentang berbagai hal.
Tulisan-tulisan penulis tersebut sudah membentuk
karakter yang tak dapat dipisahkan dari dirinya. Dia sudah terbiasa dengan
kehadiran tulisannya di mana-mana, baik di blog pribadinya maupun di media
sosial.
Bahkan saat dia sedang tidak menulis, pikirannya
selalu berputar tentang ide-ide baru yang dapat diangkat dalam tulisannya. Dia
bahkan sering bermimpi tentang kisah-kisah yang kemudian dijadikan bahan untuk
tulisannya.
Tak satu pun dari pikiran dan tulisannya yang mati.
Semua itu terus hidup dan berkembang menjadi sebuah kekuatan yang mampu
mempengaruhi orang-orang yang membacanya. Walaupun penulis ini bukanlah seseorang
yang terkenal, dia merasa senang bahwa tulisannya dapat menjadi tempat ia
mengabdi. Ia berharap bahwa tulisannya dapat terus hidup dan memberi inspirasi
bagi banyak orang bahkan setelah ia pergi.
Oleh karena itu, pikiran penulis itu selalu mengabdi
lewat tulisan dan tak pernah mati. Meskipun ia sudah tiada, karyanya tetap
hidup dan terus memberikan manfaat bagi orang-orang yang membacanya.
Ketika penulis itu terus menulis dan terus
mengekspresikan imajinasi yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tulisan,
ketika dia menulis ia merasa seperti sedang mengobati jiwa dan pikirannya yang
sedang bertengkar. Tulisannya memberikan ruang bagi ide-ide, emosi, dan
pengalaman yang tak terucapkan sebelumnya.
Tulisan-tulisan tersebut juga menjadi media untuk
menyampaikan pesan dan pemikiran yang ingin ia sampaikan kepada dunia. Penulis
itu berharap tulisannya dapat membangkitkan kesadaran dan inspirasi bagi
pembacanya. Namun, tak jarang penulis itu juga merasa kesepian dalam proses
menulisnya. Meskipun tulisannya diakses oleh banyak orang, ia masih merasa
kesepian dalam kehidupannya sehari-hari.
Namun, ia menemukan dukungan dari komunitas penulis
yang menghargai dan saling mendukung satu sama lain. Melalui komunitas
tersebut, penulis itu merasa lebih diterima dan memperoleh inspirasi baru.
Walaupun proses menulis bisa terkadang melelahkan
dan menuntut, penulis itu terus menulis dengan semangat yang tinggi. Ia yakin
bahwa karyanya dapat menjadi bagian dari perubahan kecil dalam hidupnya bahkan
di dunia.
Hingga suatu hari, ketika ia sudah tak berada di
dunia ini, tulisan-tulisannya masih hidup dan terus mempengaruhi orang-orang
yang membacanya. Pikirannya yang selalu mengabdi lewat tulisan masih terus
hidup dan membawa dampak positif bagi banyak orang.
Dan pada akhirnya, penulis itu merasa puas karena
telah memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia, meskipun hanya melalui
tulisannya. Ia merasa bahwa itu sudah cukup, dan ia siap meninggalkan dunia ini
dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian dalam hati.
Di akhir hayatnya, penulis itu merasa tenang karena
karyanya masih akan hidup dan terus memberikan inspirasi bagi orang-orang. Ia
merasa bahagia karena telah memberikan kontribusi positif bagi dunia melalui
tulisannya. Walaupun ia sudah tiada, namun karyanya masih terus dikenang dan
dihargai. Tulisannya tetap menjadi sebuah sumber inspirasi bagi banyak orang,
bahkan setelah ia pergi.
Dalam kesunyian, tulisannya masih terus mengalir dan
memberikan ruang bagi pikiran dan emosi yang tak terucapkan. Ia telah
memberikan warisan yang tak ternilai harganya bagi dunia, sebuah warisan yang
akan terus hidup dan memberikan manfaat bagi banyak orang.
Dan begitulah, pikiran penulis itu selalu mengabdi
lewat tulisan dan tak pernah mati. Ia memberikan teladan bagi banyak orang
tentang kekuatan tulisan dan betapa pentingnya mengekspresikan pikiran dan
emosi lewat tulisan.
Karyanya telah menjadi sebuah warisan yang akan
terus hidup dan memberikan dampak positif bagi dunia. Ia telah memberikan
warisan yang tak akan pernah mati, sebuah warisan yang akan terus menginspirasi
dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Dan seiring berjalannya waktu, tulisan-tulisan sang
penulis semakin menyebar ke seluruh penjuru dunia. Ia menjadi semacam ikon bagi
para penulis dan pecinta literasi, diakui sebagai sosok yang menginspirasi
banyak orang untuk mengekspresikan diri lewat tulisan.
Banyak orang mempelajari gaya menulisnya, bahkan ada
yang mencoba meniru karya-karyanya. Namun, satu hal yang mereka tak mampu tiru
adalah semangat dan cinta yang terpancar dalam setiap tulisannya.
Setelah sekian lama, kini sebuah perpustakaan
dibangun untuk mengenang dan memajang karya-karya sang penulis. Banyak orang
yang datang dari seluruh dunia untuk melihat dan membaca karya-karyanya yang
telah menjadi legenda.
Di perpustakaan itu, terpampang sebuah kutipan dari
sang penulis yang mengatakan, "Tulisan adalah jendela bagi pikiran dan
jiwa kita. Melalui tulisan, kita bisa mengungkapkan yang tak terucapkan dan
memberikan pesan yang ingin disampaikan kepada dunia. Dan saat tulisan kita
sudah diterbitkan, ia akan terus hidup dan memberikan inspirasi bagi banyak
orang, bahkan setelah kita tiada tapi pikiran kita tidak akan pernah
mati."
Kutipan itu menjadi sebuah motivasi dan inspirasi
bagi para pengunjung perpustakaan, yang membaca karya-karya sang penulis dengan
penuh kekaguman dan rasa hormat.
Sang penulis mungkin telah tiada, namun karyanya
masih hidup dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Ia telah mengabdi lewat
tulisannya dan memberikan warisan yang tak akan pernah mati, sebuah warisan
yang akan terus menginspirasi dan memberikan manfaat bagi banyak orang di masa
depan.***