Foto: Evakuasi korban tersambar petir di Kupang.
(Dok. Kecamatan Fatuleu Barat) |
"Ya tewas di lokasi kejadian," ujar Camat
Fatuleu Barat Kandidus Neno saat dihubungi detikBali via telepon, Selasa malam.
Kandidus menyebut akibatnya sekujur tubuh perempuan
berusia 28 tahun itu menghitam semua. Warga yang melihatnya langsung berbondong-bondong
mengevakuasi menggunakan tandu darurat dari kain dan bambu ke rumahnya di RT
10, RW 05, Dusun 03, Desa Tuakau.
"Saat ini kami sedang melayat di rumahnya. Saya
atas nama pemerintah Kecamatan Fatuleu Barat turut berbela sungkawa,"
ungkapnya.
Kandidus mengimbau untuk seluruh warganya agar
berhati-hati dan waspada saat bepergian ke luar. Karena saat ini sudah memasuki
musim penghujan tentunya bencana longsor, banjir, pohon tumbang, dan kejadian
tak terduga seperti petir bisa saja terjadi secara tiba-tiba.
"Saya sudah imbau warga untuk lebih waspada di
saat musim penghujan," imbuhnya.
Sementara itu, Kapolres Kupang Anak Agung Gde Anom
Wirata menjelaskan kejadian tersebut berawal saat Venti bersama anaknya bernama
Jufraden Nenobahan (9) pergi ke Pantai Bisolo sekitar pukul 12.00 Wita.
Setiba di sana, sekitar pukul 15.00 Wita hujan deras
pun mengguyur di lokasi tersebut. Sehingga Jufraden berlari mencari tempat
perlindungan yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sementara Venti masih tetap
mencari biji legundi.
Berselang beberapa menit kemudian hujan semakin
lebat disertai petir. Jufraden pun berteriak memanggil Venti agar berlindung
sementara. Sayangnya, panggilan itu tak didengar oleh Venti.
Lantas Jufraden pun segera mencari tahu keberadaan
ibunya. Saat itu pun, dia menemukan ibunya dalam keadaan terbaring dan tidak
bernyawa lagi.
Selanjutnya dia berteriak meminta bantuan kepada
warga sekitar. Warga setempat bernama Yesua Selle yang mendengar teriakan itu,
langsung menuju ke lokasi kejadian.
Dari situlah, informasi itu mulai tersebar kepada warga sekitar. Sehingga
langsung dilaporkan ke Pos Polisi Barate. Selanjutnya, polisi bersama tim medis
dari Puskesmas Poto langsung menuju lokasi kejadian untuk memeriksa keadaan
korban.
"Sesuai hasil pemeriksaan medis korban murni
tersambar petir hingga meninggal dunia. Pihak keluarga menerima peristiwa
tersebut sebagai musibah dan tidak memprosesnya lebih lanjut," jelas
Wirata. *** detik.com