Mengapa Wanita Senang Pamer Foto Vulgar di Media Sosial?

Mengapa Wanita Senang Pamer Foto Vulgar di Media Sosial?



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Di era digital sekarang ini masyarakat sudah tidak asing lagi dengan media sosial. Tidak jarang dari media sosial pula para artis-artis baru bermunculan. Mungkin alasan inilah yang membuat para masyarakat awam yang bercita-cita jadi artis meng-upload aktivitas mereka ke media sosial. Tidak salah memang, jika berbagi ke dunia maya tapi apa jadinya jika yang dipamerkan adalah foto-foto tidak senonoh.

Mirisnya, para wanita lah yang sering mengunggah foto vulgar mereka ke dunia maya. Seperti kejadian di Samarinda, beredar foto mahasiswi sebuah universitas di Samarinda yang dengan mempertontonkan payudaranya. Foto tidak sopan itu pun beredar luas ke berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook, hingga ke pesan instan WhatsApp Messenger.

Foto perempuan berhijab tetapi membuka baju pada bagian dada, berlatar belakang salah satu arena di GOR Madya Sempaja Samarinda, Jalan KH Wahid Hasyim, beredar dalam sepekan terakhir.

Pengamat sosial, Devie Rachmawati menyayangkan perilaku tersebut. Menurutnya selain minimnya pengetahuan etik ber 'media sosial' gaya hidup artis menjadi salah satu kontributor para wanita sering mengunggah foto yang diharapkan bisa membuat mereka menjadi terkenal.

"Pengaruh budaya popularitas seperti para selebritis yang menggunakan pakaian vulgar juga jadi alasan mengapa sekarang ini banyak yang mengunggah foto-foto seperti itu," ujar Devie saat dihubungi merdeka.com, Kamis (19/5).

Tidak hanya gaya hidup paar selebrtitas, video klip para musisi juga menyumbang para wanita khususnya pengguna awam media sosial mengekspos bagian tubuh mereka. Terlebih lagi jika video klip itu berasal dari musisi yang diidolakan.

"Banyak kan di video-video klip tuh ada adegan di ranjang misalnya atau yang mengenakan celana pendek macem-macem lah yah," imbuhnya.

Selain meniru gaya hidup para selebritis, mereka yang mengunggah vulgar bagian tubuh mereka tidak lain karena tidak memiliki kepercayaan diri. Para pengunggah khususnya wanita, pasti akan merasa 'tercantik' jika hasil unggahannya itu dikomentari dengan berbagai macam komentar apalagi jika ada yang memuji hasil unggahannya itu.

Dia mengimbau hidup di era digital seperti sekarang ini bukan alasan tidak kenal dengan etika berinternet ria karena menurutnya para wanita yang sering mengunggah foto syur hampir dipastikan hanya sebagai 'budak' teknologi. Apalagi yang namanya teknologi, lanjut Devie, seperti album selamanya bagi khalayak umum tidak kenal lagi yang namanya privasi meski semisalnya akun tersebut protected.

"Media sosial, apapun namanya tetap saja sosial di dunia maya. Saat kita melakukan noda di media sosial itu akan terkenang oleh seluruh masyarakat, itu akan terkenang seumur hidup," tandasnya.

Peran orang tua dan lingkungan keluarga juga berperan aktif dalam membuka wawasan menggunakan media sosial. Dia menuturkan jika seorang anak 'gagal' menggunakan teknologi khususnya media sosial hal itu sama saja menunjukan orang tua lah yang gagal karena tidak memberi pemahaman tentang beretika di dunia maya.

"Tidak ada alasan kalau anak gagal, itu orangtuanya yang telah gagal," tandasnya.



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama