Tara Horak, Tradisi Asli (Hukum Adat) Menjaga Hasil Panen dari Pencurian di Kabupaten Malaka dan Belu-NTT

Tara Horak, Tradisi Asli (Hukum Adat) Menjaga Hasil Panen dari Pencurian di Kabupaten Malaka dan Belu-NTT



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Memiliki buah-buahan yang siap dipetik di halaman atau memiliki hasil-hasil di kebun yang siap panen sering jadi masalah besar. Sebagai pemilik, orang harus selalu berjaga-jaga agar hasil-hasil panenan di kebunnya tidak sampai kecurian oleh para pencuri gelap. Oleh karenanya, hasil-hasil kebun yang siap panen sering membuat para pekebun menjadi sangat gelisah bila dibiarkan sendiri misalnya, buah mangga, pepaya masak, hasil pertanian seperti sayuran, tomat, cabe, padi, jagung, palawija, bahkan perikanan siap panen yang ditinggalkan sendirian di kebun.

Untuk itu, di Belu, Malaka atau kawasan TTU dan TTS, ada tradisi masyarakat untuk menjaga agar hasil tanamannya tidak sampai dicuri atau diambil oleh orang lain secara gelap (dicuri orang). Caranya ialah dengan melakukan ritus adat: Tara Horak. Dengan norma Tara Horak,  maka hasil pertanian yang dimaksudkan tetap terjaga dengan baik dan tidak sampai dicuri oleh para pencuri. Tara Horak biasanya berupa menggantungkan sejenis semak-semak pada batang atau kebun dengan doa-doa tradisional dalam bahasa daerah. Bila pengunjung lewat dan melihat Horak yang digantungkan maka, pengunjung tersebut sudah tahu bahwa itu merupakan tanda larangan dari pemiliknya agar hasil-hasil pertanian tersebut tidak boleh diambil paksa oleh orang asing atau orang tak dikenal.

Coba perhatikan gambar di mana terdapat tanda Horak yang telah digantungkan di badan pohon pepaya. Ini merupakan alrm bagi para calon pencuri atau para pengunjung untuk tidak memetik buah pepaya atau hasil panen di kebun ini. Bila orang terpaksa memetik panenan yang hampir matang tersebut tanpa sepengetahuan pemiliknya maka pelakunya langsung dikenakan sanksi adat. Sanksinya berupa bayaran sejumlah barang materi dan jumlah uang tertentu atau bila para maling (biasanya anak-anak remaja/dewasa nakal) tidak bisa membayarnya maka sanksinya berupa intimidasi psikologis atau intimidasi mental. Biasanya banyak orang telah terkena intimidasi psikologis atau mental karena orang sulit mengaku sebagai pencuri atau pengambil buah ataupun pemanen secara gelap tersebut.

Intimidasi psikologis bagi para pelanggar adat ini merupakan pertanda bahwa orang itu pernah melakukan berbagai pelanggaran adat di tanah pertanian orang Timor-NTT, yakni mereka telah melanggar adat berupa mencuri hal pertanian orang lain yang telah dipasang Horak oleh pemiliknya.



Gambar pertama ini menampakkan Horak yang telah dipasang pemilik buah mangga ini pada batang pohon. Ini tandanya agar tidak boleh ada orang yang mengambilnya secara paksa tanpa melaporkannya kepada pemiliknya. Dengan Horak maka ketertiban dan kedmian kampung bisa tetapterjaga dengan baik. Orang akan menghormati hasil kebun atau hasil pertanian orang lain. Norma adat Tara Horak ini mengatur ketertiban dan kedamaian masyarakat di desa-desa di Timor-NTT demi tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan warga agatr mereka dapat ,menikmati hasil jerih lelah atau hasil keringat sendiri.

Dengan Norma Tara Horak, seorang pemilik kebun sebenarnya ingin mengatakan atau memberikan pengumuman kepada para pengunjung kebun agar jangan mencuri atau mengambil barang yang bukan milik anda. Tara Horak merupakan sebuah norma adat yang hingga kini tetap dilakukan oleh orang Timor-NTT untuk menjaga hasil panenannya agar tidak diambil oleh orang-orang secara gelap. Sebuah tata cara hukum adat tradisional yang hingga kini tetap langgeng dan dibuat orang NTT demi tercapainya kebahagiaan hidup bersama.

*** 

Medio Harekain, 17 November 2023

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama