Kepala Desa Desa Bour, Conradus T.L Sura mencoba memantulkan gumpalan besar yang diduga plastik. (Liputan6.com/Ola Keda) |
Dugaan beredarnya beras sintetis Hal
itu diketahui dalam beberapa video yang saat ini tersebar luas di media sosial.
Bruno Wolo (32) dan istrinya Regina Iralolon (26)
warga Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Lembata, bersaksi beras merek super yang
mereka beli dari salah satu ruko dengan harga Rp. 14.000/kg tersebut diduga
kuat bukan beras asli. Hal itu diketahuinya setelah beras itu dimasak menjadi
nasi.
Regina mengatakan, saat hendak menyuapi anaknya
untuk makan pagi, berasplastik yang sudah dimasak tersebut malah berubah bentuk menjadi
gumpalan-gumpalan putih. Bahkan, gumpalan nasi tersebut dilempar ke lantai
bergelinding seperti bola.
"Saya kaget saat melihat berasnya berubah
bentuk menjadi gumpalan-gumpalan. Saat saya coba sendok ambil dan buang ke
lantai malah melenting seperti bola," ujarnya, Sabtu Jumad (11/11/2023).
Melihat hal itu ia bersama suaminya, Bruno Wolo
langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepala desa Setempat.
Regina Iralolon, ibu rumah tangga yang membeli beras yang diduga kuat berbahan plastik (Liputan6.com/Ola Keda) |
Hasil Pengecekan
Kades dan Pedagang Beras
Kepala Desa Bour, Conradus T.L Sura mengatakan,
setelah menerima laporan warga pihaknya langsung melakukan pengecekan di ruko
tempat penjualan beras yang dibeli warganya.
Ia mengaku pengecekan itu juga melibatkan beberapa
kepala desa tetangga, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan anggota unit Intel Kodim
1624/Flotim.
Hasil pengecekan itu, kata kades, pemilik ruko
mengaku membeli beras tersebut dari perahu Makasar yang sering bongkar muat barang
di pelabuhan laut Lewoleba.
"Pemilik ruko ini mengaku mereka beli beras
dari penjual beras keliling yang biasanya menggunakan mobil pickup. Beras itu
diambil dari kapal-kapal Makassar yang sering bongkar muat di pelabuhan
Lewoleba," tuturnya.
Saat ini sampel beras yang diduga berbahan dasar
plastik itu diambil dan diserahkan ke Disperindag Kabupaten Lembata untuk
dikirim ke BPOM Bandung.
"Sampel berasnya nanti akan diuji di BPOM
Bandung, jadi kita tunggu saja hasilnya," tutupnya.* liputan6.com