Ketika Kaisar Agustus melakukan sensus penduduk,
sehingga orang berbondong-bondong pulang kampung untuk mendaftarkan diri. Apa
yang dilakukan Kaisar Agustus sebuah tindakan yang cerdas, siapa yang memiliki
data, dialah yang mampu menguasai dunia ini. Data tidak hanya untuk membebani
masyarakat dengan pajak, data juga untuk mengukur kekuatan suatu bangsa.
Kemajuan teknologi yang berkaitan dengan data mampu membangun kecerdasan buatan
yang berdampak pada penciptaan produk yang lebih cerdas, menawarkan layanan
yang lebih cerdas dan meningkatkan proses bisnis internal.
Sedangkan apa yang dilakukan Yusuf dan Maria
merupakan bentuk ketidakmampuan mereka membuat perencanaan yang dibarengi
dengan mitigasi risiko. Perjalanan mereka sekitar 120 kilometer dengan kondisi
Maria sedang hamil tua. Mereka juga tidak memiliki keberanian memilih
alternatif jika Yusuf saja yang pulang dengan alasan istrinya sedang
melahirkan. Perencanaan yang tidak matang berdampak pada tidak adanya tempat
tinggal buat mereka, itulah yang disebut konsekuensi logis atas langkah
tindakan yang tidak menggunakan strategi (Lukas 14:28-35).
Banyak cerita bahwa Yusuf dan Maria ditolak di
berbagai penginapan berdasarkan bacaan di Lukas 2. Ian Paul mengungkapkan tidak
sependapat dengan terjemahan atau tafsiran kisah Injil yang mengatakan Yusuf
dan Maria ditolak dari rumah penginapan yang penuh sesak dan karena itu
terpaksa mencari persinggahan di sebuah kandang menyedihkan tempat Yesus
dilahirkan.
Kisah yang demikian itu tidak masuk akal dan tidak
sesuai dengan budaya zaman itu. Ia mengatakan, munculnya versi kisah yang
demikian karena ada kekeliruan penerjemahan kata “Kataluma" dari bahasa
Yunani Kuno. Kataluma keliru diterjemahkan menjadi tempat penginapan. Padahal
arti yang lebih pas adalah ruang tamu. Menurutnya, ketika Yusuf dan Maria tiba
di tempat kerabat mereka di Betlehem, ruang tamu sudah penuh, karena mereka
datang terlambat dibanding kerabat yang lain. Itu sebabnya pasangan itu tidak
ditempatkan di Kataluma yang sudah penuh melainkan di ruang keluarga. Di
sanalah mereka berada bersama-sama dengan tuan rumah.
Kedatangan Yusuf dan Maria menurut tradisi sangat
dihargai, disambut dengan baik, hanya saja kondisi ruang untuk tamu sudah
sangat penuh. Maria yang akan melahirkan membutuhkan ketenangan sehingga
ditempatkan di ruangan bawah yang terdapat palungan.
Maria yang akan melahirkan di tengah-tengah
masyarakat berbasis komunitas, tidak mungkin sendirian, mereka pasti akan
membantu dan tidak ada yang dibiarkan sendiri ketika mereka membutuhkan
dukungan, bahkan jika mereka orang asing. Para wanita Betlehem tidak akan
pernah meninggalkan seorang wanita untuk melahirkan seorang diri, apalagi
seorang wanita muda yang melahirkan anak pertamanya.
Memaknai Natal
Segelintir gembala, yang terpinggirkan oleh elit
sosial dan agama, dipilih untuk memecah keheningan berabad-abad, mengumumkan
kelahiran Mesias. Pada zaman Kristus, para gembala berdiri di anak tangga
terbawah dari tangga sosial Palestina. Mereka memiliki status yang sama tidak
menyenangkannya dengan pemungut cukai dan penyapu kotoran (hanya Lukas yang
menyebutkannya). Saya melihatnya gembala sebagai sebuah komunitas yang dipakai
untuk mewartakan kabar baru dan berdampak pada komunitas yang lain.
Bayangkan informasi yang terjadi saat ini
diberitakan melalui komunitas pengendara (ojek) online, karena hubungan mereka
kuat maka berita itu sangat cepat untuk tersiarkan sebagai bentuk sikap bela
rasa dan kepedulian.
Sedangkan tindakan Herodes untuk membunuh setiap
bayi yang lahir berdasarkan informasi orang Majus, hanyalah sebuah tindakan
menghambat kompetisi. Hal ini dalam dunia bisnis dan politik sering terjadi,
yang perlu disayangkan tindakan yang tidak bijak dari orang Majus yang dianggap
sebagai orang terpelajar.
Hal ini sebuah gambaran yang mewakili orang-orang
pandai setiap zamannya yang memberikan informasi pada pihak yang tidak tepat
sehingga menjadi pijakan pengambilan keputusan yang menyengsarakan banyak
pihak.
Bagaimana memaknai Natal pada tahun ini? Natal
adalah kesadaran mengambil risiko dan menerima segala konsekuensi logisnya,
seperti Yusuf dan Maria ketika kembali ke Betlehem. Natal merupakan buah
kesadaran setiap langkah tindakan manusia. Natal hanya bisa bertumbuh dalam
setiap pribadi ketika memiliki kesadaran baru untuk menerima dan bersyukur,
membuka mata bahwa dalam keadaan sulit kita tidak sendirian. Selamat Natal
2023, Tuhan memberkati.