Aku
menerima, takdirku
Dengan luasnya kata sabar
Yang terlukis di senyumanku
Teguhku
masih kuat menancap
Untuk sekedar menahan luka-luka
Miringnya kata-kata yang terucap
Biarlah,
aku yang debu ini
Mengais-ngais asa kehidupan
Yang kata mereka tak berarti
Biarlah,
jalanan panjang ini
Menjadi saksi angkuhnya aku
Meludahi rasa lelah menapaki
Biarlah,
panas hujan menemani
Setiap hela nafas yang berkisah
Tanpa berkesah merintih nyeri
Aku
juga anak kehidupan
Sepertimu, seperti mereka-mereka
Hanya saja nasib membeda jalan
*
Aku
hanyalah debu-debu jalanan
terbang
melayang tak tentu arah
aku
hanyalah tetesan embun pagi
hilang
di telan matahari
aku
hanyalah angin malam
datang
lalu menghilang
aku
hanyalah sepi
aku
hanyalah mimpi
aku
hanyalah emosi tak terkendali
aku
hanyalah luka yang tergores kembali
aku
hanyalah jiwa yang resah
terpuruk,
terbuai halusinasi duniawi
gelisah,
dihantui rasa salah
aku
lelah
aku
lemah
tunjukkanlah
arah
tuntunlah
langkah ku
mengejar
waktu mencari arti
*