Pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki berusia anak-anak menempati SMPN 1 Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. |
kebijakan tersebut
setelah Penjabat Bupati Flores Timur,
Doris Alexander Rihi menetapkan status siaga darurat bencana erupsi Gunung
Lewotobi Laki-laki yang berlangsung selama 14 hari terhitung dari tanggal 1- 14
Januari 2024.
Pembelajaran di
tenda pengungsian ini akan melibatkan siswa di dua kecamatan terdampak erupsi
gunung Lewotobi Laki-laki yakni Wulanggitang dan Ilebura.
Kepala Dinas Pendidikan
Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur, Felix Suban Hoda
menjelaskan pembelajaran darurat ini akan diberlakukan mulai besok, Senin 8
Januari 2024.
Dikatakannya, Pola
pembelajaran darurat ini lebih mengedepankan Reading Kem dan trauma hiling.
"Karena situasi
ini sehingga kita tidak
bisa belajar seefektif mungkin seperti di kelas, kondisi sekarang kita harus
merawat motivasi siswa dengan pembelajaran darurat," ujarnya Minggu 7
Januari 2024.
Kata dia, para guru
akan mengunjungi posko-posko pengungsian untuk memberikan reading Kem dan
trauma hiling.
Ia menambahkan, sudah
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk dibangun tenda untuk
pembelajaran darurat.
Untuk pembelajaran di
posko pengungsian Kecamatan Wulanggitang, Siswa TK akan mengikuti pembelajaran
di gedung TK Agnes sedangkan untuk siswa SD akan akan berlangsung di SD Kemiri,
dan siswa SMP akan belajar di SMP Negeri 1 Wulanggitang.
Sedangkan untuk
pembelajaran di posko pengungsian Desa Konga Kecamatan Titehena akan dibangun
tenda dihalaman gedung Kantor Desa Konga.
"Besok, tenda
untuk pembelajaran darurat akan tiba sehingga kita akan bangun satu di halaman SMP
negeri 1 Wulanggitang dan satunya di halaman kantor Desa Konga," jelasnya. *** flores.tribunnews.com