· Kasus rabies perlu penanganan serius di Nusa Tenggara Timur.
· Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin pada hewan peliharaan.
· Stok vaksin rabies di Kementerian Pertanian sebanyak 184.500 dosis. Sebanyak 5.500 dosis berada di Pusat dan 179.000 dosis di NTT.
· Hewan utama penular rabies ke manusia adalah anjing, kelelawar, kucing, dan monyet. Virus rabies dapat menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang tertular rabies.[1]
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sikka, Hengki Sali menjelaskan, korban digigit anjing di jari tangan
kanannya pada 20 September dan baru dibawa ke puskesmas 12 Oktober.
“Pasien hanya dirawat
semalam.”
Hengki mengatakan, saat
dirawat di RSUD korban menunjukkan gejala rabies, seperti gelisah, takut angin
dan air, serta bicara melantur.
“Kondisinya menurun
hingga meninggal.”
Theresia merupakan
korban kelima. Sebelumnya, empat anak di Sikka meninggal dengan kasus terakhir
AD [10], Jumat [11/8/2023].
Bukan hanya di Pulau
Flores, rabies juga melanda Pulau Timor. Hingga Jumat [8/12/2023], terdata 310
kasus di Kabupaten Timor Tengah Utara [TTU], yang merenggut 2 nyawa di 2
kecamatan, dari 17 kecamatan sebaran rabies.
Di Timor Tengah Selatan
[TTS], juga terdata 1.774 kasus rabies, hingga Selasa [7/11/2023]. Jumlah
korban meninggal sebanyak 11 orang.
Animasi 3D struktur virus rabies. Sumber: Scientific Animations/Wiki Images/Free to share
Kasus
Sekertaris Komite
Rabies Flores Lembata [KRFL] Asep Purnama, mengatakan virus rabies bisa hidup
di semua binatang berdarah panas. Anjing yang paling banyak tertular dan
menularkan ke manusia melalui gigitan [99%]. Hingga Oktober 2023, terdata 25
kematian manusia akibat rabies di NTT.
“Untuk mengetahui
keberadaan virus rabies di suatu daerah, sebaiknya kita fokus pada anjing.”
Seekor anjing diduga tertular rabies, jika menggigit seseorang hingga
beberapa korban tanpa provokasi. Untuk itu, lakukan observasi pada anjing
tersebut setelah menggigit, selama 14 hari.
“Bila dalam jangka
waktu tersebut mati, patut diduga ada virus rabies.”
Bila anjing dibunuh
karena sangat agresif dan berpotensi menggigit korban lain, segera lakukan
pemeriksaan otaknya. Fluorescent Antibody Technique [FAT] bisa memastikan
apakah anjing tertular atau tidak.
“Jika hilang atau kabur
setelah menggigit, bisa dianggap sebagai anjing rabies.”
Asep menegaskan, kita
jangan hanya menangani korban gigitan. Perlu juga analisa, untuk mengetahui
apakah daerah kita terancam rabies atau tidak. Rabies seperti penyakit menular
lain, penyebaran bisa cukup jauh karena daya jelajah anjing 2 hingga 10 km.
“Rabies merebak di Kelurahan Sarotari, Flores Timur, Pulau Flores, tahun 1997. Dalam 3 tahun sudah menyebar di 9 kabupaten, di Pulau Flores dan Lembata. Harus ada langkah cepat mengatasinya,” terangnya.
Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan kematian di Provinsi NTT sejak tahun 2014 hingga Oktober 2023. Grafik: dr.Asep Purnama, SpPD/Sekertaris Komite Rabies Flores Lembata [KRFL]
Darurat rabies
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian,
mengupayakan pencegahan penyakit rabies di NTT. Tercatat, hingga 20 November
2023, kasus gigitan hewan penular rabies [GHPR] pada manusia di Kabupaten TTU
dan TTS, mencapai 1.823 kasus dan di Pulau Flores 12.941 kasus.
Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan [PMK], Muhadjir Effendy,
menjelaskan, vaksinasi Rabies di NTT baru terealisasi 17,59%.
“Perlu disiapkan
alokasi dana siap pakai untuk operasional penanganan rabies, guna penambahan
vaksin, peralatan, pelatihan petugas, sosialisasi, dan pendampingan,” jelasnya,
dikutip dari situs Kementerian Pertanian.
Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan [Dirjen PKH], Nasrullah mengatakan, stok vaksin
rabies di Kementerian Pertanian sebanyak 184.500 dosis.
Rinciannya, sebanyak
5.500 dosis berada di Pusat dan 179.000 dosis di NTT.
“Vaksinasi dilakukan
dengan target minimal 70% dari seluruh populasi anjing di seluruh wilayah
tertular rabies, termasuk di NTT,” paparnya.
Di Indonesia,
mengutip alodokter, rabies
atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi masalah yang
mengancam kesehatan masyarakat. Meski demikian, penyakit ini dapat dicegah
dengan pemberian vaksin pada hewan peliharaan.
Hewan utama penular
rabies ke manusia adalah anjing, kelelawar, kucing, dan monyet. Virus
rabies dapat menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang
tertular rabies.