Orang-orang mengelilingi toko-toko di tengah kerusuhan di Port Moresby, Papua Nugini, pada Rabu (10/1/2024). Foto: Andrew KUTAN/AFP |
Laporan media
Australia, ABC, sebanyak delapan orang tewas di ibu kota Port Moresby. Sisanya
di kota Lae yang berada di utara.
Rusuh di negara
tetangga Indonesia itu dipicu demo polisi dan sektor publik atas pemotongan
gaji. Pejabat Papua Nugini mengungkap pemotongan tersebut hanya sebuah
kesalahan administrasi.
Orang-orang mengelilingi toko-toko di tengah kerusuhan di Port Moresby, Papua Nugini, pada Rabu (10/1/2024). Foto: Andrew KUTAN/AFP |
Meski demikian, pada
Rabu kemarin ribuan orang turun ke jalan ibu kota Port Moresby. Warga terlihat
menjarah toko dan asap tebal nampak di berbagai titik Port Moresby.
Dalam konferensi pers
Kamis (11/1) ini, PM Marape menyatakan kerusuhan sudah mulai reda. Tambahan
aparat dikerahkan untuk menjaga ketertiban.
"Polisi tidak
bekerja dengan baik kemarin dan warga melanggar hukum, tidak semua warga, tapi
terjadi di beberapa bagian kota," ucap Marape seperti dikutip dari
Reuters.
Kedubes Amerika Serikat
di Port Moresby membenarkan polisi sudah kembali bekerja. Kendati demikian,
ketegangan masih menyelimuti Papua Nugini.
"Ketenangan
relatif dapat berubah sewaktu-waktu," kelas Kedubes AS.
Perdana Menteri
Australia, Anthony Albanese, mengatakan perwakilan negaranya di Papua Nugini
memonitor situasi di sana.
Ia menambahkan, Papua
Nugini belum meminta bantuan keamanan ke Australia. Negeri Kanguru kerap
memberikan bantuan keamanan ke tetangganya itu.
"Kami mendesak
agar kalian tenang pada waktu sulit ini. Kami belum menerima permintaan dari
Pemerintah Papua Nugini," kata Albanese.