Kepala Dinas Peternakan
Belu, Yoos Djami melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Veteriner, Gusti menyebutkan
kematian ternak sapi tersebut terjadi sejak awal hingga akhir Januari.
"Kematian ternak
ini terjadi secara bertahap sejak awal Januari hingga
menjelang akhir bulan. Puncaknya terjadi pada pertengahan hingga akhir Januari,
ketika cuaca sangat ekstrem dengan hujan yang sangat deras," ungkapnya,
ketika dihubungi Pos Kupang. Rabu, 7 Februari 2024.
Menurutnya, penyebab
tingginya angka kematian ternak sapi tersebut adalah karena banyaknya sapi yang
tidak dikandangkan saat kondisi cuaca ekstrem tersebut.
Gusti menegaskan bahwa
saat vaksinasi dilakukan, sapi-sapi tersebut tidak bisa dikumpulkan untuk
mendapatkan vaksin.
Gusti juga menambahkan
bahwa berdasarkan investigasi lapangan dan wawancara dengan peternak di daerah
sekitar, gejala-gejala yang ditemukan menunjukkan kemungkinan infeksi penyakit
ngorok.
"Petugas
peternakan sudah melakukan investigasi dan wawancara dengan peternak, dari
gejala-gejala yang ditemukan menunjukkan kemungkinan infeksi penyakit ngorok.
Gejalanya hampir sama yaitu mulutnya mengeluarkan busa dan pembengkakan
dileher. Ini adalah penyakit yang sudah menjadi endemik di Kabupaten Belu
," jelas Gusty.
Pemerintah daerah telah
menyiapkan vaksin untuk mencegah penyakit ini, namun memang untuk tahun 2023,
karena keterbatasan anggaran hanya 50 persen lebih yang melakukan vaksinasi
dari jumlah populasi ternak sapi, sehingga tidak menjangkau seluruh ternak di
Kabupaten Belu.
Ia juga menyampaikan
bahwa terhadap hal tersebut, tindakan telah diambil dengan melakukan pengobatan
maupun vaksinasi terhadap ternak yang masih hidup.
"Hingga saat ini, tidak
ada laporan kematian tambahan setelah tindakan pengobatan tersebut. Namun
demikian, pemantauan akan tetap dilakukan selama 14 hari ke depan,"
ujarnya.
Menyikapi hal ini,
Gusty mengingatkan masyarakat akan tiga hal penting.
Pertama, pentingnya
vaksinasi massal yang biasanya dilakukan pada bulan Agustus hingga November
untuk mencegah penyebaran penyakit.
Kedua, saat kondisi
cuaca ekstrem seperti hujan deras atau panas yang berlebihan, sebaiknya ternak
dikandangkan untuk memastikan pemantauan yang lebih baik.
Ketiga, apabila terjadi kematian ternak secara mendadak, segera laporkan ke petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas. *** flores.tribunnews.com