Polda NTT Autopsi Jenazah Siswa SD yang Tewas Dikeroyok 5 Teman di Kabupaten TTU

Polda NTT Autopsi Jenazah Siswa SD yang Tewas Dikeroyok 5 Teman di Kabupaten TTU



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) - Tim forensik Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengautopsi jenazah JJR (11), siswa sekolah dasar (SD) yang tewas dikeroyok oleh lima temannya di Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

"Ya, kami mendatangkan tim forensik dari Polda NTT untuk mengautopsi guna memperjelas penyebab kematian korban," ungkap Kapolres TTU AKBP Mohammad Mukhson kepada detikBali, Kamis (8/2/2024).

Mukhson menjelaskan autopsi itu dilaksanakan pada Rabu (7/2/2024) siang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Usaepkolen Bisafe, Desa Tualene, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten TTU. Proses autopsi dihadiri oleh ahli forensik Polda NTT AKBP Edi Hasibuan, keluarga korban, dan personel Polres TTU.

Tim medis memeriksa dan mengambil sejumlah sampel organ tubuh milik JJR untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya akan diserahkan ke penyidik Polres TTU untuk kepentingan penyelidikan.

"Hasilnya (autopsi) kalau sudah keluar akan kami sampaikan," jelas Mukhson.

Diberitakan sebelumnya, JJR (11), meninggal dunia sekitar pukul 21.00 Wita, Senin (5/2/2024). Dia mengalami luka-luka setelah dikeroyok oleh lima temannya, MM, ABM, DNM, HYN, dan AJM. Pengeroyokan itu terjadi lima hari sebelum kematian JJR.

"Benar, sekitar satu pekan dikeroyok, baru korban meninggal dunia," ungkap Kapolres TTU AKBP Mohammad Mukhson kepada detikBali, Kamis (8/2/2024).

Mukhson menjelaskan JJR dikeroyok di salah satu pematang sawah, Rabu (31/2/2024). Saat itu, dia dan teman-temannya baru pulang sekolah.

JJR dihujani pukulan oleh lima temannya. Dia juga sempat dibanting. Akibat penganiayaan tersebut, siswa laki-laki itu mengalami sakit di bagian dada, perut, pinggang, dan kemaluan.

Namun, setiba di rumah, JJR tak bercerita kepada siapapun terkait pengeroyokan itu. Luka-luka dalam yang dialami sama sekali tidak mendapat penanganan.

"Saat itu korban hanya tidur-tiduran di rumahnya. Sehingga orang tuanya tidak mengetahui peristiwa yang menimpanya," jelas Mukshon.

Orang tua JJR baru mengetahui peristiwa penganiayaan yang menimpa anaknya setelah JJR mulai mengeluhkan rasa sakit di bagian dada dan kemaluannya. Ayah JJR lalu menghubungi seorang dukun untuk memijatnya.

"Tetapi berselang beberapa saat kemudian, korban meninggal dunia," terang Mukhson. *** detik.com







Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama