Peluncuran Satelit Merah Putih 2 menggunakan roket Falcon, SpaceX, di Cape Canaveral, Florida, AS. Foto: Dok. SpaceX |
Teknologi yang ada pada
satelit ini dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan satelit konvensional yang saat ini ada di
Indonesia.
Merah Putih 2 dapat
menjadi jaringan telekomunikasi utama (backbone) yang kemudian terhubung dengan
menara BTS, untuk menyebar akses telekomunikasi atau internet di remote area.
Dengan demikian,
menurut Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom, Satelit Merah Putih 2 turut
bertugas mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia, termasuk
melengkapi infrastruktur telekomunikasi terrestrial dan kabel laut terutama di
daerah yang belum terjangkau atau minim infrastruktur konvensional.
Manfaat besar Satelit
Merah Putih 2 mungkin tidak akan terasa langsung oleh masyarakat, karena
pelanggan utamanya adalah operator seluler dan operator VSAT yang menyediakan
layanan berbasis antena parabola. Operator telekomunikasi inilah yang akan
menyewa layanan Satelit Merah Putih 2, untuk kemudian menyebar kapasitas akses
telekomunikasinya kepada publik.
Total kapasitas
transmisi data pada Satelit Merah Putih 2 ada lebih dari 32 Gbps yang
menjangkau seluruh area Indonesia. Itu terdiri dari 42 User Beam Ku-Band dengan
diameter beam sebesar 0.88°. Untuk men-cover 42 user beam tersebut, terdapat 5 gateway
C-Band yang tersebar di lima area, yakni Banda Aceh, Bandar Lampung, Tarakan,
Kupang, dan Jayapura. Platform yang dipakai pada Merah Putih 2 adalah Spacebus
4000B2.
Pembuatan Satelit Merah Putih 2 di fasilitas perakitan Thales Alenia Space. Foto: Telkom |
Sebagian besar
kapasitas Satelit Merah Putih 2 akan disewakan kepada pihak eksternal, dan
sebagian kecil akan dimanfaatkan oleh internal Telkom.
Salah satu fungsinya (Satelit Merah Putih 2) adalah sebagai backhaul yang terhubung dengan BTS atau infrastruktur telekomunikasi lain. Dia akan membantu operator seluler atau operator VSAT untuk mengembangkan jaringannya ke end-user di daerah yang remote. Itu secara nyata akan meningkatkan pemerataan konektivitas di beberapa daerah, terutama yang remote.- Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom -
Merah Putih 2 merupakan
satelit HTS pertama yang dimiliki Telkom, dan satelit ke-11 yang dioperasikan
Telkom. Dia akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT). BUMN
telekomunikasi tersebut saat ini juga mengoperasikan dua satelit lain, yaitu
Satelit Merah Putih dan Satelit Telkom 3S.
Adapun desain,
konstruksi, dan pengujian hingga pengiriman satelit dikerjakan oleh Thales
Alenia Space. Perusahaan Prancis ini juga bertanggung jawab atas fase penentuan
posisi orbital awal (LEOP) dan tes di orbit (IOT).
Selain itu, Thales
Alenia Space akan memasok segmen kontrol darat dan akan melatih tim engineer
Telkomsat selama berjalannya perjanjian kerja sama. Dukungan di orbit juga akan
diberikan sepanjang masa pakai satelit yang diproyeksikan beroperasi selama 15
tahun.
Satelit Merah Putih 2
ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada April 2024 dan akan melayani
sektor B2G (business to government) dan B2B (business to business).
Satelit bakal
dikendalikan dari stasiun pengendali utama satelit (Master Control Station)
yang berlokasi di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Apabila ada kendala yang
bersifat force majeure, satelit bisa dikontrol di stasiun cadangan (Backup
Control Station) yang berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. *** kumparan.com