Bencana Landa Wilayah NTT Selama 2 Hari, Jembatan Ambruk-Desa Kebanjiran

Bencana Landa Wilayah NTT Selama 2 Hari, Jembatan Ambruk-Desa Kebanjiran

Foto: Dua kecamatan di Kabupaten Malaka, NTT terendam banjir Benenai sejak Minggu (10/3/2024). (Dok Pemda Malaka)



Suara Numbei News - Sejumlah bencana alam menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat cuaca ekstrem sejak Minggu (10/3/2024) hingga Senin (11/3/2024). Mulai dari Kabupaten Flores Timur, Manggarai Timur, hingga Malaka.

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi bencana banjir dan longsor di seluruh daerah di NTT. Peringatan dini cuaca ektrem tersebut pada periode 8-14 Maret 2024. Berikut rangkumannya.

Pohon Tumbang-Jembatan Ambruk di Flores Timur

Rumah Warga di Desa Kolaka, NTT, tertimpa pohon karena cuaca ekstrem. (Istimewa)



Tingginya intensitas hujan disertai angin kencang di Kabupaten Flores Timur menyebabkan tiga rumah warga di Desa Kolaka, Kecamatan Tanjung Bunga, rusak ditimpa pohon beringin, Minggu. Hujan terjadi hingga Senin.

Pantauan detikBali, angin kencang hampir terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur. Tanaman jagung milik warga roboh seusai dihajar angin kencang selama dua hari belakangan ini.

Bahkan, satu jembatan ambruk dan beberapa jalan penghubung desa penuh dengan material batu dan tanah.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Avi Manggota Hallan mengatakan jembatan penghubung antara Desa Lewobele dan desa lainnya juga putus karena banjir.

"Pak Kalak (BPBD) sudah menyerahkan bantuan tanggap darurat. Ada paket sembako dan hygiene kids, serta makanan siap saji kepada korban terdampak angin kencang yang rumahnya ditimpa pohon rita dan beringin di Desa Kolaka," ujarnya kepada detikBali, Senin.

Selain jembatan putus, longsor juga terjadi di jalan menuju Desa Lamanabi dan Pantura di Kecamatan Tanjung Bunga. Batu dan tanah tampak menyatu di jalan beraspal tersebut.

7 Desa-Lahan Pertanian di Malaka Terendam Banjir

Dua kecamatan di Kabupaten Malaka, NTT terendam banjir Benenai sejak Minggu (10/3/2024). (Dok Pemda Malaka)


Sebanyak tujuh desa di Kabupaten Malaka terendam banjir akibat Sungai Benenai meluap. Selain itu, lahan pertanian warga pun turut terendam sejak Minggu hingga Senin.

"Pada umumnya kalau terjadi luapan banjir Benenai, maka otomatis rumah warga hampir dipastikan 100 persen terendam banjir," ungkap Wakil Bupati Malaka Louise Lucky Taolin kepada detikBali, Senin.

Kim Taolin -sapaan akrabnya- menyebut desa yang terdampak itu adalah Desa Sikun, Fafoe, Oan Mane, dan Desa Motaain di Kecamatan Malaka Barat. Sementara, wilayah Kecamatan Malaka Tengah yaitu Desa Naimana, Fahiluka, dan Desa Lawalu.

"Perumahan dan lahan pertanian warga terendam banjir," kata Kim. Namun, Kim Taolin belum bisa membeberkan berapa rumah yang terdampak.

Ketua DPC PKB Kabupaten Malaka itu menjelaskan luapan banjir itu hampir terjadi setiap tahun. Menurutnya, solusinya yaitu harus dilakukan pembangunan tanggul dan rehabilitasi tanggul yang ada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Benenai.

"Kami berharap agar tahun ini bisa dilakukan pembangunan tanggul dan rehabilitasi tanggul yang ada," jelasnya.

Masyarakat yang terdampak banjir diminta agar selalu mewaspadai bencana banjir susulan. Saat ini, kata Kim, walaupun debit air sudah berkurang namun masyarakat diingatkan untuk selalu waspada.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Malaka Stefanus Nahak Klau mengatakan BPBD Malaka masih menunggu laporan resmi dari setiap kepala desa di daerah itu. "Masih menunggu laporan dari desa yang kena dampak banjir Sungai Benenai," tandasnya.

Selain itu, ruas Jalan Raya Sitrua, Desa Kusa, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka, juga putus akibat longsor pada Minggu sekitar pukul 12.30 Wita. Akibatnya, akses transportasi di wilayah itu lumpuh total.

423 Rumah dan Bangunan Lain di Manggarai Timur Terendam Banjir

Banjir bandang menerjang Dampek, Ibu Kota Kecamatan Lambaleda Utara, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Foto: dok. Polsek Lambaleda



Banjir bandang di Dampek, Ibu Kota Kecamatan Lambaleda Utara, Manggarai Timur, menyebabkan 423 bangunan terendam air sejak Minggu hingga Senin. Bangunan itu terdiri atas rumah warga, kantor-kantor pemerintahan, fasilitas kesehatan, kantor Polsek Dampek, rumah ibadah, dan bangunan lainnya.

Sebanyak 500 orang mengungsi akibat banjir itu.

Banjir tersebut juga menyebabkan 284 hektare sawah terendam banjir dan 15 sapi hanyut. Hewan dan ternak peliharaan lain juga masih dalam pendataan. Selain itu tujuh kapal milik nelayan juga rusak dan hilang terseret banjir ke laut.

Banjir bandang itu akibat meluapnya Sungai Wae Laing karena hujan lebat. Sungai tersebut bermuara ke laut. Saat banjir terjadi, air laut sedang pasang. Kapal warga yang berlabuh di muara itu rusak dan hilang terseret banjir hingga ke laut.

"Kapal itu berlabuh di muara. Tiga kapal rusak, empat hilang," ungkap Kapolsek Lambaleda Ipda Aris Ahmad. *** detik.com

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama