Dilansir dalam
artikelnya Science and Religion (2014),
Daniel Dennett mengkaji hubungan antara pengetahuan ilmiah dan keyakinan agama.
Pendapatnya mengemukakan bahwa agama ialah subjek yang sangat penting dan
berpengaruh dalam urusan manusia (termasuk etika, politik, budaya, dan perilaku
sosial), dan bahwa studi ilmiah tentang agama diperlukan untuk memahaminya
sepenuhnya.
Ia menganggap anggapan
bahwa sains dan agama memliki konflik yang melekat dan berpendapat bahwa
keduanya dapat hidup berdampingan dengan cara yang bermakna. Sains dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang dunia fisik, sedangkan agama dapat
digunakan untuk menjelaskan pertanyaan tentang moralitas dan makna.
Ia juga membahas
potensi sains untuk memberikan bukti keyakinan agama, dan potensi agama untuk
menginformasikan pemahaman kita tentang fakta ilmiah. Ia berpendapat bahwa
keduanya dapat dilihat sebagai kekuatan yang saling melengkapi, bukan sebagai
kekuatan yang bersaing.
Dennett mengakui
pengaruh buku Hume The Natural History of
Religion terhadap karyanya. Dua pertanyaan yang paling penting mengenai
agama, sebagaimana ditekankan oleh Hume, adalah mengenai landasannya dalam akal
dan asal usulnya dalam sifat manusia.
Dennett mengklaim bahwa
agama adalah fenomena manusia, berbeda dengan kesalahpahaman umum yang
menganggap agama bersifat supernatural. Hal ini dapat dilihat terdiri dari
pola, sistem, peristiwa dan organisme tertentu. Hal-hal ini berfungsi sesuai
hukum biologi atau fisika, dan tidak bersifat ajaib. Oleh karena itu, agama
dapat (dan seharusnya) menjadi sasaran penelitian ilmiah.
Ia kemudian menekankan
bagaimana bahkan orang-orang yang percaya pada mukjizat dalam agama sebaiknya
menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan agama (dan jika sains gagal
menjelaskan peristiwa-peristiwa tertentu, klaim mereka sebagai mukjizat dapat
diperkuat). Ia mengemukakan bahwa, dengan mengingat hal-hal tersebut di atas,
tidak seorang pun umat beragama boleh menolak pemeriksaan ilmiah terhadap agama
(untuk menjelaskan sebagai fenomena alam) karena hal itu hanya akan menimbulkan
kecurigaan tentang kurangnya keyakinan akan landasan supranaturalnya mereka.
Dannett menjelaskan
bagamaina asumsinya bahwa agama bersifat alamiah tidak mempunyai implikasi
terhadap nilainya bagi kemanusiaan. Ilmu pengetahuan alam mencakup berbagai hal
– mulai dari musik, obat-obatan, hingga kota (dan pada dasarnya segala sesuatu
yang ada di dunia).
Tujuan utama Dennet
sebenarnya untuk mengomentari dan mengkritik argumen-argumen yang mendukung
keberadaan Tuhan, tetapi pada dasarnya hanya untuk berspekulasi tentang inti
dari agama – apa itu agama, dan bagaimana agama menjadi bagian penting dari
sebagian besar populasi manusia.