Kenali Secercah Argumen Sains dan Agama dalam Perspektif Daniel C. Dennett

Kenali Secercah Argumen Sains dan Agama dalam Perspektif Daniel C. Dennett



Suara Numbei News - Daniel Clement Dennet ialah seorang filsuf Amerika, professor di Universitas Tufts. Ia mengkhususkan diri dalam penelitian filsafat ilmu pengetahuan, filsafat pikiran dan filsafat biologi. Ia telah menulis sejumlah buku, yang paling terkenal adalah – Breaking the Spell: Religion as a Natural Phenomenon (2006), Darwin's Dangerous Idea: Evolution and the Meanings of Life (1995) dan Consciousness Explained (1991).

Dilansir dalam artikelnya Science and Religion (2014), Daniel Dennett mengkaji hubungan antara pengetahuan ilmiah dan keyakinan agama. Pendapatnya mengemukakan bahwa agama ialah subjek yang sangat penting dan berpengaruh dalam urusan manusia (termasuk etika, politik, budaya, dan perilaku sosial), dan bahwa studi ilmiah tentang agama diperlukan untuk memahaminya sepenuhnya.

Ia menganggap anggapan bahwa sains dan agama memliki konflik yang melekat dan berpendapat bahwa keduanya dapat hidup berdampingan dengan cara yang bermakna. Sains dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang dunia fisik, sedangkan agama dapat digunakan untuk menjelaskan pertanyaan tentang moralitas dan makna.

Ia juga membahas potensi sains untuk memberikan bukti keyakinan agama, dan potensi agama untuk menginformasikan pemahaman kita tentang fakta ilmiah. Ia berpendapat bahwa keduanya dapat dilihat sebagai kekuatan yang saling melengkapi, bukan sebagai kekuatan yang bersaing.

Dennett mengakui pengaruh buku Hume The Natural History of Religion terhadap karyanya. Dua pertanyaan yang paling penting mengenai agama, sebagaimana ditekankan oleh Hume, adalah mengenai landasannya dalam akal dan asal usulnya dalam sifat manusia.

Dennett mengklaim bahwa agama adalah fenomena manusia, berbeda dengan kesalahpahaman umum yang menganggap agama bersifat supernatural. Hal ini dapat dilihat terdiri dari pola, sistem, peristiwa dan organisme tertentu. Hal-hal ini berfungsi sesuai hukum biologi atau fisika, dan tidak bersifat ajaib. Oleh karena itu, agama dapat (dan seharusnya) menjadi sasaran penelitian ilmiah.

Ia kemudian menekankan bagaimana bahkan orang-orang yang percaya pada mukjizat dalam agama sebaiknya menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan agama (dan jika sains gagal menjelaskan peristiwa-peristiwa tertentu, klaim mereka sebagai mukjizat dapat diperkuat). Ia mengemukakan bahwa, dengan mengingat hal-hal tersebut di atas, tidak seorang pun umat beragama boleh menolak pemeriksaan ilmiah terhadap agama (untuk menjelaskan sebagai fenomena alam) karena hal itu hanya akan menimbulkan kecurigaan tentang kurangnya keyakinan akan landasan supranaturalnya mereka.

Dannett menjelaskan bagamaina asumsinya bahwa agama bersifat alamiah tidak mempunyai implikasi terhadap nilainya bagi kemanusiaan. Ilmu pengetahuan alam mencakup berbagai hal – mulai dari musik, obat-obatan, hingga kota (dan pada dasarnya segala sesuatu yang ada di dunia).

Tujuan utama Dennet sebenarnya untuk mengomentari dan mengkritik argumen-argumen yang mendukung keberadaan Tuhan, tetapi pada dasarnya hanya untuk berspekulasi tentang inti dari agama – apa itu agama, dan bagaimana agama menjadi bagian penting dari sebagian besar populasi manusia.

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama