Lagi-lagi Tanggul Belum Diperbaiki, Sungai Benenai Meluap, Ratusan Rumah Warga di Kabupaten Malaka NTT Terendam Banjir

Lagi-lagi Tanggul Belum Diperbaiki, Sungai Benenai Meluap, Ratusan Rumah Warga di Kabupaten Malaka NTT Terendam Banjir

Warga Malaka turun ke jalan akibat rumah mereka terendam banjir dari luapan SUngai Benenai. (victorynews.id/Wilfrid Wedi)


Suara Numbei News - Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 13.00 Wita membuat Sungai Benenai di Kabupaten Malaka, NTT meluap.

Akibat luapan Sungai Benenai itu, ratusan rumah warga yang ada di Desa Fafoe, Desa Sikun, dan Desa Oanmane, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka terendam banjir.

Salah satu warga Dusun Fukalaran, Desa Fafoe, Kecamatan Malaka Barat Aleksander Seran mengungkapkan, air yng meluap dari Sungai benenai merendam ratusan rumah dan perkebunan warga terjadi pada Senin (11/3/2024) sekitar pukul 01.30 Wita.

Luapan Sungai Benenai itu dengan kedalaman dengan kedalaman satu meter lebih mencapai pinggang orang dewasa.

Menurutnya, luapan Sungai Benenai itu terjadi karena tanggul yang jebol akibat seroja tahun 2021 lalu belum diperbaiki.

Rumah salah satu warga Kabupaten Malaka yang terendam banjir akibat luapan Sungai Benenai. (victorynews.id/Wilfrid Wedi)


"Persoalan tanggul ini sudah diusulkan ke Pemerintah Kabupaten Malaka untuk diperbaiki, tapi waktu itu mereka hanya datang ukur-ukur saja. Setelah itu tidak ada tindaklanjut untuk menutup tanggul yang jebol akibat seroja tahun 2021 lalu, " ungkapnya.

Menurutnya, warga sekitar sudah tidak merasa asing ketika hujan turun dengan kapasitas tinggi dan terjadi banjir.

"Kenapa ini terjadi? Karena salah satu faktor itu adalah tanggul yang jebol di Dusun Fukalaran, Desa Fafoe sampai dengan saat ini belum diperbaiki. Kalau sudah diatasi oleh pemerintah maka masyarakat sekitar sini tidak akan teriak lagi dengan banjir," tuturnya.

Da mengakui pula, bahwa ketika banjir, yang pemerintah bawa bukan solusi, tetapi yang muncul mie instan 2 bungkus, beras 2 kilogram dan telur ayam 2 butir yang sudah diisi di dalam kantong.

"Setelah, itu mereka pergi pantau lalu pulang tanpa meninggalkan solusi, " ungkapnya lagi.

Yohana Luruk, warga Dusun Katara, Desa Fafoe menuturkan banjir itu merusak kebun jagung, pisang, padi serta tanaman lainnya.

"Kalau tanaman di lahan kami rusak, kami mau makan apa, apalagi harga beras juga naik, kami mau beli beras pakai apa? Berharap satu dua sisir pisang satu ikat jagung untuk kami jual di pasar tapi semuanya sudah tersapu banjir, lalu kami mau beli beras pakai apa?" ungkap Yohana dengasembari berharap pemerintah mendengar jeritan hati masyarakat.

Pantauan victorynews.id, Senin (11/3/2024)ratusan warga dari 3 Desa itu turun ke jalan sembari menyaksikan rumah dan perkebunan mereka terendam banjir.

Sementara air yang menutup ruas jalan yang menghubungkan 3 Desa itu sudah mulai surut.

Sejauh ini belum ada korban jiwa dan belum ada warga yang mengugnsi karena kondisi masih dalam keadaan aman kendati rumah masih terendam banjir.

Sementara dari pihak pemerintah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka belum turun ke lokasi untuk mengambil data terkait kerusakan rumah dan perkebunan warga akibat banjir semalam.*** victorynews.id

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama