Beberkan Kronologis Dugaan Skandal yang Menimpannya, Romo Agustinus: Hanya kepada Saya Diberikan Minuman Energen oleh.. (Kolase Foto: Obor Timur) |
Dalam klarifikasi
resminya, Romo Agustinus menyampaikan penyesalannya kepada Yang Mulia Bapak
Uskup Ruteng, Vikep Borong, para imam, keluarga, dan umat Paroki Kisol.
Ia mengucapkan
permintaan maaf dan menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan ini
dengan baik dan memohon doa serta dukungan dari semua pihak agar dia dapat
kembali bertugas dengan baik.
Keterbukaan dan
kerendahan hati dalam mengakui kesalahan merupakan langkah awal yang penting
dalam proses memperbaiki kesalahan dan memulihkan kepercayaan masyarakat.
Diharapkan, melalui
langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kesalahan dan meminta maaf
secara terbuka, Romo Agustinus dapat mengambil tanggung jawab atas peristiwa
tersebut dan melanjutkan tugasnya sebagai seorang pastor dengan integritas dan
kepercayaan yang telah terbina sebelumnya.
"Dengan tulus hati
saya meminta maaf kepada Yang Mulia Bapak Uskup Ruteng, Vikep Borong dan Para
Imam, keluarga-keluarga saya, umat paroki St. Yosef Kisol, serta seluruh umat
yang terganggu karena peristiwa ini. Saya sangat memohon doa dan dukungannya
agar persoalan ini cepat terselesaikan dengan baik sehingga saya bisa bertugas
kembali," ungkap Romo Agustinus dalam klarifikasinya yang diterima media
ini, Jumat, [26/4/2024].
Romo Agustinus kemudian
menjelaskan peristiwa yang menimpanya pada tanggal 23 April 2024.
Kronologis menurut
Romo Agustinus
Menurut Romo Agustinus,
hubungannya dengan keluarga Bapak Tinus sangat baik, bahkan mereka sering
saling berkunjung.
"Semenjak saya
bertugas di Paroki St. Yosef Kisol [pertengahan tahun 2022], saya memiliki
hubungan yang sangat baik dengan keluarga Bapak Tinus [biasa disapa Bapa Sindi]
layaknya keluarga sendiri. Kedekatan hubungan ini ditandai dengan: mereka
sekeluarga sering mengunjungi saya di pastoran dan sebaliknya saya bersama
semua anggota pastoran [karyawan/i] mengunjungi mereka di rumahnya.
Dalam urusan keluarga
saya di Lengko Elar [kampung saya], mereka sering hadir dan mengambil bagian.
Bahkan mereka menitipkan anak mereka [Enu Itin=anak dari adik Bapak Tinus/Bapa
Sindi] di pastoran untuk bantu-bantu dalam urusan rumah tangga pastoran. Jadi,
saya merasa keluarga bapak Tinus adalah bagian dari keluarga saya", kisah
Romo Agustinus.
Pada hari tersebut,
kata sang Pastor lebih lanjut, sekitar pukul 17.30 WITA, Romo Agustinus dan
Bapak Tinus sepakat untuk makan malam bersama di rumah Bapak Tinus. Sekitar
pukul 20.00 WITA, Romo Agustinus bersama anggota pastoran berangkat ke rumah
Bapak Tinus.
Saat tiba di rumah
tersebut sekitar pukul 20.30 WITA, mereka disuguhi minuman kopi, tetapi hanya
Romo Agustinus yang diberikan minuman energen oleh istri Bapak Tinus. Kemudian
mereka makan malam bersama.
"Sekitar pukul
20.30 WITA kami disuguhi minuman kopi dan hanya kepada saya diberikan minuman
energen. Yang mengantar minuman oleh Enu Hermin/Mama Sindi. Dan setelah itu
kami langsung makan bersama," ungkap Romo Agustinus dalam keterangannya.
Ia menceritrakan,
setelah makan malam, sekitar pukul 21.30 WITA, mereka bermain kartu sambil
bercengkrama.
Kemudian, Romo
Agustinus meminta anggota pastoran yang sudah tidur untuk bersiap pulang
sekitar pukul 01.00 WITA, tetapi mereka ditahan untuk menginap oleh Bapak dan
Mama Sindi.
"Karena sudah larut
malam, sekitar pulul 01.00 WITA [dini hari], saya meminta anggota pastoran [Enu
Melin, Safe] yang sementara tidur untuk dibangunkan dan siap-siap kembali ke
Pastoran. Sedangkan Enu Itin bertahan di rumah", katanya.
Akan tetapi kata Romo
Agustinus lebih lanjut, Mama Sindi mengatakan bahwa mereka sudah tidur lelap.
Lalu Romo Agustinus sendiri mangatakan "biar saya dan adik Kristo pulang
duluan", tetapi Bapak Sindi dan Mama Sindi menahan mereka semua untuk
nginap karena sudah larut malam.
"Kami pun
mengiakan ajakan mereka. Bapak Sindi menuntun saya ke kamar tidur yang ternyata
sudah mereka siapakan. Sedangkan adik Kristo dan Bapak Sindi berbaring/tidur di
tempat tidur yang letakanya di depan kamar tidur untuk saya. Mama Sindi tidur
bersama anak-anak perempaunnya dan Enu Melin. Karena kelelahan [karena
aktivitas sepanjang hari di pastoran], saya langsung tertidur lelap dalam kamar
dengan kondisi pintu terbuka hanya ditutupi kain tirai", bebernya.
Ketika sedang tertidur
di kamar yang telah disiapkan, sekitar pukul 02.00 WITA, Romo Agustinus
terbangun oleh teriakan dan makian dari Bapak Sindi yang mengancam menggunakan
parang.
Dalam keadaan kaget,
Romo Agustinus melihat Mama Sindi juga berada di dalam kamar dan berlari
keluar.
"Dan saat itu saya
melihat Mama Sindi juga ada di dalam kamar dengan kondisi berbusana lengkap,
dan tiba tiba dia lari ke luar. Dan masih dalam keadaan shok, saya berusaha
menenangkan Bapak Sindi. Saat itu saya masih dalam keadaan berpakaian lengkap,
ditambah kain selimut dan bangun mendekati Bapak Sindi.
Karena teriakan keras
Bapak Sindi berupa makian-makian dan ancaman untuk membunuh, sehingga
mengakhibatkan semua orang dalam rumah ikut bangun dan ikut panik. Supaya tidak
terjadi keributan besar, saya dan semua anggota pastoran segera meninggalkan
rumah itu dan balik ke pastoran. Kami pun pulan ke pastoran [tanpa enu
Itin/anak dari adiknya Bapak Sindi]," ujarnya.
Karena situasi semakin
tegang, Romo Agustinus bersama anggota pastoran segera meninggalkan rumah
tersebut dan kembali ke pastoran. Di tengah perjalanan pulang, Mama Sindi
menghubunginya untuk meminta dijemput karena dalam kondisi menangis dan takut.
Romo Agustinus pun
menjemput Mama Sindi dan kembali ke pastoran untuk keselamatan diri.
"Karena teriakan
keras Bapak Sindi berupa makian-makian dan ancaman untuk membunuh, sehingga
mengakhibatkan semua orang dalam rumah ikut bangun dan ikut panik. Supaya tidak
terjadi keributan besar, saya dan semua anggota pastoran segera meninggalkan
rumah itu dan balik ke pastoran", ungkapnya.
"Kami pun pulang
ke pastoran [tanpa enu Itin/anak dari adiknya Bapak Sindi]. Dalam perjalan
pulang, persisnya di kampung Munde, saya tiba-tiba dihubungi Mama Sindi [dia
dalam keadaan menangis dan ketakutan] untuk minta bantuan dijemput. Atas
permintaan Mama Sindi dan demi keselamatannya, saya bersama anggota pastoran,
kami kembali menjemput dia di pertengahan jalan [agak jauh dari rumahnya]. Lalu
kami bersama-sama dalam satu mobil menuju pastoran," ujarnya.
Dikatakan Romo
Agustinus, keesokan harinya, ia pun meninggalkan pastoran bersama anggota
pastoran lainnya, sedangkan Mama Sindi tetap berada di sekitar kota Borong.
"Demi keselamatan
diri saya dengan karyawan, maka tepat pukul 08.00 WITA [Rabu, 24 April 2024],
saya, adik Kristo dan Safe meninggalkan pastoran dan ke luar dari kota
Borong," tutupnya.*** obortimur.com