PAHLAWAN NASIONAL – IH Doko merupakan salah satu pahlawan Indonesia. Perannya di jaman perjuangan membuat namanya senantiasa harum sebagai pahlawan kebanggaan Indonesia. |
Di zaman perjuangan
dulu, IH Doko dikenal
dengan sebutan ayam jantan dari Timur. Sapaan ini mencuat lantaran kegigihan
dan keteguhan dalam memperjuangkan aspirasi kemerdekaan rakyat di masa itu.
Dari berbagai literatur
yang didapat, terungkap bahwa Izaak Huru Doko terlibat
dalam 6 kegiatan/aktivitas yang mengarah pada perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia sebelum
proklamasi 17 Agustus 1945.
Integritasnya dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia demikian besar. Lantaran keikutsertaan
dalam pelbagai kegiatan selalu ia lakukan baik semasa perjuangan maupun setelah
Indonesia Merdeka.
IH Doko diketahui
menggeluti 23 jenis kegiatan yang berbasis mempertahankan kemerdekaan RI.
Makanya jasa-jasanya terhadap kemerdekaan bangsa ini, sangat luar biasa bagi
bangsa dan negara.
Dalam perjuangannya
tersebut, IH Doko sudah mengisi posisi dalam jajaran
pemerintahan sejak Indonesia masih berbentuk federal.
Pada November 1947,
misalnya, IH Doko telah menjadi anggota parlemen
Negara Indonesia Timur atau yang dikenal dengan NIT. Pada Desember 1947 – Maret
1950 IH Doko juga
terpilih sebagai Menteri Muda Penerangan.
Atas jabatan yang
diemban itulah, sehingga IH Doko sering
bertindak sebagai Wakil Perdana Menteri dalam Kabinet NIT ke-4 di lingkungan
RIS.
Di tengah pelbagai
kesibukannya sebagai pejabat di negara bagian, IH Doko tak
pernah berjuang bersama saudara sebagansanya di daerah lain, khususnya daerah
Timur.
Atas pelbagai jasanya
itulah hingga akhirnya IH Doko, salah satu putra terbaik NTT asal
Kabupaten Sabu Raijua ditetapkan sebagai Pahlawan.
Selain IH Doko,
ada juga beberapa nama lain yang saat ini telah dipatrikan sebagai pahlawan
Indonesia asal NTT, yakni Prof. Dr. Ir. Herman Johannes dan Wilhemus Zakaria Johan
Kalau Herman Johannes dikenal
sebagai cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, serta gerilyawan yang
berasal dari Nusa Tenggara Timur. Beliau
banyak mengabdikan diri dan ilmunya untuk kebutuhan rakyat kecil.
Pengetahuannya pada
bidang fisika dan kimia dimanfaatkan untuk merakit senjata api, antara lain
granat. Dalam kabinet Natsir, ia pernah mewakili Persatuan Indonesia Raya (PIR)
yang juga didirikan pada tahun 1948.
Selain itu, ia juga
seorang ahli dalam bidang ketenagaan, awal mulanya pada tenaga atom, kemudian
energi secara general. Khusus mengenai tenaga atom, Prof. Dr. Ir. Herman Johannes dua
kali mengikuti konferensi internasional sebagai anggota delegasi Indonesia,
yaitu di Jenewa tahun 1955 dan Tokyo tahun 1957. Ia juga menemukan bahwa
ilalang bisa dijadikan alternatif pengganti bensin.
Dedikasinya pada dunia
pendidikan di Indonesia tidak hanya berhenti di sana, pada tahun 1972-1978 ia
menjadi anggota Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. Ia juga pernah menjadi
Rektor Universitas Gadjah Mada ke-2 dan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia ke-7
Wilhemus Zakaria Johan
Wilhelmus Zakaria
Johannes lahir pada tahun 1895 di Termanu, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Ia
merupakan pahlawan nasional pada bidang pendidikan dan pejuang Pergerakan
Nasional. Ia juga merupakan ahli rontgen pertama Indonesia dan merupakan
pelopor Medis bidang radiologi.
Wilhelmus Zakaria
Johannes adalah salah satu yang turut mendirikan Badan Persiapan Persatuan
Kristen (BPPK), yang dikenal dengan Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan
juga pernah menjadi Ketua Partai Kristen Nasional (PKN).
Ia membentuk organisasi
perjuangan yaitu Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (GRISK) untuk
mempertahankan Kemerdekaan RI.
Sayangnya, pada tahun
1952 ia berangkat keluar negeri selama lima bulan, dalam kondisi kurang sehat
dan menderita penyakit jantung.
Ia berangkat untuk
mengabdi sebagai perwakilan Indonesia di Rumah Sakit Bronovo di Den
Haag, Belanda. Namun, belum lama bertugas, ia mendapatkan serangan jantung, dan
menghembuskan napas terakhirnya pada 4 September 1952. (*)