Misa Leva di Lamalera: Pastor memberkati laut Lalera yang menjadi arena perburuan ikan paus oleh warga. |
Perburuan mamalia laut
terbesar ini sudah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun,
tepatnya abad ke-17.
Mulanya, tradisi ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para nelayan. Dikutip dari
laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, masyarakat Lamalera awalnya merupakan
keturunan para pelaut yang tiba dari Sulawesi bagian selatan lebih dari 500
tahun lalu.
Perburuan paus yang
dalam bahasa setempat dikenal dengan Baleo.
Baleo menjadi gambaran
kearifan lokal para nelayan Lamalera yang tangguh, pemberani,
dan pantang menyerah.
Mengutip laporan
jurnalis Maria Elevenssa Kara untuk rri.go.id, "Sebelum perburuan
paus dilaksanakan , masyarakat Lamalera bisanya akan melakukan beberapa
rituas adat dan keagamaan yang sampai dengan saat ini masih terus terpelihara
yakni Tobu Nama Fate, Misa Arwah,
Misa Leva dan Tena
Fule."
Demikian disampaikan
Matheus Gilo Bataona Kepada RRI Ende dalam acara bincang budaya.
“ untuk ritual – ritual
lainnya seperti Tobu Nama fate,dan Tena Fule itu sudah dari dulu dari zaman
nenek moyang kami sebelum mereka mengenal agama katolik, sementara Misa
arwah dan Misa Leva itu ada ketika agama katolik masuk ke Lamalera pada
tahun 1886 dan terus dilaksanakan sampai dengan saat ini”.
Misa Leva atau upacara
pemberkatan untuk memulai musim penangkapan paus ini digelar setiap tahun di
awal bulan Mei oleh masyarakat Lamalera, dan pertama kali digelar pada 1
Mei 1886.
Misa Leva yang
merupakan inkulturasi antara gereja dan adat untuk Liturgi setiap tahunnya
ditanggung oleh para nelayan Lamalera
“ Sebelum dilaksanakan
Misa Leva akan dibuat rembuk Kampung dan biasanya diselenggarakan diakhir
bulan April sekitar tanggal 27 atau 28 April. Kemuadian akan dilanjutkan
dengan misa arwah pada tanggal 30 April untuk mengenang arwah nelayan yang
meninggal saat berburu dan pada 1 Mei barulah dibuat Misa Leva”
Misa leva yang digelar dipantai
Lamalera ini merupakan misa khusus memohon berkat salama musim pencarian ikan
paus, sehingga dalam misa leva ini juga akan ada pemberkatan laut, peluncuran
peledang sebagai simbol pembukaan musim leva dan juga pemberkatan semua armada
dan peralatan yang akan digunakan selama perburuan.
Selama Masa Leva
masyarakat Lamalera diminta untuk menjaga keamanan kampung, menjaga ketertiban
dan juga perilaku yang tertuang dalam larangan – larangan adat selama masa leva
berlangsung yakni awal Mei sampai dengan akhir Oktober.
“ Larangan itu biasanya
tidak boleh mengeluarkan kata kasar dan tidak boleh melanggar norma kesopanan
karena kalau dilanggar maka akan berpengaruh pada hasil tangkap nanti, bisa
jadi para nelayan akan pulang dengan tangan kosong”.
Matheus juga
menjelaskan bahwa saat ini warga masyarakat Lamalera sedang mempersiapkan dan
memperbaiki seluruh alat tangkap yang akan digunakan seperti peledang,
tali temali, tempuling, layar dan peralatan lainnya untuk digunakan saat
berburu Paus.
Matheus berpesan
uga mengajak Diaspora Lamalera untuk Kembali ke kampung halaman untuk hadir dan
mengikuti rangkaian upacara sampai dengan Misa Leva yang akan dimulai pada 27
April – 1 Mei 2024. ***