Oase Tikus Berdasi : Sepenggal Catatan Akar Rumput Hijau

Oase Tikus Berdasi : Sepenggal Catatan Akar Rumput Hijau



Suara Numbei News - Siapa yang asing dengan tikus berdasi? Di mana ada manusia, di situ ada slogan berkenaan tentang pemberantasan korupsi. Slogan-slogan itu kokoh, terbarukan, dan memanjakan mata. Saking eloknya, mata manusia dibutakan dari pesan utama yang butuh diapresiasi.

Tak terkecuali di segala sisi kampus yang notabene dapurnya generasi bangsa. Di sepanjang lorong gedung kampus yang menjulang tinggi itu, tersebar pesan istimewa bagi orang-orang muda. Stop korupsi!

Kok bisa, sih, dengan slogan bertebaran bak gundukan pasir, akal keling itu masih mencemari pikiran mahasiswa yang teredukasi? Padahal, otak mereka seharusnya merekam dan mengamalkan ayat luar biasa tersebut. Tiada mendustakannya, bukan?

Sayangnya, tak semudah itu mengkampanyekan kebersihan di tengah bumi yang kumuh. Sejernih-jernihnya tubuh, kalau masuk ke sungai yang tercemar, pasti akan turut keruh.

Bagaimana tidak jorok, segala macam manipulasi telah terfasilitasi dengan apik. Dari sisi edukasi, mahasiswa bisa melakukan improvisasi agar tak tereliminasi. Hal itu bisa dilancarkan melalui beragam aksi, seperti menyontek, titip absen, menyalin tugas teman, dan memberi bingkisan untuk dosen akademisi.

Di sisi lain, tidak ada sanksi yang diberikan bagi mereka yang jelas beraksi. Dosen terpelajar seolah tak acuh dengan kelakuan mahasiswa fiksi yang cuma ada nama dan absen wujud fisik. Yang penting, tugas lengkap dan daftar hadir terisi.

Kedua, gratifikasi. Orang mana yang enggan menerima imbalan ketika melakukan pekerjaan di luar ekspetasi? Bodoh kiranya dia menolak komisi seperti itu. Hal itu bisa menjadi investasi jangka panjang baginya.

Ya, bayar dulu baru kerja! Enggak bayar, enggan benar. Enggak bayar, tunggu sebentar! Beri jalan dulu untuk mereka yang membawa amplop pelancar. Skripsi kamu macet? Begini solusinya!

Pertanyaannya, apakah hal-hal itu mendapat evaluasi? Tidak! Urusan benar atau tidaknya, ya belakangan. Yang terpenting, perut kenyang oleh sesuap nasi.

Seandainya negeri ini ingin bersih dari eksistensi tipu daya, tempat perkembangbiakannya harus dievakuasi terlebih dahulu. Hilangkan pikiran kalau curang sedikit masih bisa diberi toleransi. Itu bukan solusi!

Untuk merestorasi semua itu tidak semudah yang dikira. Kamu pikir, dengan menangkap para bandit tersebut langsung membuat mereka angkat tangan? Mereka yang terkurung itu hanyalah satu dari beribu calon mafia yang penuh potensi.

Sarang mereka banyak. Tikus-tikus itu mudah beranak-pinak. Jika ingin dibasmi, semua harus dihabisi.

Akan tetapi, negeri kita dipenuhi populasi orang-orang baik dan pengasih. Tak jarang, para tikus itu dibebaskan oleh kelakuan baik mereka selama menginap di penjara bintang lima. Angan-angan untuk menjadi negeri bersih korupsi itu pada akhirnya menjadi cerita fiksi belaka.

Begitulah kiranya oase tikus berdasi. Adanya dia membuat utopia hanya sebatas fantasi. Semoga keturunan kita yang ke tujuh bisa merasakan indahnya bumi bebas polusi.



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama