Pecah Kongsi Bupati dan Wakil Bupati di NTT, Dr. Ahmad Atang: Saling Membuka Kelemahan

Pecah Kongsi Bupati dan Wakil Bupati di NTT, Dr. Ahmad Atang: Saling Membuka Kelemahan

Pengamat Politik, Dr. Ahmad Atang. 



Suara Numbei News - Pengamat Politik dari Universitas Muhammadyah Kupang, Dr. Ahmad Atang menganalisis Pecah Kongsi antara bupati dan wakil bupati di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Ahmad Atang, Pecah Kongsi antara bupati dan wakil bupati bukan fenomena baru dalam dinamika politik lokal.

"justru ini menjadi rol model karena keharmonisan hanya diawal kekuasaan namun dalam perjalanan mulai terjadi konflik karena distribusi sumber daya kekuasaan yang tidak merata," kata Ahmad Atang di Kupang, Senin 8 April 2024.

Ia mengatakan, sejarah kekuasaan lokal di NTT sejak demokrasi partisipatif dipraktikkan adalah sejarah tentang konflik kekuasaan antara bupati dan wakil bupati atau pemerintah dengan DPRD.

"Relasi kuasa yang dibangun justru persaingan dan yang berujung pada rivalitas di momentum pilkada. Bupati dan wakil bupati berdiri di dua kutub yang berbeda untuk saling bersaing memperebutkan kekuasaan," tandasnya.

Fenomena ini, lanjut Ahmad Atang, terlihat jelas pada Pilkada 2O24, yang menghadirkan pertarungan antara bupati dan wakil bupati.

Dengan demikian, massa yang sebelumnya mendukung harus terpecah karena masing-masing kandidat maju sehingga akan terjadi polarisasi dukungan antara bupati dan wakil bupati.

Dikatakannya, godaan berkuasa mengalahkan akal sehat sehingga konflik seringkali diciptakan untuk menarik dukungan publik. Maka sudah dapat dipastikan bahwa keduanya saling membuka kelemahan ke ruang publik.

"Jika ini yang terjadi, maka dinamika politik lokal tidak cukup kuat dalam membangun politik transformatif tapi lebih membangun politik pragmatisme," ujar Ahmad Atang.

Sebelumnya diberitakan, masa bulan madu kepala daerah dan wakil kepala daerah hanya seumuran jagung. Kini, mempertegas sikap pecah kongsi di penghujung masa jabatan, dan bersiap menjadi rival dalam Pilkada 2024

Setidaknya ada tujuh pasangan bupati dan wakil bupati pecah kongsi, beberapa di antaranya sudah mengakhiri masa jabatan.

Pertama, pasangan Egusem Pieter Tahun dan Army Konay memilih berpisah. Sebelumnya pada Pilkada TTS tahun 2018, Epy Yahun-Army Konay mendulang 69.721 suara.

Keduanya mengalahkan Ampera Seke Selan-Yaan Mazrich Jermias Tanaem (31.908 suara), Obed Naitboho-Alexander Kase (69.179 suara), Johanis Lakapu-Yefta Ambrosius Lodowijk Mella (35.513 suara).

Epy Tahun dan Army Konay menang dan dilantik pada 14 Februari 2019 oleh Gubernur NTT saat itu, Viktor Laiskodat.

Epy Tahun dan Army Konay mengakhiri masa jabatan sebagai Bupati dan Wakil Bupati TTS pada 14 Februari 2024.

Epy Tahun berpisah dengan Army Konay pada Pilkada TTS 2024. “Ya, saya maju lagi sebagai calon Bupati TTS,” kata Epy Tahun kepada media lokal, Kamis (21/3).

Ia mengaku sudah mendapat rekomendasi dari Partai Golkar untuk maju Pilkada TTS. “Saya sudah kantongi SK yang diberikan Partai Golkar,” ujarnya.

Epy Tahun dengan tegas mengatakan, tidak lagi menggandeng Army Konay. “Kali ini saya tidak lagi dengan Pak Army,” tandasnya.

Kedua, pasangan Juandi David dan Eusabius Binsasi juga berpisah.

Hal ini disampaikan Bupati TTU ( Timor Tengah Utara ), Juandi David dan Wakil Bupati TTU, Eusabius Binsasi.

Juandi David menegaskan bahwa dia akan kembali bertarung di Pilkada 2024 tapi tidak bersama Eusabius Binsasi.

Pasalnya Eusabius Binsasi sudah menyatakan kesiapannya menjadi Calon Bupati TTU.

"Dalam dunia politik praktis, lanjutnya, setiap orang mempunyai hak yang sama untuk bersaing dengan bebas memperebutkan sebuah posisi," katanya di Kefamenanu, Rabu (3/4).

Juandi maju Pilkada TTU melalui Partai Golkar. "Saya sudah katakan saya siap bertarung dalam Pilkada 2024 sebagai calon bupati. Saya kader Partai Golkar dan di dalam struktur kepengurusan DPD II Partai Golkar, saya adalah Ketua Dewan Pertimbangan. Saya yakin bahwa saya harus lewat Partai Golkar tidak ada pilihan lain," tandas Juandi David.

Wakil Bupati TTU, Eusabius Binsasi menyatakan siap bertarung di Pilkada TTU sebagai calon bupati. Ketua DPC Partai Gerindra TTU ini mengaku didukung penuh semua PAC dan pengurus DPC Partai Gerindra.

Ia mengakui bahwa, selama ini telah melaksanakan tugas sebagai Wakil Bupati TTU.

Apabila kembali menjadi Calon Wakil Bupati TTU, lanjut Eusabius Binsasi, tidak akan ada progres dalam mewujudkan mimpi besar dirinya dan masyarakat.

Selama menjadi wakil bupati, cukup banyak cita-cita membangun Kabupaten TTU tidak terlaksana dengan baik karena bupati adalah penentu kebijakan di daerah.

"Berbagai hal itu harus dilakukan oleh pimpinan daerah ini. Saya sebagai wakil saya harus tahu diri. Saya tidak bisa berbuat lebih banyak karena saya tahu bahwa masih ada bupati," ujarnya, Rabu (3/4).

Ketiga, Bupati dan Wakil Bupati Malaka, Simon Nahak dan Louise Lucky Taolin alias Kim Taolin juga pecah kongsi.

Kim Taolin maju sebagai Calon Bupati Malaka dari PKB.

"Saya pasti maju sebagai Calon Bupati Malaka karena perintah partai. Isu terkait saya maju Calon Bupati Malaka itu benar," kata Kim Taolin, Jumat (15/3/2024).

Ketua DPC PKB Malaka ini mengatakan, PKB memiliki 3 kursi di DPRD Malaka.

"Sehingga PKB tidak mengusung paket sendiri dan oleh karenanya kita sedang berupaya untuk berkolaborasi dengan partai lainnya yang memiliki kursi setidaknya harus 2 kursi lagi untuk usung satu paket," jelas Kim Taolin.

Mengapa tidak bersama Simon Nahak untuk periode kedua? 

"Ini adalah pilihan politik karena politik selalu berjalan dinamis yakni berubah-ubah. Saya memilih maju sebagai calon bupati karena sekali lagi ini perintah partai yang tidak bisa ditolak," jawab Kim Taolin.

"Tujuan besar maju sendiri pun bukan karena persoalan kekuasaan tapi karena mengenai kesejahteraan rakyat pada umumnya," tambahnya.

Sebelumnya, Simon Nahak menyatakan, siap maju Pilkada Malaka tahun 2024 sebagai Calon Bupati TTU. "Pernyataan sikap saya untuk maju 2 periode pada Pilkada 2024 mendatang tersebut adalah benar," kata Simon Nahak di Betun, Selasa (25/3/2023) lalu.

Menurutnya, pernyataan sikap ini untuk menjawab isu yang beredar bahwa dia tidak maju Pilkada TTU.

"Selain itu, ada desakan dari keluarga kandungnya untuk tetap maju periode kedua pada Pilkada 2024 mendatang. Informasi ini sekaligus menepis isu-isu tidak benar yang ada di luar sana," ucapnya.

Keempat, Bupati Kupang Korinus Masneno dan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe juga pecah kongsi.

Jerry Manafe bakal diusung Partai Golkar sebagai Calon Bupati Kupang pada Pilkada Kabupaten Kupang tahun 2024.

Partai Golkar telah mendeklarasikan Jerry Manafe sebagai Calon Bupati Kupang pada 6 Maret 2024.

Jerry Manafe belum memberikan pernyataan terkait pencalonannya, meski telah beberapa dikonfirmasi wartawan.

Sementara Bupati Kupang Korinus Masneno tidak berkomentar ketika dikonfrontir mengenai pecah kongsi dengan Jerry Manafe.

Ia malah menganggap apa yang dilakukan Partai Golkar dengan menetapkan Jerry Manafe sebagai Calon Bupati Kupang adalah hal yang bagus.

"Saya kira itu hal yang baik juga. Dan, ke depan saya juga akan melihat bagaimana kita akan dapat pintu untuk masuk dan semoga diizinkan masyarakat untuk bersama-sama dalam pesta demokrasi ini," ujarnya.

Korinus Masneno menegaskan bahwa dia akan maju dalam Pilkada Kabupaten Kupang tahun 2024. "Kalau ditanya, saya memang memilik keinginan untuk maju lagi dalam proses pemilihan kepala daerah ini."

Selain empat pasangan petahana di atas, sejumlah pasangan bupati dan wakil bupati di daerah lain juga dikabarkan pecah kongsi. 

Beberapa di antaranya, yakkni Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Kris Praing dan David Melo Wadu.

Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade dan John Lado Bora, serta Bupati dan Wakil Bupati Ende, Ahmad Djafar dan Erik Rede. (*) poskupang.com






 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama