Pastor Yan, bersama
beberapa Wakil Uskup lain menumpangi mobil yang saya bawa. Kami dari Elat
menuju Waur. Dalam perjalanan Pastor Yan sangat senang karna bisa datang lagi
di Kei Besar, setelah sekitar 20- an tahun. Beliau juga mengagumi perkembangan
sarana jalan yang sudah lebih baik.
Di Waur Pastor Yan
menginap di rumah dari Pastor Yos Ruban, MSC. Menurut informasi dari umat, pada
malam itu Pastor Yan merasa badan kurang vit, sehingga Beliau meminta untuk
cari tukang urut. Beliau meminta kalau boleh tukang urut laki-laki, supaya bisa
lebih kuat mengurut (memijat) mengingat badan Pastor Yan besar. Namun tidak
dapat tukang urut laki-laki, sehingga, Pastor Yan tidak jadi diurut. Pada malam
itu saat makan bersama, menurut info dari beberapa umat dan rekan pastor,
Pastor Yan makan agak banyak, termasuk makan daging babi.
Pada esoknya, tanggal
16 April 2024, Pastor Yan mengikuti rapat kuria dan para wakil uskup di lokasi
Goa Maria Ngefuit Atas. Rapat selesai sekitar jam 19.30, dilanjutkan dengan
makan malam. Selesai makan malam, Pastor Yan balik ke rumah, tempat ia
menginap. Menurut informasi dari tuan rumah, katanya malam itu, Pastor Yan
sampaikan bahwa dia makan sedikit saja karna kondisi badannya kurang Vit.
Ketika sampai di rumah,
Pastor Yan cerita sejenak dengan tuan rumah, Beliau pamit untuk masuk kamar.
Tuan rumah sempat buat susuh panas, dan Pastor Yan membawa gelas susu tersebut
ke kamar. Beliau masuk tidur sekitar jam 9 malam.
Pada tengah malam, tuan rumah dengar Pastor Yan batuk-batuk keras. Tuan rumah sempat
bangun dan mengetuk pintu memanggil Pastor Yan, dan Pastor Yan balas menjawab,
tetapi tidak membuka pintu.
Pada pagi harinya,
tuang rumah coba membangunkan Pastor Yan. Mereka memanggil beberapa kali, dan
Pastor Yan menjawab, nanti tidak membuka pintu. Karna sudah panggil
berulang-ulang tidak buka pintu maka tuan rumah memanggil umat lain, Ibu Lin
Farneubun untuk bantu membangunkan Pastor Yan untuk makan pagi dan ke tempat
rapat. Ibu Lin memanggil, beberapa kali dan Pastor Yan menjawab, namun Pastor Yan
tidak juga membuka pintu. Mereka coba menginisyatif membuka pintu namun pintu
terkunci dari dalam. Akhirnya Ibu Lin menghubungi Pastor Yopi, untuk
menyampaikan kondisi Pastor Yan. Karna Pastor Yopi sudah di tempat rapat, maka
Beliau mengontak saya untuk mengecek kondisi Pastor Yan.
Saya dengan Bapa Koster
dan perawat , Ibu Dorce ke rumah tempat menginap Pastor Yan. Ketika sampe di
rumah, saya panggil Pastor Yan. Dipanggil beberapa kali baru Beliau menjawab,
dan saya meminta untuk Pastor Yan membuka pintu kamar. Namun tidak juga dibuka,
saya panggil lagi, Beliau menjawab, tetapi tidak membuka pintu. Akhirnya saya
meminta umat untuk memanjat jendela, dan melihat ke dalam kamar lewat ventilasi
jendela.
Ternyata Pastor Yan
sudah tergeletak di lantai kamar. Akhirnya saya meminta untuk picahkan kaca
jendela untuk buka jendela, dan ada yang masuk untuk buka pintu kamar. Ketika
pintu kamar dibuka saya dan perawat masuk ke kamar untuk mengecek kondisi
Pastor Yan. Perawat tensi, tekanan darahnya 180 / 120, cek kolestrol 201, asam
urat 9,8, gula darah juga tinggi (saya lupa persis angkanya). Akhirnya Ibu
Perawat menelpon pihak puskesmas untuk membawa bulance dan peralatan medis.
Tidak lama kemudian Ambulance sampe dengan beberapa petugas medis dan peralatan
medis. Mereka merawat Pastor Yan, termasuk memberikan infus dan oksigen.
Setelah koordinasi, dengan berbagai pihak, Pastor Yan diantar ke pelabuhan Elat
untuk naik kapal cepat ke Kei Kecil.
Dalam perjalanan ke Kei
Kecil , dengan kapal cepat, Pastor Yan sempat sadar dan bicara, hanya belum
stabil. Pastor Yan diantar ke RS. Hati Kudus Langgur. Setelah dirawat di sana
beberapa jam, Beliau di rujuk ke RSUD Karel Sadsuitubun. Informasi dari Pastor
Jemris, yang ditugaskan untuk mengatar dan menjaga Pastor Yan, selama dirawat
di RSUD, kesadaran Beliau tidak stabil. Ketika sadar dan berbicara, tidak
nyambung, tidak kenal orang di sekitar, dan juga sering berontak. Dari pihak
RSUD menganjurkan untuk rujuk ke Ambon, supaya bisa CT Scan untuk mengetahui
kondisi sakitnya yang lebih alurat. Setelah dikoordinasi dengan pihak maskapai
penerbangan , pihak medis dan juga pihak kapal laut, maka diputuskan nanti
tanggal 26 April baru bisa diantar dengan pesawat ke Ambon.
Pada tanggal 22 April
2024 malam kondisi Pastor Yan mulai drop. Dan pada tanggal 23 April 2024, pkl
21.56 WIT, Pastor Yan menghembuskan napas terakhir.
Selamat jalan Kaka Pastor Yan, semoga berbahagia di Surga. Jadilah pendoa bagi kami. (Hormat
saya, Pastor Pius T) *** keuskupanamboina.org