Kabar dari Vatikan ini muncul setelah pada 8 April, Konferensi Waligereja Indonesia mengumumkan secara resmi rencana kunjungan paus ke Indonesia
Suara Numbei News - Kantor Pers Tahta Suci di Vatikan mengumumkan secara resmi pada 12 April bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi empat negara di Asia pada awal September, termasuk ke Indonesia.
“Paus menerima undangan
dari para Kepala Negara dan otoritas Gereja setempat untuk melakukan Perjalanan
Apostoliknya yang ke-43 ke luar negeri. Paus dijadwalkan meninggalkan Roma pada
2 September dan kembali pada 13 September,” demikian menurut situs resmi
Vatikan, Vaticannews.va.
“Dia melakukan
perjalanan pertama ke Jakarta, ibu kota Indonesia, di mana dia akan mendarat
pada tanggal 3 September dan menetap hingga tanggal 6 September,” tambah situs
itu.
Paus Fransiskus disebut
akan terbang ke timur untuk mengunjungi Port Moresby, ibu kota Papua Nugini,
dan Vanimo pada 6-9 September.
“Perhentian berikutnya
adalah di Dili, ibu kota Timor-Leste, pada 9-11 September,” tulis Vaticannews.va.
Dari sana, paus akan
melakukan perjalanan ke Singapura untuk kunjungan 3 hari pada 11-13 September.
Menurut Kantor Pers
Tahta Suci, program lengkap Perjalanan Apostoliknya akan dipublikasikan di
kemudian hari.
Kabar dari Vatikan ini
muncul setelah pada 8 April, Konferensi Waligereja Indonesia [KWI] mengumumkan
secara resmi rencana kunjungan paus.
Dalam sebuah video,
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo berkata kunjungan ini akan
menjadi kesempatan bagi umat Katolik di Indonesia untuk mendalami dan
mengamalkan pesan-pesan paus.
“Memang kehadiran Paus
Fransiskus secara fisik menjadi sangat penting dan sangat membahagiakan, tetapi
kita berharap bukan hanya kehadiran fisik yang kita perhatikan, tetapi juga pesan-pesan
beliau, pikiran-pikiran beliau yang beliau tulis untuk kemanusiaan,” katanya.
Ia mengatakan,
pesan-pesan itu “mesti juga menjadi perhatian kita dan kita mempunyai niat
untuk mempelajari pesan-pesan itu.”
Ia mengatakan dua pesan
terakhir yang sangat penting dari paus adalah mengenai tanggung jawab umat
manusia untuk menjaga lingkungan hidup – dalam ensiklik Laudato si –
dan dalam ensiklik Fratelli tutti tentang pentingnya menjaga
persaudaraan.
Ia menyebutnya sebagai
gagasan yang sangat cemerlang, “bukan dalam arti hebat-hebat, tetapi menjadi
sangat penting untuk sejarah umat manusia pada zaman kita ini.”
“Semoga kehadiran Paus
Fransiskus secara fisik yang akan datang juga menantang kita, mengundang kita,
mendorong kita, untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan
untuk melaksanakannya,” katanya.
Dalam video itu,
Kardinal Suharyo berbicara bersama Uskup Bandung Mgr. Antonius Bunyamin
Subianto, OSC, yang juga ketua KWI.
Uskup Subianto
mengatakan, KWI sengaja mengumumkan kunjungan paus pada Hari Maria Menerima
Kabar Sukacita tanggal 8 April karena merupakan kabar gembira bagi Indonesia.
KWI juga telah
mengumumkan susunan panitia kunjungan ini, yang diketuai mantan Menteri
Perhubungan, Ignasius Jonan.
Paus Fransiskus pertama
kali menyebutkan kemungkinan melakukan perjalanan ke empat negara tersebut pada
Desember 2023.
Dalam sebuah wawancara
dengan stasiun televisi Meksiko N+, dia berkata bahwa dia berharap bisa
melakukan perjalanan ke Asia pada bulan Agustus dan ke negara asalnya,
Argentina, pada akhir tahun ini.
Kemudian, pada Januari
2024, Paus mengatakan kepada pewawancara surat kabar Italia La
Stampa bahwa dia akan mengunjungi Timor-Leste, Papua Nugini, dan
Indonesia.
Presiden Joko Widodo
sebelumnya mengundang paus pada 2022 dalam sebuah surat resmi.
Indonesia adalah negara
berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, dan umat Katolik berjumlah
lebih dari 8 juta jiwa, atau 3,1 persen dari populasi.
Sementara di Papua
Nugini, sekitar 32 persen penduduk beragama Katolik, berjumlah sekitar 2 juta
jiwa.
Timor-Leste mayoritas
beragama Katolik, dengan populasi sekitar 96 persen, dan berjumlah lebih dari 1
juta orang.
Sekitar 395.000 umat
Katolik tinggal di Singapura, mewakili sekitar 3 persen populasi.