Dari mesin jahit tersebut Ibu Mina (sapaan.red)
bisa mendapatkan rupiah. Untuk harga yang ditawarkanpun relatif murah karena ia
menyesuaikan harganya dari kualitas bahan yang dipakai untuk membuat pakaian
tersebut.
Segala jenis pakaian
perempuan dan laki-laki dapat ditangani sesuai pesanan. Mulai dari baju,
celana, kain adat, tas Rompi, dan lainnya. Kualitas hasil jahitan yang di
produksi Ibu Mina juga sangat bagus dan rapi, tak heran jika kini usahanya
menjadi sukses dan dikenal oleh masyarakat, sehingga banyak orang yang menemuinya
untuk menjahit.
Diketahui, Ibu Mina
mulai bekerja sebagai penjahit sejak tahun 1997 hingga saat ini. Pada tahun
1996, dia mengikuti kursus keterampilan menjahit di Desa T’Eba, Kec. Biboki
Tanpah, Kabupaten TTU. Pada tahun 1998, dia juga mengikuti pelatihan bungkus
kancing dan pembuatan lubang kancing cincin di Surabaya. Sehingga ia sangat
mahir dalam menjahit. Ibu Mina memiliki 4 mesin jahit, 1 mesin obras, 1 mesin
neci, dan 1 mesin pres kancing.
“Hidup saya sangat baik
dan aman, karena dengan menjahit ini, saya sudah rasa hidup baik dan nyaman dan
bisa hidup sendiri karena penghasilannya bagus,” ujar Mina, pada Minggu
(12/5/2024).
Lebih lanjut, Mina
mengatakan Di rumah kami ini, banyak orang yang berkunjung dan banyak yang
berminat untuk menjahit di tempat penjahitan saya sendiri.
“Selama beberapa tahun
ini, sudah banyak yang selalu datang untuk jahit dipenjahitan saya ini,”
katanya.
Terkait pekerjaan saya
ini, kata Mina, saya sudah pernah ikut bergabung di satu instansi di Kabupaten
TTU, dan ikut Bimbingan teknis dari kain tenun dan souvenir dari kulit di
kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten TTU.
“Saya berharap yang
belum pernah berkunjung di kediaman saya untuk menjahit, segera berkunjung.
Harga bersahabat, bagus jahitannya, dan puas pemakaiannya,” harapnya.
“Saya rencana untuk
membuka kursus terkait penjahitan ini. Jadi siapa yang ingin ikut nanti boleh
bertemu saya karena pengalaman saya cukup matang,” tutupnya. *** Viral NTT