Sadis Simak Kronologi Oknum Kepsek di TTU Nyaris Perkosa Ibu Guru. Dianiaya, Pakaian Dinas Dirabik, Diancam Dibunuh, Siswa Dikunci Dalam Kelas

Sadis Simak Kronologi Oknum Kepsek di TTU Nyaris Perkosa Ibu Guru. Dianiaya, Pakaian Dinas Dirabik, Diancam Dibunuh, Siswa Dikunci Dalam Kelas

Pakaian dinas korban kekerasan seksual yang ditarik hingga terlepas beberapa kancing (Jude Lorenzo Taolin)


Suara Numbei News - Delfrianus Soko Banae,  Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Negeri Buta', Desa Ainiut Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) telah dilaporkan korban dugaan tindak kekerasan seksual, EL ke Mapolres TTU pada Selasa, 14 Mei 2024.

EL merupakan guru yang mengabdi pada sekolah yang dikepalai Delfrianus.

Tindak kekerasan seksual yang menimpa EL pun, diduga sudah direncanakan sebelumnya oleh sang Kepsek.

Berikut kronologi lengkap tindak kekerasan seksual yang dikisahkan korban, EL.

Pada Selasa, 14 Mei 2024 korban tiba di sekolah sekitar jam 08.00 wita.
Kantor yang biasanya tidak tertutup hari itu  terkunci rapat.  Beberapa kelas juga terkunci tapi tidak ada guru yang mengajar, para siswa yang berada dalam ruang kelas I, II, III, IV  dikunci dari luar oleh sang Kepsek. Sementara masing - masing wali kelas sedang berada di Gugus memeriksa hasil ujian siswa kelas VI.

"Yang terbuka hanya ruang kelas V, tetapi di sana ada siswa kelas IV mengikuti pembinaan  Sambut Baru dengan dibimbing seorang guru", kata korban.

Korban menyimpan tas di tangga depan salah satu ruangan dan langsung ke kamar mandi. Pulang dari kamar mandi, korban melihat ruangan kelas I tertutup tapi tidak dikunci, sehingga korban masuk ke sana.

"Di dalam kelas, saya langsung mengambil buku dan menyusun soal ujian, sekitar pukul 10.00 wita, pak Kepala Sekolah masuk.

Dari arah pintu dia langsung bicara minta lembaran siswa kelas VI, katanya mau diantar ke Gugus. Saya mengambil lembaran yang diminta dari dalam tas, kemudian diserahkan ke bapak Kepsek. Setelah terima, dia tidak keluar tapi tetap berdiri di depan saya meminta HP", ungkap korban.

"Ibu tolong kasih HP dulu", kata Kepsek ditirukan korban.

Korban menjawab jika HP nya tidak ada. Pelaku  menyambar kembali dengan nada memaksa meminta HP diikuti ancaman akan membunuh korban.

"Hei ibu, saya bilang tolong kasih HP dulu, kalau tidak kasih saya pergi ambil pisau dan saya bunuh kasih mati lu", sambung Kepsek ditirukan EL sembari tetap menolak memberikan HP.

Pelaku pun langsung berbalik ke pintu hendak keluar dari kelas. Namun tiba - tiba dia kembali ke korban dan meminta HP dengan alasan mau sambung Hotspot.

Saat itu posisi HP ada dalam genggaman tangan korban dan korban mengatup tangan di bagian dada.

Pelaku memaksa memasukan tangannya ke dalam baju bagian dada korban, tapi bukan mengambil HP. Korban  berusaha melawan dengan berusaha mengeluarkan tangan pelaku dari dalam pakaian dinas.

"Dibalik pakaian dinas saya, tangannya bebas memegang bagian tubuh sensitif saya. Saya berusaha mengeluarkan tangannya tapi dia cukup besar apalagi tangannya, saya tidak kuat. Untuk lebih leluasa dia merabik seragam saya hingga beberapa kancing terlepas.
Saat seragam yang saya pakai sudah hampir terlepas dia pindah ke arah belakang saya dan kembali memasukan tangannya ke bagian dada saya. Kalung saya ditarik sampai putus.
Saya sempat berlari keluar, tapi dia hadang saya di pintu. Saya menangis berteriak minta tolong tapi tidak ada satupun orang yang mendengar.
Dia tidak peduli teriakan saya, betis saya ditendangnya berulang kali", beber korban.

"Aduh bapak sudah buat saya seperti apa ini", tanya korban sambil menangis.

Akhirnya korban berhasil melarikan diri keluar kelas dan menuju ruangan yang tertutup namun tidak dikunci. Di sana ada seorang rekan guru, bernama ibu Eti. Korban  meminta tolong pinjamkan peniti dan secara singkat menceritakan ulah Kepsek.

"Pinjam peniti, lihat ini bapak Kepsek sudah merabik baju saya", kata korban.

Belum sempat mendapat pinjaman peniti, dari luar ruangan kelas, si Kepsek terus berteriak menyuruh korban keluar dari kelas.

"Wei, keluar kau dari situ. Anak - anak sementara ikut pembinaan', teriak pelaku.

Korban merasa ketakutan kalau pelaku mengikutinya di dalam kelas. Korban mengambil tas dan langsung pulang. Tapi terus diikuti si Kepsek sampai di jalan raya.

"Dia mengambil kayu dan memuukul berulang kali di betis saya, dia tarik tangan saya seperti binatang mau bawa masuk ke kelas. Sampai di depan perpustakaan, saya duduk di tangga dan menangis.

Dia bicara ke saya akan menceritakan ke ibu Eti bahwa pakaian saya sobek karena tersangkut di ujung meja sampai  kancing terlepas", aku korban.

Saat itu, kata korban pelaku sempat ketakutan dan meminta maaf berulang kali.
Pelaku mencoba melalui  keluarganya juga mengirim pesan WA meminta maaf ke korban, orang tua korban  dan saudara - saudara korban.

Dia juga meminta agar masalah tersebut jangan dilanjutkan.

"Saya minta maaf, masalah ini jangan dilanjutkan lagi", pinta  pelaku.

Setelah meminta maaf, pelaku mengambil motor dan pulang ke rumahnya.

Diduga kasus ini sudah direncanakan sebelumnya, diperkuat dengan beberapa pintu kelas dikunci sang kepsek dari luar meskipun para siswa sedang berada di dalam kelas.

"Guru - guru lainnya sedang periksa ujian kelas VI di gugus.
Pelaku bagikan ke kami masing - masing satu mata pelajaran peserta ujian untuk diperiksa di rumah. Kemudian dia suruh saya datang antar hasil pemeriksaan, saat saya ke sekolah di waktu yang sudah ditentukan Kepala Sekolah, ternyata semua guru sudah ditugaskan keluar oleh Pelaku", kata korban.

Beberapa siswa SD turut membuat pengakuan, menyaksikan perbuatan bejad si Kepsek terhadap guru EL.

'Anak - anak melihat dari kaca jendela, bagaimana korban dianiaya, dipukul dengan kayu dan ditarik. Anak - anak mengaku sangat ketakutan tapi tidak bisa berbuat apa - apa lantaran posisi mereka berada dalam ruangan yang terkunci", jelas salah satu keluarga korban yang mendapat oe jelasan dari beberapa siswa dan siswi.

Informasi lain yang berhasil dihimpun NTTHits.com, beberapa guru di SDN Buta desa Ainiut juga kerap menjadi korban kekerasan verbal sang Kepsek.

"Bapak Kepsek selalu mengeluarkan kata - kata kasar terhadap guru - guru lainnya di depan umum. Bahkan di maki - maki", kata korban.

Salah seorang guru juga mengatakan pembicaraan si Kepsek selalu kasar tanpa menjaga perasaan, tak segan - segan dalam rapat yang dihadiri banyak orang, dia berbicara sambil menunjuk pakai jari diwajah dan mata para guru.

"Kami tidak tahu kenapa, tapi dia pembawaannya emosi tinggi terus setiap hari. Cara dia memanggil para guru juga sangat tidak sopan. Seenaknya memanggil seperti memanggil dan mengusir binatang", sambung guru lainnya.

Dilansir dari NTTHits.com, bangunan Sekolah Dasar Negeri Buta cukup jauh dari pemukiman warga. (*) ntthits.com



 

 

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama