Foto: Sejumlah SPBU di Kabupaten Belu, NTT mengalami kelanggakan BBM jenis solar, Senin (27/5/2024). (Dok Humberto Da Costa Freitas |
"Hampir semua SPBU
di Kabupaten Belu stok solarnya kosong," ujar salah satu warga, Humberto
Da Costa Freitas kepada detikBali, Senin (27/5/2024).
Pria berusia 30 tahun
itu menjelaskan akibat dari kelangkaan solar sejumlah kendaraan roda enam
terpaksa diparkir di area SPBU. Bahkan, kata Humberto, sejumlah SPBU pun
memasang pemberitahuan tentang kehabisan stok solar.
"Ini sudah langka
sejak hari Rabu (22/5/2024). Semua truk dump pada parkir karena tidak ada
BBM," jelas Humberto.
Dia berharap persoalan
tersebut segera diatasi agar roda ekonomi masyarakat Kabupaten Belu tidak
terhambat. Menurutnya, kelangkaan solar bisa ditoleransi jika baru terjadi satu
atau dua hari.
"Pemda Belu dan
Pertamina harus bertanggung jawab mengatasi masalah ini," tegasnya.
Sopir lain, Silvester
Suse, menuturkan dari sekian SPBU, masih ada beberapa yang stok solarnya masih
tersedia. Namun, pengisiannya lebih mengutamakan mobil-mobil proyek.
"Sehingga kami
yang mau isi hanya untuk kebutuhan cari penumpang itu tidak bisa. Jadi kami
maklumi saja kalau tidak kebagian," terang Silvester.
Pria asal Desa
Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, itu menambahkan akibat
dari kelangkaan itu, mobil pikapnya yang masih mengandalkan solar sebagai bahan
bakar terpaksa diparkir untuk sementara waktu.
"Saya sudah cek
selama empat hari ini tapi memang tidak ada stok solar, makanya saya parkir
saja.
Sementara itu, Area
Manager Communication, Relation dan CSR Pertamina Patraniaga Jatimbalinus, Ahad
Rahedi, mengatakan segera mengecek stok solar ke setiap SPBU di Kabupaten Belu.
"Kami segera cek ke SPBU di sana ya," kata Ahad singkat.
Kepala Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) NTT Jusuf A Adoe mengatakan akan berkoordinasi
dengan pertamina terkait kelangkaan itu. Sehingga bisa mengetahui penyebab
kelangkaannya.
"Saya segera hubungi pak Ziko Wahyudi, Sales Manager Area di Kupang, untuk cek distribusinya dan kelangkaan yang terjadi karena itu kewenangan mereka," kata Yusuf. ***